UJI
BIOKIMIAWI BAKTERI
Laporan Praktikum Mikrobiologi Air
(BDI206)
Disusun
Oleh
Widi Indra Kesuma
1114111058
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
HALAMAN
PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Widi Indra Kesuma
No. Pokok Mhs : 11141110058
Program Studi : Budidaya Perairan/Perikanan
Fakultas : Pertanian
Judul Praktikum : Uji Biokimiawi Bakteri
Tempat : Laboratorium Budidaya
Perairan
Waktu Praktikum : Selasa, 30 Oktober 2012
Kelompok : 3 (tiga)
Bandar
Lampung, 30 Oktober 2012
Npm.
Catatan
|
Nilai
|
|
|
LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI AIR (BDI 206)
Uji
Biokimiawi Bakteri
Disusun
Oleh :
Widi Indra Kesuma ( Npm. 1114111058)
Jurusan
Budidaya Periaran/Perikanan
Fakultas
Pertanian
Universitas
Lampung
2012
Abstrak
Sebuah praktikum telah selesai
dilakukan di Laboratorium Perikanan Unila. Tujuann praktikum ini adalah agar
mahasiswa perikanan UNILA yang mengikuti matakuliah mikrobiologi mampu
melakukan berbagai uji biokimiawi dalam rangka pengenalan karakter berbagai
jenis Bakteri. Setiap Bakteri memiliki karakter yang berbeda-beda. Di praktikum
ini diadakan penentuan karakter biokimia. Penentuan karakter biokimia Bakteri
juga menjadi dasar penentuan dalam klasifikasi Bakteri. Dalam uji biokimiawi
Bakteri yang dilakukan adalah uji oksidasi fermentasi, uji motilitas, dan uji
katalase. Media O/F merupakan salah satu media yag digunakan untuk pengujian
fisio-metabolisme suatu bakteri yaitu untuk mengetahui kemampuan memecah
karbohidrat (glukosa) dalam suasana aerobic (oksidatif) dan anaerobic
(fermentative). Uji katalase dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya enzim
katalase. Enzim tersebut merupaka katalisator dalam penguraian
hydrogen-peroksida (H2O2) untuk menghasilkan oksigen dan
air. Uji motilitas digunakan untuk melihat Bakteri tersebut mampu bergerak atau
tidak. Dari hasil pengamatan didapat bahwa Bakteri ternyata memiliki
sifat-sifat tersebut. Bakteri dapat memanfaatkan nutrisi dengan cara
aerob(oksidatif) dan ada pula yang anaerob (fermentative). Pada Bakteri,
motilitas merupakan karakter Bakteri yang dicirikan mampu bergerak pada medium
cair atau memiliki pola pertumbuhan yang menyebar jika ditumbuhkan pada medium
agar semi-solid. Peregrakan Bakteri disebabkan karena adanya alat penggerak
seperti flagel. Bakteri juga mampu menghasilkan enzim katalase yang digunakan
untuk mereduksi asam peroksida menjadi oksigen dan air yang tidak toksik lagi.
Kata
kunci : Bakteri, uji oksidasi
fermentative, uji motilitas, uji katalase, biokimiawi.
A. PENDAHULUAN
Bakteri
adalah organisme mikro dan tidak dapat dilihat dengan matatelanjang. Keberadaan
bakteri umumnya bersifat merugikan organisme lainnya yangdikenal dengan istilah
patogen, seperti: Escherichia
coli, Vibrio sp, Shalmonella spdan sebagainya.
Bakteri ini banyak ditemukan hamper diseluruh media/tempat seperti: tanah,
udara, air, di tubuh makhluk hidup dan sebagainya (Gross 1995).
Karakterisasi
dan klasifikasi sebagian besar mikrobia seperti bakteri berdasarkan pada reaksi
enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media,
memproduksi tipe metabolit tertentu yang dideteksi dengan interaksi mikrobia
dengan reagen test yang menghasilkan warna reagen. Reaksi-reaksi dalam sel akan
teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan
memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya
menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemampuan untuk menghidrolisis
lemak (Pelczar 1986).
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari
interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia.
Kemampuan bakteri menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber
energi yang dapat digunakan untuk identifikasi (Backmann,2006).Identifikasi
Bakteri dapat dilakukan dengan beberapa uji antara lain uji dalam
melakukan fermentasi, uji oksidase, produksi katalase, uji motilase dan
uji oksidase (Funke 2004).
Uji
biokimiawi bakteri adalah salah satu uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi
jenis bakteri. Hal ini karena setiap jenis bakteri memiliki sifat biokimia yang
berbeda. Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak
serupa. Karena itu ciri fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat
penting di dalam identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil
pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organisme yang diperiksa maka
penentuan spesiesnya tidaklah mungkin dilakukan. Manusia tidak dapat melihat
dan mengidentifikasi bakteri tanpa diadakan percobaan.
Bakteri
di alam memiliki karakteristik sifat yang berbeda-beda. Bakteri ada yang
bersifat motil, bereaksi dengan enzim katalase, bersifat oksidatif maupun
fermentatif dan lain sebagainya. Tiap bakteri juga memiliki sifat kimiawi
berbeda. Berdasar dari hal tersebut diatas, maka
diadakanlah praktikum “Uji Biokimiawi Bakteri” ini guna memberikan pemahaman
kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sifat-sifat biokimiawi
bakteri serta menambah pengetahuan dan keterampilan kita dalam mengenal
karakter berbagai jenis bakteri.
Adapun tujuan praktikum ini adalah
agar mahasiswa mampu melakukan berbagai uji biokimiawi dalam rangka pengenalan karakter berbagai jenis bakteri.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1.
Uji
Biokimia
a.
Uji
oksidasi fermentasi
Uji oksidatif- fermantatif digunakan
untuk menguji metabolisme bakterioksidatif atau fermentatif. Proses oksidasi
terjadi didalam tabung oleh organismeaerob dan proses fermentasi oleh organisme
anaerob. Proses fermentasi glikosa akandiubah menjadi glukosa G-Phospat yang
kemudian dirombak menjadi asam piruvatdan oksidase akan merubah glukosa menjadi
asam piruvat
b.
Uji
motilitas
Motilitas
bakteri adalah suatu gerakan bakteri yang disebabkan adanya gerak aktif dan
pasif
Gerak
aktif adalah gerakan bakteri yang disebabkan karena bakteri memiliki flagel
Gerak
pasif disebabkan karena factor dari luar (gerak brown)
Gerak
brown adalah suatu gerakan yang dapat menggetarkan partikel-partikel secara
acak atau terarah karena terus-menerus terkena pukulan molekul-molekul kecil
yang tak terlihat yang terdapat dalam cairan.
Motilitas dapat diamati dengan baik pada biakan yang masih baru. Pada biakan
yang sudah lama,bakteri sudah mati, sehingga
sangat sukar untuk mendapatkan sel yang motil, selain itu produksi asam dan
produk yang bersifat racun dapat menyebabkan hilangnya motalitas sel bakteri
pada biakan (Volk, 1988).
Menurut Taringan (1988) beberapa bakteri dapat
melakukan gerakan meluncur yang sangat mulus yang hanya terjadi kalau
persentuhan dengan benda padat. Kebanyakan bakteri yang motil dapat mendekati
atau menjauhi berbagai senyawa kimia yang disebut kemotaksis.
Menurut Volk (1988) kemampuan suatu organisme
untuk bergerak sendiri disebut motilitas. Hampir semua sel bakteri spiral dan
sebagian dari sel bakteri basil bersifat motil, sedangkan bakteri yang
berbentuk kokus bersifat immotil
c.
Uji
katalase
Uji katalase
digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji.
Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah H2O2
menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobik
karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan berbagai
enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba.
2.
Hidrogen
peroksida dan paraffin
Hidrogen
peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis
Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang
memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah
gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang
banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto
oksidasi Anthraquinone.
H2O2
tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air.
Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil
dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun.
Mayoritas
pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi
dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen
peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan maksud
untuk menghambat laju dekomposisinya. Termasuk dekomposisi yang terjadi selama
produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen,
reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H2O)
dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:
H2O2
-> H2O + 1/2O2 + 23.45 kcal/mol
Faktor-faktor
yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah:
o Bahan
organik tertentu, seperti alkohol dan bensin
o Katalis,
seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn
o Temperatur,
laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan
10oC (dalam range temperatur 20-100oC)
o Permukaan
container yang tidak rata (active surface)
o Padatan
yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya
o Makin
tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi
o Radiasi,
terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek
Hidrogen
peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent
pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai
pada proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan
dan minuman, medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB). http://www.h2o2.com/intro/overview.html
Parafin,
merupakan hidrokarbon jenuh dengan rantai terbuka dan merupakan senyawa alkana.
Parafin adalah campuran senyawa hidrokarbon alkana yang mengandung 21-50 atom
karbon. Ketika pemisahan residu minyak bumi, jumlah atom karbon pada lilin
parafin berkisar 40-50 atom.
Komposisi
dari setiap anggota senyawa alkana tersebut menyesuaikan dengan rumus CnH2n+2,
yang mana n adalah jumlah atom karbon dalam molekul. Di antara anggota
dari senyawa yaitu metana (CH4); etana (C2H6);
propana, (C3H8); dan butana, (C4H10).
Seluruh
anggota senyawa alkana adalah anreaktif; yaitu, mereka tidak bereaksi
siap pada temperatur biasa dengan seberapa bahan reaksi seperti asam, alkali,
atau pembuat proses oksidasi. Pertama, empat anggota senyawa memasang gas pada
temperatur dan tekanan biasa; anggota intermediate (setara) adalah
mencairkan; dan anggota lebih berat adalah semipadat atau padat.
Petroleum
mengandung sekumpulan variasi hidrokarbon dan beberapa produk petroleum seperti
bensin, minyak tanah, minyak bakar berat, minyak pelumas, vaselin, dan
parafin berisi terutama dari campuran hidrokarbon parafin, yang terbentang dari
anggota cair yang lebih ringan ke anggota yang padat.
Parafin adalah suatu campuran dari hidrokarbon yang dipenuhi massa molekular yang tinggi, diproduksi selama penyulingan dari minyak/petroleum. (Mutiara F Wahyuningrum Hs)
3.
Sifat-sifat
bakteri
Kelompok 1. Bakteri Fototrofik
Bakteri ini dicirikan memiliki Bacterioklorofil, sehingga dapat melakukan
fotosintesis. Bentuk : bulat, batang, vibrio atau spiral.
Gram negative. Reproduksinya dg
pembelahan biner. Bergerak dengan flagella atau non motil. Habitat lingkungan
aquatic.
Kelompok 2. Bakteri Luncur
Kelompok ini diwakili oleh beberapa tipe yang tidak umum. Myxobacteriales
(miksobacter) menghasilkan apa yang disebut tubuh buah terdiri dari lendir dan
sel. Sel individu dapat meluncur pada permukaan padat tetapi tidak punya
flagella. Contoh lain Cytophagales, memperlihatkan gerakan meluncur.Bentuk:
batang, bola atau filament. Gram negative. Sel-sel dapat terbenam dalam lendir.
Habitat: tanah, sisa bahan tumbuhan membusuk, lingkungan aquatic.
Kelompok 3. Bakteri berselongsong
Sel terbungkus dalam selongsong yang terbuat dari deposit senyawa, senyawa
besi dan mangan yang tak larut. Bentuk: batang atau seperti filament. Gram
negative. Bergerak dengan flagella atau non motil.Beberapa membentuk pelekap
/dasar penghisap untuk menempelkan diri pada permukaan. Habitat lingkungan aquatic
dan lumpur.
Kelompok
4. Bakteri Kuncup dan / atau Berapendiks
Sel dengan prosteka atau pelekap.
Reproduksi dengan berkuncup atau membelah. Bentuk sel: bola, oval, batang
dengan ujung meruncing, beberapa menunjukkan pertumbuhan sepertii hifa. Motil
karena flagella kutub atau non motil. Habitat: tanah dan lingkungan aquatic.
Kelompok
5. Spiroket
Sel langsing lentur berpilin
(dinding tak kaku). Banyak spesies gram negative. Perbanyakan dengan Pembelahan
melintang. Motil karena rotasi cepat sepanjang sumbu panjang spiralnya ataupun
karena lenturan sel-selnya, gerak obeng. Habitat: Saprofit: tanah, lingk.
Aquatic sedang yang parasit hidup di jaringan atau organ vascular pada tubuh
termasuk daerah genital dan system saraf pusat pada manusia dan hewan. Contoh: Treponema
pallidum penyebab penyakit sifilis.
Kelompok
6. Bakteri Spiral dan Lengkung
Bentuk batang berpilin( coma)
beberapa dengan satu atau lebih putaran lengkap (dinding sel kaku). Gram
negative. Motil karena ada flagella. Habitat: saprofit di lingkungan aquatic,
dan yang parasit hidup di organ reproduktif, saluran pencernaan dan mulut hewan
termasuk manusia. Contoh: Campylobacter fetus
Kelompok
7. Bakteri Batang dan Kokus aerobik gram negatif
Sel bentuk batang, lonjong,
bola, dimensi khas untuk bakteri yaitu 0,5-1,0 µm. Motil karena
berflagela, atau nonmotil. Gram negative. Aerobic. Ciri-ciri metabolic khusus
pada berbagai spesies; beberapa dapat menambat nitrogen dari udara; beberapa dapat
mengoksidasi senyawa-senyawa berkarbon satu, misalnya metan atau methanol;
beberapa dapat menghancurkan berbagai macam senyawa. Habitat: Saprofit di tanah
dan lingkungan aquatic, air asin, sedangkan yang parasit bersifat
pathogen pada hewan dan manusia, contoh: Brucella dapat menyebabkan
keguguran pada hewan dan dapat menginfeksi manusia. Francisella tularensis
penyebab penyakit tularemia (demam kelinci) dapat menular ke manusia melalui
luka iris atau tergores.
Kelompok
8. Bakteri Batang anaerobik fakultatif gram negatif
Sel batang pendek ( 0,5-1,0 x
1,0-3,0 µm). Motil: selnya peritrikus (E. coli) dan nonmotil. Anaerobic
fakultatif. Gram negative. Habitat: Saprofit di lingkungan aquatic,
tanah, makanan, parasit bersifat pathogen terutama di saluran pencernaan
makanan dan terbawa keluar melalui faeses dan atau urine. Contoh: Escherichia
coli, shigella spp., Salmonella spp., Yersinia pestis, Vibrio cholera
Kelompok
9. Bakteri gram negatif anaerobik
Sel bentuk batang lurus atau
lengkung, kadang memperlihatkan sifat pleomorfik ( adanya berbagai bentuk dalam
spsies yang sama). Motil selnya peritriks atau monotrik, dan beberapa spesies
nonmotil. Ciri biokimiawi banyak sekali produk yang dihasilkan dari fermentasi
glukosa. Anaerob obligat. Habitat: rongga alamiah pada manusia dan hewan, dan
saluran pencernaan serangga. Contoh: Bacteriodes, Fusobacterium
Kelompok
10. Bakteri Kokus dan Kokobasillus gram negatif
Sel kokus berpasangan (diplokokus)
dan dalam massa, beberapa kokobasil (batang pendek) terdapat tunggal atau
berpasangan. Nonmotil, Gram negative. Aerobic.
Ciri biokimiawi berkemampuan
terbatas untuk merombak berbagai senyawa (kh, protein dll).
Habitat di selaput lendir manusia
dan hewan, kadang bersifat pathogen. Contoh: Neisseria gonorhoeae, N. meningitidis,
Moraxella .
Kelompok
11. Bakteri Kokus anaerobik gram negatif
Penetapan kelompok ini berdasarkan
ciri-ciri biokimiawi biakan. Sel ada yang sangat kecil (0,3-0,5µm) sampai sel
bulat yang besar (2,5µm) berpasangan (dlm massa) atau rantai. Nonmotil.
Anaerobic. Ciri biokimiawi merombak kh dan as. Lemak. Habitat dianggap parasit
di saluran pernafasan dan pencernaan manusia dan hewan, tapi tidak pathogen.
Contoh: Veillonella, Megasphaera.
Kelompok
12. Bakteri gram negatif kemolitotrofik
Kelompok ini berkemampuan untuk
menghasilkan energy dari oksidasi zat-zat kimia anorganik (kemolitotrofik).
Morfologi sel beragam: bulat, batang, spiral, membrane berlapis banyak pada
beberapa spesies, bakteri pengoksidasi belerang dapat menyimpan butir-butir
belerang .
Motil karena berflagela atau
nonmotil. Gram negative. Habitat: tanah, limbah , lingkungan aquatic,
lingkungan alamiah yang banyak mengandung belerang, besi atau mangan, misalnya
air tambang asam dan sumber air panas belerang. Contoh: Nitrobacter, Nitrococcus,
Nitrosobolus dan Thiospira.
Kelompok
13. Bakteri penghasil metan
Ciri kelompok ini kemampuannya
menghasilkan metan, yaitu gas yang dibentuk dalam keadaan anaerobic. Morfologi
sel: bola, batang dan spiral. Motil karena flagella kutub atau nonmotil.
Gram negative atau gram positif.
Anaerobic. Beberapa spesies termofilik. Habitat: saluran gastrointestinal pada
binatang, endapan pada lingkungan aquatic dan limbah. Contoh: Methanobacterium
thermoauto-trophicus, M. ruminantium, Methanospirillum, Methanosacina barkeri.
Kelompok 14. Bakteri Kokus gram
positif
Kelompok ini banyak spesies
patogenik penting bagi manusia dan hewan. Sel bentuk kokus tunggal, berpasangan
dalam rantai, paket atau gerombol. Nonmotil. Gram positif. Anaerobic
fakultatif atau mikroaerofilik. Heterotrofik dengan persyaratan nutrient luas.
Habitat: tanah, air tawar, kulit dan selaput lender pada binatang berdarahpanas
termasuk manusia. Contoh: Sarcina, Streptococcus, Leuconostoc,
Staphylococcus.
Kelompok
15. Bakteri Batang dan Kokus pembentuk endospora
Ciri pembeda kelompok ini adalah kemampuannya
membentuk endospora. Kebanyakan spesies berbentuk batang, ada yang bulat dalam
bentuk paket. Beberapa bersifat aerobic (genus Bacillus) dan yang lain
anaerobic (genus Clostridium). Motil krn flagel atau nonmotil. Aerobik, anaerobic fakultatif, anaerobic atau
mikroaerofilik. Habitat: tanah, air, lingkungan aquatic, saluran pencernaan
(termasuk manusia. Contoh: Clostridium, Bacillus, Sporosarcina.
Kelompok
16. Bakteri gram negatif berbentuk batang tak membentuk endospora
Kelompok ini hampir semua adalah Lactobacillus. Bentuk sel batang
tunggal atau rantai.
Nonmotil. Gram positif. Anaerobic
atau anaerobic fakultatif. Ciri metabolic: asam laktat merupakan produk akhir
fermentasi. Habitat: produk persusuan, daging dan butiran (Grain), air, limbah,
serta produk fermentasi, rongga mulut, vagina, serta saluran pencernaan makanan
hewan (termasuk manusia)
Kelompok
17. Aktinomisetes &organisme sekerabat
Ciri pemersatu ialah pleomorfisme
sel-selnya dan kecenderungan membentuk filament bercabang. Bentuk batang tak
beraturan , filament. Nonmotil. Gram positif. Aerobic, anaerobic fakultatif
atau anaerobic. Habitat: tanah, lingkungan aquatic, air, dan hewan (termasuk
manusia). Contoh: Corynebacterium diphtheria, Mycobacterium tubercolosis,
Actinomyces israelli (penyebab peny. Aktinomikosis dsb Peny. Lumpy jaw/kaki
gajah)
Kelompok
18. Riketsia
Morfologi sel: batang pendek, atau
lonjong, kadang pleomorfik, ukuran lebar 0,3-0,7 µm; panjang 1,0-2,0 µm,
beberapa membentuk tubuh kokoid yang berkembang menjadi tubuh buah.
Gram negative. Nonmotil. Parasit
obligat intraseluser pada arthopoda penghisap darah spt: caplak, kutu dan
tungau. Habitat: serangga pembawa, burung, dan mammalia termasuk manusia.
Contoh: Chlamydia penyebab penyakit trakoma, limfogranuloma venereum,
uretritis, psitakosis, ornitosis. Riketsia penyebab demam tipus, demam bercak,
Rocky mountain, tifus “scrub” dan demam Q.
Kelompok
19. Mikoplasma
Ciri khususnya adalah tidak adanya
dinding sel sejati, terdapat membrane sel berlapis tiga tidak mengandung satuan
structural asam muramat dan asam diaminopimelat yang memberikan kekakuan pada
dinding sel. Sehingga sangat pleomorfik. Biasanya nonmotil. Gram negative.
Anaerobic fakultatif. Habitat: selaput lendir saluran pernafasan dan saluran
alat kelamin bawah. Contoh Mycoplasma pneumonia. (nurilmiyati
)
C. MATERI DAN METODELOGI
Praktikum
ini dilakukan pada pukul 11.30 WIB di laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung pada tanggal 23 Oktober 2012. Adapun alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah jarum ose bulat, jarim ose lurus, tabung reaksi,
bunsen, gelas preparat, mikroskop, pipet tetes, kapas. Sedangkan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah Motility
Test Medium (MTM), media O/F, paraffin steril, larutan H2O2
3%, media TSA, media TSB, PBS, mikropipet dan bakteri biakan.
Praktikum ini melalui beberapa tahap
yaitu uji oksidasi fermentasi, uji motilitas dan uji katalase. Adapun prosedur
kerja praktikum ini sebagai berikut :
1.
Uji Oksidasi Fermentasi
1. Menyiapkan dua media O/F dalam tabung
reaksi
2. Masing-masing tabung diinokulasi
dengan bakteri dan biakan murni
3. Satu tabung reaksi diberi paraffin
cair steril setebal 0,5ml, sedangkan satu tabung lainnya tidak diberi paraffin
cair steril
4. Diinokulasikan pada suhu kamar selama
18-24 jam
5. Mengamati perubahan warna yang
terjadi.
2.
Uji Motilitas Bakteri
a.
Mengambil
1 ose biakan bakteri secara aseptic
b.
Menginokulasi
bakteri dengan cara ditusukkan tegak lurus ke dalam medium MTM
c.
Diinkubasi
selama 18-24 jam
d.
Mengamati
sifat pertumbuhan bakteri pada garis tusukan.
3.
Uji Katalase
a.
Mengambil
beberapa tetes larutan H2O2 3% dan letakkan pada gelas
benda.
b.
Mengambil
biakan bakteri dengan jarum ose steril dan suspensikan dalam larutan tersebut
c.
Mengamati
gelembung yang terjadi.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel.
Uji biokimiawi
Nama
Sampel
|
Uji O/F
|
katalase
|
Motilitas
MTM
|
|
P
|
NP
|
|||
Air
sumur
|
-
|
alkali
|
-
|
+
|
Gerak bakteri
pada bakteri yang bersifat motil diakibatkan oleh adanya struktur atau organ
sel bakteri yang berbentuk benang yang disebut flagella. Karena flagella pada
bakteri berfungsi untuk bergerak. Flagella berbentuk panjang dan ramping. Pada
umumnya memiliki panjang sekitar 12 sampai 30 nm. Falgella dapat dilihat pada
mikroskop cahaya jika ditambah dengan substansi khusus yaitu mordan yang
merupakan substansi yang dapat mempertajam pengamatan yang berfungsi untuk
membesarkan garis lengan flagella, setelah itu pada sediaan digunakan suatu zat
pewarna sehingga flagella dapat terlihat (Volk, 1988). Flagel tersusun atas
tiga bagian, yaitu: pangkal
(basal) adalah bagian yang berhubungan dengan membran plasma, “Hook” yang pendek dan filamen yang bentuknya seperti benang,
panjangnya sampai beberapa kali melebihi panjang tubuhnya (Tarigan 1988:148).
Menurut Volk
(1988) kemampuan suatu organisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas (daya
gerak). Hampir semua sel bakteri spiral dan sebagian dari sel bakteri basil
bersifat motil, sedangkan bakteri yang berbentuk kokus bersifat tidak bergerak
(immotil).
Pergerakan
bakteri yang diamati berbeda dengan ‘gerak’ pada bakteri yang bersifat
immotil/tidak bergerak. Pergerakan pada bakteri yang bersifat motil menunjukkan
pergerakan yang lebih kompleks, menuju ke arah tertentu (bukan gerak
brown)sedangkan ‘gerak’ pada bakteri yang bersifat tidak motil adalah gerak
maju mundur secara zig-zag yang disebut dengan gerak brown. Gerak brown terjadi
karena adanya benturan dengan molekul air (Volk, 1988). Fariaty (1995) juga
menyatakan bahwa gerak brown adalah gerak partikel koloid yang bergerak dengan
arah zig-zag, gerakan ini disebabkan adanya tumbukan antara molekul-molekul
pelarut dengan molekul koloid. Tumbukan yang terjadi adalah lenting sempurna,
artinya tenaga kinetik molekul pelarut dan partikel koloid sama tapi karena
partikel koloid lebih besar maka gerakannya lebih lambat jika dibandingkan
dengan molekul pelarut.
Flagel yang ada
pada bakteri selalu berleuk, apalagi jika bakteri sedang bergerak. Di dalam
medium cair, vibrio penyebab kolera dapat mencapai kecepatan renang 20 cm per
jam. Ini merupakan suatu prestasi yang luar biasa, sebab kecepatan itu sama
dengan kecepatan lari seorang yang menempuh 0,3 km per menit, atau 18 km per
jam. Gerakan flagel menyebabkan bakteri terdorong ke depan. Jadi flagel
mempunyai fungsi seperti bolan-baling pada kapal laut (Dwidjoseputro, 1978).
Katalase
diproduksi oleh beberapa bakteri. Beberapa bakteri diantaranya memproduksi
katalase lebih banyak daripada yang lain. Ini ditunjukkan dengan jumlah yang
banyak pada bakteri aerob. Sedangkan enzim tidak diproduksi oleh bakteri
anaerob obligat karena mereka tidak memerlukan enzim tidak diproduksi oleh
bakteri anaerob obligat karena mereka tidak memerlukan enzim tersebut.
Bakteri
katalase positif bisa menghasilkan
gelembung-gelembung oksigen karena adanya pemecahan H2O2
(hidrogen peroksida) oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu
sendiri. Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil
respirasi aerobik bakteri, dimana hasil respirasi tersebut justru dapat
menghambat pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri.
Oleh karena itu, komponen ini harus dipecah agar tidak bersifat toksik lagi.
Bakteri
katalase negatif tidak menghasilkan gelembung-gelembung. Hal ini berarti H2O2
yang diberikan tidak dipecah oleh bakteri katalase negatif sehingga tidak menghasilkan oksigen. Bakteri
katalase negatif tidak memiliki enzim katalase yang menguraikan H2O2.
Mekanisme enzim
katalase memecah H2O2 yaitu saat melakukan respirasi, bakteri menghasilkan
berbagai macam komponen salah satunya H2O2. Bakteri yang
memiliki kemampuan memecah H2O2 dengan enzim katalase maka segera membentuk suatu sistem
pertahanan dari toksik H2O2 yang dihasilkannya sendiri. Bakteri katalase positif
akan memecah H2O2 menjadi H2O dan O2 dimana parameter yang menunjukkan adanya aktivitas katalase tersebut
adalah adanya gelembung-gelembung oksigen seperti pada percobaan yang telah dilakukan.
LAMPIRAN