Rabu, 18 Desember 2013

Pidato Wisudawan Terbaik, Memukau tetapi Sekaligus “Menakutkan”

kopi dari blog sebelah

 

Setiap acara wisuda di kampus ITB selalu ada pidato sambutan dari salah seorang wisudawan. Biasanya yang terpilih memberikan pidato sambutan adalah pribadi yang unik, tetapi tidak selalu yang mempunyai IPK terbaik. Sepanjang yang saya pernah ikuti, isi pidatonya kebanyakan tidak terlalu istimewa, paling-paling isinya kenangan memorabilia selama menimba ilmu di kampus ITB, kehidupan mahasiswa selama kuliah, pesan-pesan, dan ucapan terima kasih kepada dosen dan teman-teman civitas academica.
Namun, yang saya tulis dalam posting-an ini bukan pidato wisudawan ITB, tetapi wisudawan SMA di Amerika. Beberapa hari yang lalu saya menerima kiriman surel dari teman di milis dosen yang isinya cuplikan pidato Erica Goldson (siswi SMA) pada acara wisuda di Coxsackie-Athens High School, New York, tahun 2010. Erica Goldson adalah wisudawan yang lulus dengan nilai terbaik pada tahun itu. Isi pidatonya sangat menarik dan menurut saya sangat memukau. Namun, setelah saya membacanya, ada rasa keprihatinan yang muncul (nanti saya jelaskan).Cuplikan pidato ini dikutip dari tulisan di blog berikut: http://pohonbodhi.blogspot.com/2010/09/you-are-either-with-me-or-against-me.html
“Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.
Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini. Saya akan pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang diharapkan kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.
Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja. Pekerja adalah orang yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya. Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat.
Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu. Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?
Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan…….”

Hmmm… setelah membaca pidato wisudawan terbaik tadi, apa kesan anda? Menurut saya pidatonya adalah sebuah ungkapan yang jujur, tetapi menurut saya kejujuran yang “menakutkan”. Menakutkan karena selama sekolah dia hanya mengejar nilai tinggi, tetapi dia meninggalkan kesempatan untuk mengembangkan dirinya dalam bidang lain, seperti hobi, ketrampilan, soft skill, dan lain-lain. Akibatnya, setelah dia lulus dia merasa gamang, merasa takut terjun ke dunia nyata, yaitu masyarakat. Bahkan yang lebih mengenaskan lagi, dia sendiri tidak tahu apa yang dia inginkan di dalam hidup ini.
Saya sering menemukan mahasiswa yang hanya berkutat dengan urusan kuliah semata. Obsesinya adalah memperoleh nilai tinggi untuk semua mata kuliah. Dia tidak tertarik ikut kegiatan kemahasiswaan, baik di himpunan maupun di Unit Kegiatan Mahasiswa. Baginya hanya kuliah, kuliah, dan kuliah. Memang betul dia sangat rajin, selalu mengerjakan PR dan tugas dengan gemilang. Memang akhirnya IPK-nya tinggi, lulus cum-laude pula. Tidak ada yang salah dengan obsesinya mengejar nilai tinggi, sebab semua mahasiswa seharusnya seperti itu, yaitu mengejar nilai terbaik untuk setiap kuliah. Namun, untuk hidup di dunia nyata seorang mahasiswa tidak bisa hanya berbekal nilai kuliah, namun dia juga memerlukan ketrampilan hidup semacam soft skill yang hanya didapatkan dari pengembangan diri dalam bidang non-akademis.
Nah, kalau mahasiswa hanya berat dalam hard skill dan tidak membekali dirinya dengan ketrampilan hidup, bagaimana nanti dia siap menghadapi kehidupan dunia nyata yang memerlukan ketrampilan berkomunikasi, berdiplomasi, hubungan antar personal, dan lain-lain. Menurut saya, ini pulalah yang menjadi kelemahan alumni ITB yang disatu sisi sangat percaya diri dengan keahliannya, namun lemah dalam hubungan antar personal. Itulah makanya saya sering menyemangati dan menyuruh mahasiswa saya ikut kegiatan di Himpunan mahasiswa dan di Unit-Unit Kegiatan, agar mereka tidak menjadi orang yang kaku, namun menjadi orang yang menyenangkan dan disukai oleh lingkungan tempatnya bekerja dan bertempat tinggal. Orang yang terbaik belum tentu menjadi orang tersukses, sukses dalam hidup itu hal yang lain lagi.
Menurut saya, apa yang dirasakan wisudawan terbaik Amerika itu juga merupakan gambaran sistem pendidikan dasar di negara kita. Anak didik hanya ditargetkan mencapai nilai tinggi dalam pelajaran, karena itu sistem kejar nilai tinggi selalu ditekankan oleh guru-guru dan sekolah. Jangan heran lembaga Bimbel tumbuh subur karena murid dan orangtua membutuhkannya agar anak-anak mereka menjadi juara dan terbaik di sekolahnya. Belajar hanya untuk mengejar nilai semata, sementara kreativitas dan soft skill yang penting untuk bekal kehidupan terabaikan. Sistem pendidikan seperti ini membuat anak didik tumbuh menjadi anak “penurut” ketimbang anak kreatif.
Baiklah, pada bagian akhir tulisan ini saya kutipkan teks asli (dalam Bahasa Inggris) Erica Goldson di atas agar kita memahami pidato lengkapnya. Teks asli pidatonya dapat ditemukan di dalam laman web ini: Valedictorian Speaks Out Against Schooling in Graduation Speech .
Valedictorian Speaks Out Against Schooling in Graduation Speech
by Erica Goldson
Here I stand
There is a story of a young, but earnest Zen student who approached his teacher, and asked the Master, “If I work very hard and diligently, how long will it take for me to find Zen? The Master thought about this, then replied, “Ten years.” The student then said, “But what if I work very, very hard and really apply myself to learn fast – How long then?” Replied the Master, “Well, twenty years.” “But, if I really, really work at it, how long then?” asked the student. “Thirty years,” replied the Master. “But, I do not understand,” said the disappointed student. “At each time that I say I will work harder, you say it will take me longer. Why do you say that?” Replied the Master, “When you have one eye on the goal, you only have one eye on the path.”
This is the dilemma I’ve faced within the American education system. We are so focused on a goal, whether it be passing a test, or graduating as first in the class. However, in this way, we do not really learn. We do whatever it takes to achieve our original objective.
Some of you may be thinking, “Well, if you pass a test, or become valedictorian, didn’t you learn something? Well, yes, you learned something, but not all that you could have. Perhaps, you only learned how to memorize names, places, and dates to later on forget in order to clear your mind for the next test. School is not all that it can be. Right now, it is a place for most people to determine that their goal is to get out as soon as possible.
I am now accomplishing that goal. I am graduating. I should look at this as a positive experience, especially being at the top of my class. However, in retrospect, I cannot say that I am any more intelligent than my peers. I can attest that I am only the best at doing what I am told and working the system. Yet, here I stand, and I am supposed to be proud that I have completed this period of indoctrination. I will leave in the fall to go on to the next phase expected of me, in order to receive a paper document that certifies that I am capable of work. But I contend that I am a human being, a thinker, an adventurer – not a worker. A worker is someone who is trapped within repetition – a slave of the system set up before him. But now, I have successfully shown that I was the best slave. I did what I was told to the extreme. While others sat in class and doodled to later become great artists, I sat in class to take notes and become a great test-taker. While others would come to class without their homework done because they were reading about an interest of theirs, I never missed an assignment. While others were creating music and writing lyrics, I decided to do extra credit, even though I never needed it. So, I wonder, why did I even want this position? Sure, I earned it, but what will come of it? When I leave educational institutionalism, will I be successful or forever lost? I have no clue about what I want to do with my life; I have no interests because I saw every subject of study as work, and I excelled at every subject just for the purpose of excelling, not learning. And quite frankly, now I’m scared.
John Taylor Gatto, a retired school teacher and activist critical of compulsory schooling, asserts, “We could encourage the best qualities of youthfulness – curiosity, adventure, resilience, the capacity for surprising insight simply by being more flexible about time, texts, and tests, by introducing kids into truly competent adults, and by giving each student what autonomy he or she needs in order to take a risk every now and then. But we don’t do that.” Between these cinderblock walls, we are all expected to be the same. We are trained to ace every standardized test, and those who deviate and see light through a different lens are worthless to the scheme of public education, and therefore viewed with contempt.
H. L. Mencken wrote in The American Mercury for April 1924 that the aim of public education is not “to fill the young of the species with knowledge and awaken their intelligence. … Nothing could be further from the truth. The aim … is simply to reduce as many individuals as possible to the same safe level, to breed and train a standardized citizenry, to put down dissent and originality. That is its aim in the United States.”
To illustrate this idea, doesn’t it perturb you to learn about the idea of “critical thinking?” Is there really such a thing as “uncritically thinking?” To think is to process information in order to form an opinion. But if we are not critical when processing this information, are we really thinking? Or are we mindlessly accepting other opinions as truth?
This was happening to me, and if it wasn’t for the rare occurrence of an avant-garde tenth grade English teacher, Donna Bryan, who allowed me to open my mind and ask questions before accepting textbook doctrine, I would have been doomed. I am now enlightened, but my mind still feels disabled. I must retrain myself and constantly remember how insane this ostensibly sane place really is.
And now here I am in a world guided by fear, a world suppressing the uniqueness that lies inside each of us, a world where we can either acquiesce to the inhuman nonsense of corporatism and materialism or insist on change. We are not enlivened by an educational system that clandestinely sets us up for jobs that could be automated, for work that need not be done, for enslavement without fervency for meaningful achievement. We have no choices in life when money is our motivational force. Our motivational force ought to be passion, but this is lost from the moment we step into a system that trains us, rather than inspires us.
We are more than robotic bookshelves, conditioned to blurt out facts we were taught in school. We are all very special, every human on this planet is so special, so aren’t we all deserving of something better, of using our minds for innovation, rather than memorization, for creativity, rather than futile activity, for rumination rather than stagnation? We are not here to get a degree, to then get a job, so we can consume industry-approved placation after placation. There is more, and more still.
The saddest part is that the majority of students don’t have the opportunity to reflect as I did. The majority of students are put through the same brainwashing techniques in order to create a complacent labor force working in the interests of large corporations and secretive government, and worst of all, they are completely unaware of it. I will never be able to turn back these 18 years. I can’t run away to another country with an education system meant to enlighten rather than condition. This part of my life is over, and I want to make sure that no other child will have his or her potential suppressed by powers meant to exploit and control. We are human beings. We are thinkers, dreamers, explorers, artists, writers, engineers. We are anything we want to be – but only if we have an educational system that supports us rather than holds us down. A tree can grow, but only if its roots are given a healthy foundation.
For those of you out there that must continue to sit in desks and yield to the authoritarian ideologies of instructors, do not be disheartened. You still have the opportunity to stand up, ask questions, be critical, and create your own perspective. Demand a setting that will provide you with intellectual capabilities that allow you to expand your mind instead of directing it. Demand that you be interested in class. Demand that the excuse, “You have to learn this for the test” is not good enough for you. Education is an excellent tool, if used properly, but focus more on learning rather than getting good grades.
For those of you that work within the system that I am condemning, I do not mean to insult; I intend to motivate. You have the power to change the incompetencies of this system. I know that you did not become a teacher or administrator to see your students bored. You cannot accept the authority of the governing bodies that tell you what to teach, how to teach it, and that you will be punished if you do not comply. Our potential is at stake.
For those of you that are now leaving this establishment, I say, do not forget what went on in these classrooms. Do not abandon those that come after you. We are the new future and we are not going to let tradition stand. We will break down the walls of corruption to let a garden of knowledge grow throughout America. Once educated properly, we will have the power to do anything, and best of all, we will only use that power for good, for we will be cultivated and wise. We will not accept anything at face value. We will ask questions, and we will demand truth.
So, here I stand. I am not standing here as valedictorian by myself. I was molded by my environment, by all of my peers who are sitting here watching me. I couldn’t have accomplished this without all of you. It was all of you who truly made me the person I am today. It was all of you who were my competition, yet my backbone. In that way, we are all valedictorians.
I am now supposed to say farewell to this institution, those who maintain it, and those who stand with me and behind me, but I hope this farewell is more of a “see you later” when we are all working together to rear a pedagogic movement. But first, let’s go get those pieces of paper that tell us that we’re smart enough to do so!
~~~~~~~~~~
Pidato Erica tersebut juga dimuat di blog America dan mendapat tanggapan luas oleh publik di sana. Silakan baca di sini: http://americaviaerica.blogspot.com/2010/07/coxsackie-athens-valedictorian-speech.html
Kalau ingin melihat video pidato Erica di Youtube, klik ini:
atau masuk pada pranala berikut: http://www.youtube.com/watch?v=9M4tdMsg3ts&feature=player_embedded#!

Hobi Salahkan Yahudi, Berakibat Fatal Bagi Muslim!! (Sensitif)

kopi dari blog sebelah
Unikaneh.com -

Moshe Dayan seorang politisi dan pimpinan militer Israel berkata “Ada 3 kelemahan Muslim saat ini;
1. Mereka malas,
2. Mereka tidak mempelajari sejarahnya sendiri,
3. Mereka itu kaum yang spontan dan tak terencana.

Di lain waktu, Moshe Dayan berujar, “Apakah kalian pikir orang Arab akan pernah bisa mengalahkan kalian?” Dia menjawab, “Tidak sampai mereka terlebih dulu belajar bagaimana membuat garis lurus ketika naik bus.” (maksudnya berbaris rapi dan naik bus satu per satu, tidak bergerombolan dan berebutan seperti yang umumnya kita lakukan).

Setelah mengungkap rencana Zionis untuk menduduki Palestina–dipublikasikan pertamakali 50 (lima puluh) tahun sebelum Pendudukan-mantan Menteri Pertahanan Israel Moshe Dayan ditanya dalam sebuah wawancara: “Apakah Anda tidak takut orang-orang Arab akan membaca rencana Anda dan mempersiapkan diri mereka?” Tanggapannya,”Yakinlah, orang-orang Arab adalah bangsa yang tidak membaca, dan jika mereka membaca mereka tidak mengerti, dan jika mereka memahami mereka tidak bertindak.”

DR Raghib As-Sirjani dalam sebuah buku mengutip kalimat seorang Yahudi, “Kita orang Yahudi tidak takut dengan umat Islam, karena umat Islam adalah umat yang tidak gemar membaca”.

Marah dikatakan seperti itu? untuk apa, memang terbukti bahwa Muslim tak suka membaca.

Bagaimana dengan negeri kita Indonesia? ya, lebih kurang sama. negeri yang mayoritasnya beragama Islam dan jumlahnya terbesar di dunia, dengan kata lain kaum yang tidak gemar membaca sebagian besar ada disini. Bermukim ditengah - tengah kita, atau mungkin penulis sendiri.

Terbukti, bahwa masyarakat Indonesia atau kalau boleh disebut Muslim Indonesia adalam kaum yang tak suka membaca!

Inilah beberapa faktanya.

Pertama, Survei prestasi membaca anak Indonesia dalam Progress of International Reading Literacy Study 2011 menempati peringkat 42 dari 45 negara.

Kedua, beradarkan rilis dari beritamaluku.com

1. Indeks kegemaran membaca orang pribumi hanya 0.001. Artinya, dari seribu penduduk Indonesia hanya satu orang yang gemar membaca. Bandingkan dengan Singapura, ada 45 orang gemar membaca dari jumlah survei 100 orang.

2. Waktu membaca per hari di USA dan Jepang, rata - rata jumlahnya 8 jam. Sedangkan Indonesia, hanya 2 jam dalam sehari. Masyarakat kita habis waktunya oleh bergosip, main game bertema kekerasan dan menonton di saluran tak mendidik.

3. Di Negara maju, siswa sekolah menengah wajib khatam membaca sejumlah buku. terutama karya sastra, sebelum menyelesaikan studinya. Misalnya, Perancis dan Belanda 22-23 buku per tahun, Jepang 15 buku per tahun, Malaysia 6 buku per tahun, Thailand 6 buku per tahun, Hindia Belanda(Indonesia) 25 buku per tahun.

Lantas, dengan kondisi seburuk itu Indeks Pembangunan Manusia negeri ini berada di posisi 117 dari 175 negara. Kabarnya, Indonesia akan menjadi kiblat muslim di seluruh dunia! Berkah ataukah Musibah?


JANGAN MENYALAHKAN YAHUDI

Kita bodoh karena kita tak suka membaca, setidaknya itu yang mesti diakui. Tiada guna mengatakan “Yahudi Musuh Islam, mereka jahat, mereka menghancurkan Islam!” Ngomong aja mah gampang, So What? lalu apa upaya Muslim agar tak mudah dibodohi dan dizalimi!!?

Syekh Umar Tilmisani berkata “Jangan sampai kalian hanya bisa melaknat orang zalim, tetapi pikirkanlah bagaimana menghentikan kezalimannya itu?!”

Tidak salah, kalau mereka bisa menghancurkan umat Islam. Sebab mereka dikenal suka melahap buku, oleh karena itu jadi mengetahui sejarah Islam dan peradabannya dan itu modal besar untuk memperdaya bangsa Islam. Umat Islam Indonesia terlalu banyak wacana. Sudah bodoh, omdo pula. Kita cuma bisa nyalahin orang dan nyalahin keadaan, lupa akan koreksi diri.


REAKSINYA HANYA BUNUH DAN BAKAR

Saat kita banyak baca, kita akan bisa menulis dengan baik. Dengan menulis, kita bisa melawan segala fitnah dan pembodohan dari umat dan sekte lain. Melawan dengan cara ilmiah, bukan reaktif atau ancaman.

Ketika kawan saya melakukkan penelitian untuk tesisnya tentang penerbitan buku, Da Vinci Code di Indonesia. Awalnya khawatir akan menyinggung rasa keragaman Katholik, ternyata penerbit memandang umat ini jauh lebih demokratis, terbuka, dan tak bertindak kekerasan dibanding kalangan Islam. Biasanya, bila ada kritik, mereka menanggapinya secara kritis pula. Ini terbukti dengan terbitnya banyak buku dan digelarnya forum-forum diskusi untuk mengkritisi atau mengiringi karya Dan Brown tersebut. Demikian hasil diskusi informal penerbit tersebut dengan anggota Indonesian Conference, Religion, and Peace (ICRP) dari kalangan Kristen/Katolik.


HIJRAH DENGAN MEMBACA

Marilah kita buat perubahan Islam dengan jadi umat yang lebih berwawasan dan berperadaban dalam sikap dan pemikiran. HIJRAH DENGAN MEMBACA, setidaknya itulah hal mudah yang saat ini bisa dilakukkan. Hal remeh temeh namun, berdampak berarti bagi suatu bangsa. MEMBACA, memangnya mau apa? jihad ke Palestina, jihad ke Mesir!? Malah mati konyol lo!!

Rasulullah SAW menyuruh umatnya untuk IQRA, bukan dengan BUNUH, HANCURKAN dan BAKAR. Membaca adalah bukti kecintaan kita kepada Tuhan dan Rasul Nya, itulah perintah pertama untuk jadi umat yang beradab dan maju. Aneh rasanya, jika umat Islam dapat perintah IQRA tetapi umat lain yang melaksanakannya. Maka dari itu, jangan menyalahkan Muslim tak suka baca. saat ini, diinjak dan dijadikan keset oleh umat beragama lain hobi melahap bacaan.

“Menurut mereka, umat Kristen itu tidak seperti Islam. Mereka tidak frontal. Biasanya mereka akan menjawab (buku) dengan buku.”

Oh, Tuhan. Betapa sudah tak anggun umat ini di mata umat lain. Beringasan, tidak punya tradisi menulis dan membaca. Penulis iri dengan umat yang membalas buku dengan buku, bukan dengan ancaman dan pembakaran. Mereka dengan tenang menanggapi semua itu dan mereka tahu tulisan akan lebih abadi dan akan membuka pemahaman dibanding sikap beringas yang kampungan.

Selasa, 10 Desember 2013


Selasa 10 Desember 2013, hari ini hari sial buat gua..

entah kenapa, mungkin cobaan dari Allah buat hambanya...
pagi hari si biasa aja, ada kuliah ada ujian,
waktu istirahat gua sempetin buat kasih makan ikan peliharaan gua di belakang gedung kuliah..
motor gua parkirin didepan gedung, helm gua tarok gitu aja sii soalnya gua pikir cuma bentar,
habis itu gua kebelakang deh kasih makan ikan,
ehhh, 30 menit kemudian gua liat diparkiran, HELM GUA LENYAPPP!!!

gua cuma bisa lemes meratapi helm gua yang baru 2 bulan gua beli, dan ternyata sekarang HILANG..

maling oh maling, mengapa bajingan seperti eloo begitu tega sama gua...
oh Ya Allah, mungkinkah ini cobaan dari MU,,

sekarang gua cuma bisa bersabar dan berdoa supaya ikhlas..
tapi buat MALING,, semoga engkau menyayangi helm gua sampe akhir hayat dan tetap melekat di kepala elooo maling, hingga putus isinya HAHA ......

WASPADA MALING DI UNILA....

Selasa, 03 Desember 2013

Mengapa PEMIMPIN negara ini semakin bodoh Ya ALLAH,
Bagi-bagi KONDOM di MUKA UMUM...
APA KATTAAA DUNNNIIIAAAAA !!!!!!!

Kamis, 28 November 2013

Sebenernya BLOG gue di baca gak sih,

Diliyat dari jumlah pengunjungnya sih puluhan ribu, tapi gak ada yang niggalin jejak sedikit pun, KOMENT DONKKKK kalo baca !!!
sedikit curhat,
sebenarnya hidup itu tak semudah fikiran menerawang,
banyak orang dilahirkan sempurna, memiliki wajah rupawan dan kaya,
namun ada juga yang jelek, dan pas-pasan atau mungkin kurang.
seperti temen gua, punya wajah oke, ganteng, lumayan ada duit dikit, banyak yang suka terutama cewek pada pandangan pertama aja, klo cwok mungkin ada beberapa... haha
tapi yang gue heran, DY GAK PERNAH PUNYA CEWEK,, wah wah sayang banget atau mungkin dia punya kelainan.
tapi gaya dy sok punya cewek, sok komentari punya cewek,, HALAH SOK LOEEEE!!....
klo ke gue sok mojokin gak punya cewek... ya wajar lah klo gue gt.. :D
yang gak wajar tu ya dia itu, wajah udah oke tapi sifat kayak eke begindang.. haha
udah malesan, dikosan terus kyak anak (sensor).. sukanya minta tugas n cpy paste tugas kuliah temennya... klo gue sih udah hafal sm klakuan dy itu..
cb klo gue jd dy, psti gwe udah jd supers star dah... haha, punya wajah lumayan + otak gue yang brilian.. psti deh smua orang klepk"... haha NGIMPI aja gue...

sebenernya gue kasian sma dy, karena suka COPAS... mudah-mudahan sih dia cepet sadar biar dihari tua gak nyesel yang sekarang kerjaanya cuma tidur, makan, warnet doank.. maen aja jarang haha..

sekian deh.. thanks yang udah mau baca.. :)

Sabtu, 16 November 2013

Sejarah Terpecahnya Benua



Judul      : TUGAS 1 BUKTI BENUA BERSATU
Nama     : WIDI INDRA KESUMA
NPM       : 1114111058

1.       Sejarah Terpecahnya Benua

Lempengan kerak bumi tersusundari potongan-potongan yang terpisah, sperti kulit yang retak pada telur rebus. Potongan-potongan ini, yang disebut lempeng-lempeng, bergerak perlahan-lahan dengan membawa benua keseluruh permukaan bumi. Retakan pada bagian kerak bumi serta pergerakan lempeng disebabkan oleh pergerakan batuan panas pada lapisan mantel di bagian permukaan bumi. Lempeng-lempeng itu bergerak sejauh beberapa senti meter setiap tahun. Setelah bergerak selama lebih dari ratusan juta tahun, lempeng-lempeng ini dapat mencapai jarak yang cukup cauh. Pergerakan lempeng mempengaruhi iklim di daratan serta penyebaran hewan dan tumbuhan pada satu benua ke benua lain ( Taylor. B, 2005).
Dengan menelusuri kearah belakang pada pergerakan-pergerakn lempeng ini, para ahli menyimpulkan bahwa benua Afrika dan Amerika Selatan bersatu sekitar 250 juta tahun yang lalu.
( gambar 01).
Bukan hanya Amerika Selatan saja yang bersatu, tetapi semua benua bergabung menjadi satu benua raksasa bernama Pangaea dan dikelilingi lautan maha luas yang diberi nama panthalassa ( Admiranto, 2000)
( gambar 02).
Proses pecahnya benua-benua dimulai dengan memisahnya lempeng Erasia dan Amerika Utara yang waktu bersatu dinamakan lempeng Laurasia. Bagian lain yang memisahkan diri adalah bagian yang nantinya menjadi Amerika Selatan, Afrika, Antartika, dan Australia, dan derah ini bersama-sama dinamakan daerah Gendwana.
 ( gambar 03).
Selanjutnya, lempeng Afrika lepas dari Amerika Selatan dan juga mulai lepas dari Afrika. India bergerak kearah lempeng utara dan menimbulkan lempeng Erasia. Akibatnya pada daerah tumbukan ini muncullah rangkain pegunungan tinggi Himalaya. Yang sampai sekarang lempeng ini tmasih terus bergerak dengan kecepatan 5 cm/thn, akibatnya Himalaya terus bertambah tinggi. Pergerakan benua sulit teramati dalam kurun waktu kehidapan manusia karena bagitu lambatnya. Untuk mengamati diperlukan kesabaran dan ketelitian yang sangat tinggi. Pada tahun 1971, Nasa emluncurkan satelit untuk melakukan pengamatan terhadap pergerakan bumi tersebut agar dimasa mendatang orang akan mengetahui secara pasti pergerakan bumi ( Admiranto, 2000).
proses terpecahnya benua( gambar 04).

2.       Bukti Benua Bersatu I

Bukti pertama benua bersatu adalah munculnya berbagai teori yang mendukung adanya pernyataan bahwa benua pernah bersatu yaitu diantaranya :
Gagasan bahwa benua-benua mengambang pertama kali diusulkan oleh alferd wergener pada tahun 1915 dalam bukunya “the Origin of Continent and Ocean”, ia menyatakan bahwa semua benua bergerak relatif satu sama lain dengan kecepatan beberapa senti per tahun. Pada awalnya gagasan wegrner tidak diterima masyarakat pada waktu itu, tetapi dengan semakin banyaknya bukti yang terkumpul, akhirya teori ini yang dikenal dengan nama teori tektonik lempeng menjadi satu-satunya teori yang memuaskan ( Admiranto, 2000).
Pada tahun 1960 penelitian dilanjutkan oleh beberapa peneliti. Akhirnya banyak pakar menyetujui teri Wegener tersebut. Setelah mereka melakukan penyelidikan pemisahan dasar samudra dan fenomena lainnya ( Sudarmojo, 2006).
Teori “Plate Tectonik”(1960) pada dasarnya mengatakn bahwa lempeng buni yang ada sesungguhnya bergerak saling menjauh dipematang tengah samudra dan saling menumpuk di palung samudra. Mekanisme ini disebut sebagi pemekaran pergerakan “pemekaran dasar Samudra” yang menyebabkan dulu daratan menyatu menjadi terpisah-pisah. Pergerakan ini diakibatkan pergerakan cairan magma berupoa aliran konveksi dibawah lempeng bumi yang berusaha keluar melaui rekahan-rekahan yang muncul akibat perbedaan tekanan dan temperature di dalamnya. Magma ini mengalir dari tem[at bertemperatur tinggi ke rendah ( Sudarmojo, 2006).

3.       Bukti Benua Bersatu 2

Bukti–bukti terjadinya hanyutan benua dapat terlihat pada ujung-ujung benua yang dapat saling disesuaikan kembali, seperti puzzle raksasa ( Taylor, 2005).
Memperhatikan peta dunia, khususnya benua Amerika selatan dan afrika, kita akan melihat bahwa jika kedua benua itu disatukan akan cocok seperti pada permainan jigsaw puzzle, hal ini memunculkan dugaan bahwa kedua benua itu dulunya mungkin pernah bersatu ( Admiranto, 2000).
( gambar 05) ujung-ujung benua yang seperti puzzle jika saling dihubungkan.

Selain itu juga adanya persamaan yang menyolok antara garis kontur pantai timur benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kedua garis yang sama tersebut sebenarnya dahulu adalah daratan yang berimpitan, maka formasi geologi dibagian-bagian yang bertemu itu pasti terus sama.
Keadaan ini telah dibuktikan kebenaran bahwa formasi geologi disepanjang pantai Afrika barat dari Sicria Leam sampai tanjung Afrika Selatan sama dengan apa yang ada dipantai timur Amerika dari Peru sampai Babia Blanea ( Wardiyatmoko, 1994).


4.       Bukti Benua Bersatu 3

Batuan dan fosil yang sama telah ditemukan pada benua-benua yang sekarang terpisah. Hal itu menunjukkan bahwa benua-benua itu dulunya pernah menyatu tetapi sekarang telah terpisah satu sama lain ( Taylor, 2005).

Fosil-fosil tersebut yang ditemukan diantaranya ditemukan di Afrika bagian selatan dan Brazil (Admiranto, 2000).

5.       Bukti Benua Bersatu 4

Bukti lain juga telah ditemukan diantaranya adalah bukti-bukti tentang paleomagnetisme pada beberapa mineral tertentu. Orientasi-orientasi molekulnya terhadap magnet bumi dapat diamati. Para ahli sudah mengamati bahwa berkedudukan magnet-magnet bumi tertentu berubah, dan perubahan ini terekam pada mineral-meneral tadi dengan mengamati mineral-mineral yang ada di Afrika bagian selatan dan dipantai timur Brazil, para ahli geologi mendapatkan bahwa orientasi magnet mineral-mineral dikedua daerah itu menunjukkan kecenderungan yang sama ( Admiranto, 2000).

Berdasarkan pewngamatan para ahli menggunakan data medan magnet dari struktur geologi dari berbagai tempat diseluruh duniaakhirnya ditetapkan bahwa lempeng-lempeng tektonik utama yang ada diselurh dunia adalah
·         Lempeng afrika
·         Lempeng antartika
·         Lempeng autralia
·         Lempeng Eurasia
·         Lempeng afrika
·         Lempeng amerika selatan
·         Lempeng pasifik
Disamping lempeng-lempeng utama ini tedapat juga lempeng-lempeng kecil yaitu lempeng India, Arab, Karibian, Juan de frank dan Scutta.
lempeng di dunia (gambar 06).
Ada tipe cara bagaimana lempeng-lempeng ini bergerak satu sam lain yaitu saling bertumbukan, bergesekan satu sama lain atau bergerak menjauh. Pada lempeng yang bergesekan, gesekan itu akan mengakibatkan gaya tegangan yang nergi potensialnya semakin meningkat, dan pada suatu saat akan dilempar dan muncul sebagai gempa bumi.
Lempeng pasifik bergerak kearah barat laut reaktif terhjadap lempeng Amerika Utara. Pergerakan tersebut menimbulkan gempa bumi. Pada dua lempeng yang bergetrak saling menjauhkan diri, perbatasan kedua lempng ini merupakan tempat munculnya lap[isan-lapisan baru pembentuk permukaan bumi.
Pada lempeng samudra, aliran-aliran larva cair mengalir dari lapisan asteonosfer didalam lempengan kemudian membentuk dasar lautan. Daratan ini merupakan daerah yang sangat aktif.
Lempeng benua yang kurang mampat, lempeng samudra akan bergerak ke bawah benua kaern empeng benua memiliki daya apung yang lebih besar dan membentuk suatu daerah daratan (subduction zone) ( Admiranto, 2000).
6.       Bukti Benua Bersatu 5
a.       Bukti lain yaitu adanya pergerakan dartan yang sampai sekarang masih terjadi. Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 m setiap tahunnya. Sedangkan kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan pertahun. Menurut Wegener, benua-benua yang sekarang ini seluruhnya adalah satu benua yang disebut benua Pangaea. Bumi Pangea itu mulai memcah karena gerakan benua besar di selatan baik kearah barat maupun kearah utar menuju khatulistiwa ( Wardiyatmoko, 1994)
bukti pergerakan benua (gambar 07).
Seorang geologi dari Universitas Primaton bernama Harry memberikan dasar baru tentang kondisi benua yang bergerak-gerak. Benua bukan hanyut kesana kemari seperti es terapung tetapi tertanam kuat pada dasar samudra. Dasar samudra yang baru didasar terus menerus keatas dari astenosfer yang panas pada pematang Samudra. Bahan ini mendingin, kemudian mengeras dalam litosfer dan mematikan dirinya ketepi lempengan litosfer pada kedua sisi retakan.
Walaupun batuan beku bagi manusia dirasakn sangat keras dan seakan bumi merupakan satu kesatuan namun sebenarnya terdiri atas lempengan tipis dank eras, seperti  cangkang telur yang retak-retak. Di bumi ada enam ;lempeng utama.
Lempeng lempeng tersebut setiap saat mengalami pergerakan yang menimbulkan antara lain pemisahan seperti yang diteorikan Wegener. Sebagi akibatnya, benua Amerika menjauhi dari Benua Afrika, sedangkan benua Australia yang karena desakan oleh lempeng tengah samudra di sebelah selatan, yang berakibat benua itu makin mendesak ke Indonesia. Disamping gerakan horizontal juga terdapat gerakan vertical yang menyebabkan India semakin terdesak ke utara dan juga terdapat pegunungan Himalaya yang tinggi. Oergerakan lempengtersebut menyebabkan gerakan tektonik. Indonesia juga menjadi pusat gempa dikarenakan letaknya terdapat pada pertemuan dua deretan lipatan muda dan juga lempeng litosfer ( Suparmono. W, 1991).


7.       Kesimpulan
a.       Seorasng ilmuan bernama Alferd Wegener mengungkspksn teori bahwa jutaan tahun lalu di dunia hanya ada satu benua raksasa yang sangat luas bernama benua Pangaea.
b.       Seiring berjalannya waktu benua Pangaea terpecah belah menjadi beberapa benua.
c.        Bukti kebenaran perpecahan benua tersebut diantaranya telah ditemukan fosil, batuan mineral, dan geologi tanah yang sama pada setia benua. Serta bentuk benua yang seperti puzzle jika  saling disatukan.

8.       Daftar Pustaka
Admiranto, A.Gunawan. 2000. Menjelajahi Tata Surya. Yogyakarta: Penerbit Kanista (anggota IKAPI).
Sudarmojo, A. Haryo. 2006. Menyibak Rahasia Sains BUmi dalam Al-Quran. Bandung: MurakabiAgung Wijaya.
Suparmono, W. dkk. 1991. Alamia Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia.
Taylor, Barbara. 2005. BATUAN MINERAL DAN FOSIL. Jakarta: Erlangga. 
                Wardiyatmoko. 1994. GEOGRAFI. Jakarta: Erlangga.

SEDIMENTASI DAN PEMANFAATANNYA






SEDIMENTASI DAN PEMANFAATANNYA
(Makalah Pengantar Oseanografi)





Disusun Oleh:
WIDI INDRA KESUMA
1114111058


clip_image002.jpg


PROGRAM STUDI BUDIADAYA PERIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
I.                   PENDAHULUAN


Batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain olehtenaga air, angin, dan gletser. Air mengalir di permukaan tanah atau sungaimembawa batuan halus baik terapung, melayang atau digeser di dasar sungaimenuju tempat yang lebih rendah. Hembusan angin juga bisa mengangkat debu, pasir, bahkan bahan material yang lebih besar. Makin kuat hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya. Di padang pasir misalnya, timbunan pasir yang luasdapat dihembuskan angin dan berpindah ke tempat lain. Sedangkan gletser,walaupun lambat gerakannya, tetapi memiliki daya angkut besar.Lalu, apa yang dimaksud dengan sedimentasi?

Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, ataugletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasildan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai,sedangkan bukit pasir ( sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantaiadalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut.Sedimentasi yang terjadi di lingkungan pantai menjadi persoalan bila terjadi dilokasi-lokasi yang terdapat aktifitas manusia yang membutuhkan kondisi perairanyang dalam seperti pelabuhan, dan alur-alur pelayaran, atau yang membutuhkankondisi perairan yang jernih seperti tempat wisata, ekosistem terumbu karang atau padang lamun. Untuk daerah-daerah yang tidak terdapat kepentingan seperti itu,sedimentasi memberikan keuntungan, karena sedimentasi menghasilkan pertambahan lahan pesisir ke arah laut.

Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.   Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya patahan.

Sedimentasi dapat menghasilkan berbagai macam sumberdaya alam yang sangat berguna. Sumberdaya tersebut dihasilkan dari pengendapan material oreganik maupun anorganik pada suatu waktu yang tak tebatas. Maka dari itu untuk mengetahui sedimentasi dan pemanfaatanya dibuatlah makalah ini.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui sedimentasi dan prosessnya
2.      Mengetahui cara memanfaatkan hasil sumberdaya alam hasil sedimentasi dan jenis-jenis sumber dayanya
II.                SEDIMENTASI

1.      Pengertian sedimentasi
Sedimentasi (berasal dari bahasa Latin yaitu sedimentum yang berarti "ampas") adalah suatu proses pengendapan / sedimentasi material yand dibawa oleh air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Sedimentasi juga termasuk suatu proses pengendapan material yang diakibatkan oleh air atau udara di bawah pengaruh gravitasi atau gaya sentrifugal. Membentuk bagian bawah lapisan padatan tersuspensi, yang disebut dengan sedimen, sedimen yang tidak dikonsolidasi (batuan lepas).
Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh airdan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.
Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebgai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk  atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.

Dalam sedimentasi tersebut, diendapkan lapisan partikel yang dipengaruhi kecepatan yang berbeda terhadap sedimentasi tersebut berdasarkan kepadatan dan ukuran partikel tersebut. Partikel-partikel terbesar disimpan dalam sedimentasi pertama, yang terletak di bagian bawah.

Tingkat sedimentasi ditentukan oleh densitas, berbagai material disimpan di lapisan yang terpisah, dan dipisahkan oleh zat yang berbeda pula yang berasal dari berbagai campuran material.
Sedimen alami (lat. naturus Hallpos) dapat diklasifikasikan menurut asal pembentukan sedimen tersebut yang terbagi menjadi tiga kelompok utama yaitu :
  1. Sedimen klastik yang disebabkan (oleh air, angin, gletser, aliran puing-puing, dll, dan partikel yang berbentuk secara mekanis sehingga diangkut seperti pasir, kerikil, dan pasir)
  2. Sedimen kimia yang disebabkan (oleh proses kimia dalam larutan air dipisahkan oleh curah hujan, misalnya, karbonat)
  3. Sedimen biogenik (deposito organisme atau sisa-sisa organisme, seperti terumbu karang)
Pengendapan dapat ditemui mulai dari pegunungan, lembah sungai, pantai, dasar laut dangkal, sampai dasar laut dalam. Berdasarkan  tempat pengendapannya, proses sedimentasi dapat dibedakan atas sedimentasi fluvial, sedimentasi eolis, dan sedimentasi pantai.
a)        Sedimentasi Fluvial
Sungai merupakan pelaku efektif dalam proses erosi. Dengan demikian, sungai juga merupakan pelaku efektif dalam proses sedimentasi. Proses pengendapan materi yang diangkut sungai dan diendapkan di sepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara sungai inilah yang disebut sedimentasi fluvial. Contoh hasil sedimentasi fluvial antara lain bantaran sungai, delta, meander (aliran sungai yang berkelok-kelok). Adapun sedimen di danau disebut sedimen lakustrin.
b)    Sedimentasi oleh Air Laut
Sedimentasi yang disebut juga sedimentasi marine ini disebabkan oleh abrasi pantai yang kemudian diendapkan kembali di seputar pantai. Ada berbagai bentuk sedimentasi oleh air laut. Bentuk-bentuk sedimentasi yang mudah kamu temui antara lain pesisir dan bukit pasir.
c)    Sedimentasi oleh Angin
Kamu tentunya pernah merasakan diterpa debu yang diterbangkan angin. Itu adalah salah satu contoh peranan angin dalam memindahkan materi alam. Bukan hanya debu yang dapat dibawa oleh angin. Pasir pun dapat diterbangkan angin. Pasir dan debu yang dibawa oleh angin akan membentuk bukit-bukit pasir (sand dunes). Pengendapan oleh angin ini disebut sedimentasi eolis.
d)    Sedimentasi oleh Gletser
Gletser yang membawa material akan mengendap. Pengendapan berupa gundukan bantuan yang tertinggal di ujung gletser. Bentuknya dapat berupa moraine, kettles, esker, dan drumline.

Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang        menurut Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat yaitu:
1.    Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.
2.    Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.
3.    Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.
4.    Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa, aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang bersal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang bersal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang bersal dari partikel di darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan sumber-sumber yang lain.
Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar lautpun , sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersusfensi kembali oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral. (Agus Supangat dan Umi muawanah)
Macam-macam Sedimen Laut
Era oseanografi secara sistematis telah dimulai ketika HMS Challenger kembali ke Inggris pada tanggal 24 Mei 1876 membawa sampel, laporan, dan hasil pengukuran selama ekspedisi laut yang memakan waktu tiga tahun sembilan bulan. Anggota ilmuan yang selalu menyakinkan dunia tentang kemajuan ilmiah Challenger adalah John Murray, warga Kanada kelahiran Skotlandia. Sampel-sampel yang dikumpulkan oleh Murray merupakan penyelidikan awal tentang sedimen laut dalam. Sedimen laut dalam dapat di bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.
1.        Sedimen Biogenik Pelagis
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi  kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.
2.        Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.
Selain pengertian sedimen di atas ada pengertian lain tentang sedimen yaitu batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh proses sedimentasi. Sedangkan sedimentasi adalah proses pengendapan sediemen oleh media air, angin, atau es pada suatu cekungan pengendapan pada kondisi P dan T tertentu.
STRUKTUR SEDIMEN
Struktur merupakan suatu kenampakan yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat pada waktu atau sesaat setelah pengendapan. Struktur berhubungan dengan kenampakan batuan yang lebih besar, paling bagus diamati di lapangan misal pada perlap[isan batuan.(Sugeng Widada : 2002)
Struktur sedimen umumnya dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :
1.    Struktur anorganik terutama pelapisan, contoh : graded beds, cross beds, mudcraks.
2.    Struktur biogenik terdiri dari struktur jejak dan boring
3.    Struktur deformasi terdiri dari convolute bedding, ball and pillow dan diapiric.
Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butur menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transfortasi dan deposisi (Krumbein dan Sloss (1983)). Berkaitan dengan sedimentasi mekanik ukuran butir akan mencerminkan resistensi butiran sedimen terhadap proses pelapukan erosi/abrasi serta mencerminkan kemampuan dalam menentukan transfortasi dan deposisi.
Transfor Sedimen
Dengan melihat cara transfor sedimen dapat dilihat melalui :
1. Transfor Sedimen pada Pantai
Pettijohn (1975), Selley (1988) dan Richard (1992) menyatakan bahwa cara transfortasi sedimen dalam aliran air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.    Sedimen merayap (bed load) yaitu material yang terangkut secara menggeser atau menggelinding di dasar aliran.
2.    Sedimen loncat (saltation load) yaitu material yang meloncat-loncat bertumpu pada dasar aliran.
3.    Sedimen layang (suspended load) yaitu material yang terbawa arus dengan cara melayang-layang dalam air.
2. Transfor Sedimen Sepanjang Pantai
Transfor sedimen sepanjang pantai merupakan gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya (Komar : 1983). Transfor sedimen ini terjadi di daerah antara gelombang pecah dan garis pantai akibat sedimen yang dibawanya (Carter, 1993). Menurut Triatmojo (1999) transfor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama yaitu transfor sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transfor sedimen sepanjang pantai di surf zone.
Transfor sedimen pantai banyak menimbulkan fenomena perubahan dasar perairan seperti pendangkalan muara sungai erosi pantai perubahan garis pantai dan sebagainya (Yuwono, 1994). Fenomena ini biasanya merupakan permasalahan terutama pada daerah pelabuhan sehingga prediksinya sangat diperlukan dalam perencanaan ataupun penentuan metode penanggulangan. Menurut Triatmojo (1999) beberapa cara yang biasanya digunakan antara lain adalah :
a.    Melakukan pengukuran debit sedimen pada setiap titik yang ditinjau, sehingga secra berantai akan dapat diketahui transfor sedimen yang terjadi.
b.    Menggunakan peta/ foto udara atau pengukuran yang menunjukan perubahan elevasi dasar perairan dalam suatu periode tertentu. Cara ini akan memberikan hasil yang baik jika di daerah pengukuran terdapat bangunan yang mampu menangkap sedimen seperti training jetty, groin, dan sebagainya.
c.    Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang dan sedimen pada daerah yang di tinjau.







III.             SUMBERDAYA ALAM HASIL SEDIMENTASI


1.    Batu gamping
Batu gamping adalah batuan sedimen kedua yang jumlahnya berlimpah setelah sedimen klastik terrigenous. Batugamping terbentuk dari material yang membentuk endapan kalsium karbonat dalam suatu lingkungan (Tucker & Wright 1990). Banyak batugamping tersusun oleh kalsium karbonat yang terbentuk dari proses biologi (biomineralized), terbentuk sebagai bagian organisme hidup. Material biogenik juga dapat terbentuk sebagai endapan kimia dan beberapa endapan terbentuk dari kombinasi proses biologi dan kimia
2.    Batuan volkanik dan volkaniklastik

Erupsi volkanik adalah contoh yang sangat nyata dan spektakuler mengenai pembentukan batuan beku dan sedimen di permukaan bumi. Selama erupsi, gunungapi menghasilkan sejumlah material, dari batuan leleh, yang membentuk lava yang mengalir dari celah (fissure) dalam gunungapi, hingga material partikel halus, yang disemburkan dari lubang (vent) sebagai debu volkaniklastik yang jatuh sebagai sedimen yang berada jauh dari lokasi erupsi (Cas & Wright 1987). Lava dan debu mungkin terbentuk pada semua lingkungan pengendapan yang dekat dengan gunungapi dan satuan volkanik dan volkaniklastik mungkin ditemukan berasosiasi dengan beragam variasi batuan sedimen. Lokasi gunungapi dapat dihubungkan dengan setting lempeng tektonik, umumnya di sekitar batas lempeng dan daerah lain yang mengalirkan panas tinggi dalam kerak bumi. Adanya lapisan yang terbentuk oleh proses volkanik dapat menjadi petunjuk penting setting tektonik dimana suksesi sedimen terbentuk. Batuan volkanik juga memiliki nilai stratgirafi karena sering digunakan untuk penanggalan radiometri absolut suksesi sedimen (20.1).

3.    Mineral evaporit

Mineral ini adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh pengendapan larutan karena ion-ion menjadi lebih terkonsentrasi ketika air menguap. Air laut rata-rata mengandung 35 gr/L ion terlarut (Tabel 3.4). Kimiawi air danau bervariasi, sering memiliki ion-ion yang secara umum sama dengan air laut tetapi dengan perbandingan yang berbeda. Kombinasi anion dan kation ke dalam mineral terjadi karena terkonsentrasi dan air jenuh oleh senyawa tertentu. Senyawa larut yang paling sedikit, mengendap pertama kali. Kalsium karbonat pertama kali mengendap dalam air laut, diikuti kalsium sulfat dan natrium klorida jika air semakin terkonsentrasi; kalium dan magnesium klorida terendapkan jika air laut sangat terkonsentrasi.

Mineral evaporit yang paling umum dijumpai dalam batuan sedimen adalah bentuk kalsium sulfat, sebagai gipsum atau anhidrit. Kalsium sulfat adalah pengendapan dari air laut ketika penguapan menyebabkan air terkonsentrasi hingga 19 % dari volume asli. Gipsum adalah bentuk hydrous (mengandung unsur air atau H2O) dari mineral. Gipsum terendapkan di permukaan di semua kondisi kecuali kondisi yang sangat kering dan gipsum juga dapat terdehidrasi menjadi anhidrit ketika tertimbun (17.6). Anhidrit tidak memiliki air dalam struktur kristalnya dan terbentuk oleh pengendapan langsung dalam garis pantai yang ada pada daerah kering (13.5) atau sebagai hasil ubahan gipsum. Anhidrit mungkin mengalami hidrasi menjadi gipsum jika masuk ke air. Gipsum primer terdapat sebagai kristal memanjang selenit ketika terbentuk dari pengendapan di air. Jika gipsum  terbentuk sebagai hasil hidrasi kembali anhidrit, gipsum memiliki bentuk kristal kecil dalam nodul-nodul batu marmer yang berwarna putih (alabaster). Gipsum juga terdapat sebagai bentuk serat (fibrous) dalam urat-urat sekunder.
Halit terendapkan dalam air laut ketika air laut telah terkonsentrasi hingga kurang dari 10 % volume asli. Halit mungkin terdapat sebagai lapisan kristalin tebal atau sebagai kristal individu yang memiliki kubus simetri jelas, terkadang hopper crystal. Kelarutan yang tinggi dari natrium klorida mengartikan bahwa natrium klorida  hanya terawetkan dalam batuan dengan tidak adanya airtanah tawar yang dapat melarutkannya. Singkapan halit di permukaan dapat ditemukan dalam beberapa daerah kering dimana halit tidak digerakkan kembali oleh air hujan.
Mineral evaporit yang lain tidaklah umum. Magnesium dan kalium klorida yang terbentuk pada tahap akhir penguapan air laut begitu mudah larut, maka menyebabkan mineral ini jarang terawetkan. Mineral evaporit yang berbeda mungkin terdapat dalam danau air asin (10.4), tergantung pada kimiawi air danau. Umumnya natrium dan magnesium karbonat dan sulfat  seperti trona (Na2CO3.NaHCO3.2H2O), mirabilit (Na2SO4.10H2O) dan epsomit (MgSO4.7H20).


4.    Rijang

Rijang adalah batuan sedimen silikaan berbutir halus. Batuan keras, kompak yang terbentuk oleh kristal kuarsa berukuran lanau (mikrokuarsa) dan kalsedon, sebuah bentuk silika yang terbuat dari serat memancar dengan panjang beberapa puluh hingga ratusan mikrometer. Lapisan rijang terbentuk sebagai sedimen primer atau oleh proses diagenesis.
Di atas lantai laut dan danau, kerangka silikaan dari organisme mikroskopik terakumulasi membentuk ooze silikaan. Organisme ini adalah diatom, terdapat di danau dan mungkin juga terakumulasi dalam kondisi laut, meskipun radiolaria lebih umum sebagai komponen utama ooze silikaan di laut. Radiolaria adalah zooplankton (hewan mikroskopik dengan gaya hidup planktonik) dan diatom adalah fitoplankton (tanaman mengambang bebas dan alga). Jika terkonsolidasi, ooze ini akan membentuk lapisan rijang. Silika opalin diatom dan radiolaria adalah metastabil dan terekristalisasi membentuk silika kalsedon atau mikrokuarsa. Rijang yang terbentuk dari ooze sering berlapis tipis dengan lapisan yang disebabkan oleh variasi jumlah material berukuran lempung yang ada. Rijang ini sangat umum dalam lingkungan laut dalam (15.5.2).
Beberapa rijang adalah hasil diagenesis (17.3.1), terbentuk oleh penggantian mineral lain oleh air kaya silika yang mengalir melalui batuan. Umumnya mengganti batugamping (contoh sebagai batuapi / flint dalam kapur) dan terkadang terjadi dalam batulumpur. Rijang ini dalam bentuk nodul-nodul atau lapisan irreguler dan dari sini dengan mudah dapat dibedakan dari rijang primer. Jasper adalah rijang dengan pewarnaan merah yang kuat karena adanya hematit.

5.    Fosfat

Endapan sedimen fosfat disebut sebagai fosforit (phosphorites). Fosfor adalah unsur umum yang esensial untuk segala bentuk kehidupan dan ada pada semua zat kehidupan. Secara mineralogi, fosforit tersusun oleh kalsim fosfat, carbonate hydroxyl fluoroapatite. Jarang sekali sedimen fosforit ditemukan dalam konsentrasi tinggi, dan sedimen fosforit konsentrasi tinggi ini sering berasosiasi dengan endapan paparan kontinen laut dangkal (11.6.2). Material fosfatik dalam bentuk tulang, gigi dan sisik ikan juga terdapat tersebar di dalam banyak batuan sedimen klastik dan biogenik.

6.    Sedimen batubesi (ironstone)

Logam besi adalah unsur umum dalam sedimen, meskipun keterdapatannya sedikit pada  hampir semua endapan. Batuan sedimen yang mengandung sedikitnya 15 % logam disebut sebagai ironstone, dan ini menarik perhatian karena kepentingan nilai ekonominya. Besi mungkin dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat, sulfida atau silikat (Berner 1971) (Tabel 3.5).
Besi ditransportasikan sebagai hidroksida dalam suspensi koloid atau terikat dengan mineral lempung dan partikel organik. Pengendapan terjadi ketika sifat kimia lingkungan mendukung pengendapan mineral besi. Jika ada lingkungan beroksigen baik maka terbentuk hematit, oksida besi, adalah mineral yang paling umum terbentuk, jika pada kondisi sedikit teroksidasi, terbentuklah goetit, hidroksida besi. Hematit berwarna merah hingga hitam sedangkan hidroksida berwarna kuning hingga coklat muda. Dalam lingkungan gurun sepertinya goetit lebih dulu terbentuk dan kemudian hematit, goetit memberikan warna kekuningan pada pasir gurun. Oksidasi lanjut membentuk hematit dan warna pasir gurun me

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi
hasil erosi. Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,
dolomit, napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,
misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
Batuan Sedimen adalah batuan beku atau metamorf yang mengalami proses litifikasi yaitu proses kompaksi dan sementasi. Jenis-jenis Batuan Sedimen antara lain yaitu:
a.    BREKSI
Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.
b.    KONGLOMERAT
Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat
c.    SANDSTONE
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.” alt=”" />
* QUARTZ SANDSTONE
Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.
* ARKOSE
Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.
* GRAYWACKE
Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
d.   SHALE
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.
e.    LIMESTONE
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.
f.     SALTSTONE
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.
g.    GIPSUM
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.
h.    COAL
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.
Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.

8.    Endapan karbonan (organik)
Material sedimen dengan sejumlah zat organik diistilahkan karbonan karena kaya karbon (jangan dibingungkan dengan sedimen kaya karbonat, jika penyusun utamanya adalah kalsium karbonat, disebut karbonatan). Zat organik biasanya terurai ketika organisme mati dan hanya terawetkan jika sebagian hancur menjadi senyawa stabil. Ini hanya terjadi di bawah kondisi ketersediaan oksigen terbatas, disebut sebagai anaerobik. Lingkungan dimana keadaan ini terjadi adalah kubangan lumpur (waterlogged mires), rawa (swamp) dan tanah berlumpur (bog), danau bertingkat (stratified lakes) (10.2.2) dan air laut dengan sirkulasi terbatas.

9.    Minyak bumi dan Gas alam
Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan bakar fosil yang dihasilkan oleh pembusukan sedimen organik terdiri dari organisme laut mikroskopis. Seharusnya pembusukan ini menghasilkan Tar, zat yang disebut kerogen yang sebagian besar terdiri dari hidrokarbon yang sangat berat. Lapisan tumpukan sedimen di atas sumber minyak ini seharusnya kerogen yang terkubur sangat dalam. Panas internal dan tekanan Bumi mengkonversi kerogen menjadi hidrokarbon ringan, termasuk metana (CH4, komponen gas alam). Kerogen ditemukan dalam serpihan minyak dan Ter (bahan pembuat aspal) yang bisa dikonversi melalui panas menjadi minyak bumi dan gas alam.


IV.             EKSPLORASI DAN EKSPLOTASI SUMBER DAYA ALAM HASIL SEDIMENTASI DI INDONESIA


1.        Minyak bumi
Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-danau, teluk-teluk, rawa-rawa dan laut-laut dangkal. Sesudah mati mikroplankton berjatuhan dan mengendap di dasar laut kemudian bercampur dengan sedimen. Akibat tekanan lapisan-lapisan atas dan pengaruh panas magma, dan terjadilah proses destilasi hingga terjadi minyak bumi kasar. Daerah-daerah penghasil minyak bumi di Indonesia adalah sebagai berikut :
• Pulau Jawa : Cepu, Cirebon dan Wonokromo.
• Pulau Sumatera : Palembang dan Jambi.
• Pulau Kalimantan : Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan Kutai.
• Pulau Irian : Sorong.
2.        Gas alam
Gas alam merupakan campuran beberapa hidrokarbon dengan kadar karbon kecil yang digunakan sebagai bahan baker. Ada dua macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG ( liquefied natural gas ) dan LPG ( liquefied petroleum gas). 
3.        Batu bara
Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang tertimbun hingga berada dalam lapisan batu-batuan sediment yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut juga inkolent yang terbagi menjadi dua, yaitu prose biokimia dan proses metamorfosis. Daerah tambang batu bara di Indonesia adalah sebgai berikut :
• Ombilin dekat Sawahlunto ( Sumatera Barat )
• Bukit Asam dekat Tanjung Enin ( Palembang )
• Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan (
Pulau Laut / Sebuku )
• Jambi, Riau, Aceh dan Papua.
4.        Tanah liat
Merupakan tanah yang mengandung lempung, banyak terdapat di dataran rendah
di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
5.        Kaolin
Terbentuk dari pelapukan batu-batuan granit. Banyak terdapat di daerah sekitar pegunungan di Pulau Sumatera
6.        Gamping
Batu kapur terbentuk dari pelapukan sarang binatang karang. Banyak terdapat di Pegunungan Seribu dan Pegunungan Kendeng.
7.        Pasir kuarsa
Merupakan pelapukan batu-batuan yang hanyut lalu mengendap di daerah sekitar sungai, pantai dan danau. Banyak terdapat di Banda Aceh, Bangka, Belitung dan Bengkulu.
8.        Pasir besi 
Merupakan batuan pasir yang banyak mengandung zat besinya. Terdapat di Pantai Cilacap, Jawa Tengah.
9.        Marmer atau batu pualam
Merupakan batu kapur yang telah berubah bentuk dan rupanya. Banyak terdapat di Trenggalek, Jawa Timur, dan daerah Bayat ( Jawa Tengah )
10.    Batu akik
Merupakan batuan atau mineral yang cukup keras dan berwarna. Terdapat di daerah pegunungan dan sekitar aliran sungai.
11.    Bauksit
Banyak terdapat di Pulau Bintan dan Riau.
12.    Timah
Daerah penghasil timah di Indonesia adalah Pulau Bangka, Belitung dan Singkep.
13.    Nikel
Terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti dan di Kolaka.
14.    Tembaga
Terdapat di Tirtomoyo, Wonogiri ( Jawa Tengah ), Muara Simpeng ( Sulawesi ) dan Tembagapura ( Papua ).
15.    Emas dan perak
Merupakan logam mulia. Terdapat di Tembagapura, Batu hijau, Tasikmalaya, Simau, Logos, Meulaboh.
16.    Belerang
Terdapat di kawasan Gunung Telaga Bodas ( Garut ) dan di kawah gunung berapi,
seperti di Dieng ( Jawa Tengah ).
17.    Mangan
Terdapat di Kliripan ( Yogyakarta ), Pulau Doi ( Halmahera ) dan Karang nunggal.
18.    Fosfat
Terdapat di Cirebon, Gunung Ijen, dan Banyumas.
19.    Besi
Besi baja adalah besi yang kandungannya atau campuran karbonnya rendah.
20.    Mika
Terdapat di Pulau Peleng, Kepulauan Banggay di Maluku.
21.    Tras
Terdapat di Pegunungan Muria ( Jawa Tengah ).
22.    Intan
Terdapat di Martapura ( Kalimantan Selatan ).


















23.  KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1.      Sedimentasi sebgai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk  atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.
2.      Sedimentasi diendapkan dipengaruhi kecepatan yang berbeda berdasarkan kepadatan dan ukuran partikel tersebut.
3.      Sedimentasi menghasilkan sumber daya alam seperti batuan sedimen, minyak bumi, fosfat, pasir dll
4.      Hasil sedimentasi dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan hidupnya.











DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2011. Blog Pendidikan: http://www1.adsensecamp.com./ sedimentasi/. Diakses pada Oktober 2012.
Anonim. 2011. Sumber Daya Alam.Wahana Keilmuan Geospasial: http://wahankeilmuangeospasial.blogspot.com/sumber-daya-alam/html. Diakses pada Oktober 2012.
Anonim. 2011. http://sebar.idblognetwork.com./tori-abiotik-minyak-bumi/html. Diakses pada Oktober 2012.
Anonim. 2010. http://www.sedimen.blogspot.com/sedimen-biogenik-kimia-dan-volkanogenik.html. Diakses pada Oktober 2012
Fatmawati, fitri. 2011. Daerah Indonesia PenghasilSumber Daya Alam : http://fitri.fatmawati.blogspot.com/daerah-indonesia-penghasil-sumber-daya-alam/. Diakses pada Oktober 2011.
Hanafi, fadel. 2011. Http://hanfifadelblog.wordpress.com/batuan-sedimen/. Diakses pada Oktober 2012.
Kusnadi, Rahmat. 2011. Sedimentasi: http://rahmatkusnadi.blogspot.com/ sedimentasi-html. Diakses pada Oktober 2012
Matnuh. 2010. Sedimentasi:http://boomitv.blogspot.com/penhgertian-sedimentasi/ Diakses pada Oktober 2012.
Maun, Ojan. 2010. Sedimen: http://Ojanmaunblog.wordpress.com/makalah-sedimen-html/. Diakses pada Oktober 2012