Nama
: Widi Indra Kesuma
Npm :
1114111058
LEMBAR KERJA 2. KARAKTERISTIK ROTIFERA
Karakteristik
|
Uraian
|
Bentuk tubuh
|
Tubuh
rotifera dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian anterior yang pendek,
badan yang besar dan kaki. Dibagian anterior terdapat corona dan mastax yang
merupakan ciri khas filum Rotifera. Bentuk badan bulat atau selindris. Pada
bagian badan(trunk) terdapat tiga buah tonjolan kecil yaitu sebuah atau
sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Pada unjung antena biasanya
terdapat terdapat bulu-bulu sebagian alat indera.
|
Corona
|
Corona
terdiri atas daerah sekitar mulut yang bercilia, dan cilia ini melebar di
seputar tepi anterior hingga seperti bentuk mahkota.
|
Eksterior dan kutikula
|
Sebuah
kaki yang langsing terletak di ujung posterior. Kultikula pada kaki acapkali
berkerut-kerut sehingga tampak seperti beruas-ruas, yang dapat memendek dan
dimasukkan ke dalam badan. Pada ujung kaki biasanya terdapat satu sampai
empat buah jari, di dalam kaki terdapat kelenjar kaki (pedal gland) yang
menghasilkan bahan perekat untuk menempel pada subtrat. Selain empat buah
jari, jenis Bdelloidea mempunyai sepanjang taji (spur). Pada jenis yang
sessile seperti Cotheca
dan Floscularia,
kelenjar kaki menghasilkan bahan pembentuk selubung seperti vas bunga.
Kakipada jenis plankton adakalanya mengecil, lenyap atau di bagian ventral.
|
System pencernaan
|
Mulut
rotifera terletak di bagian ventral dan biasanya dikeliling oleh sebagian
corona. Daerahm sekitar mulut (buccal field) pada beberapa jenis Colothecacea
mengalami modifikasi, melebar sedemikian rupa hingga menyerupai corong, dan
mulut terletak di dasar corong. Jenis filter feeder memakan partikel organic
yang lembut dengan bantuan aliran airnyang dihasilkan cilia pada corona.
Makanan dari mulut dialirkan ke mastaz. Pharinx dihubungkan dengan perut oleh
esofagus. Perut berbentuk tabung dan kantong, berhubungan dengan usus yang
pendek dan berakhir pada anus. Jenis karnivora memakan protozoa, rotifera
yang kecil dan metazoan lain. Mangsa ditangkan dengan cara dicengkram atau
dijebak. Mangsa dicengkap dengan menggunakan trophy yang berbentuk seperti
penjepit, atau mangsa yang terjebak di dalam corong yang bersetae akan
melipat ke dalam dan berkerut, hingga mangsa masuk ke mulut.
|
Salivary gland
|
Saliva
adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas
campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa
oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua
kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan
mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah atau air liur).
|
Mastax
|
Mastax
ialah pharynx yang beretot yang berotot, bulat atau lonjong dan bagian
dalamnya terdapat trophy, semacam rahang berkhitin. Trophi terdiri atas 7
buah gigi yang saling berhubungan.Mastax berfungsi untuk menangkap dan
menggiling makanan, bentuknya beraneka asesuai dengan tipe kebiasaan makan
rotifera.
|
Tipe tipe mastax
|
Ada
jenis prinsip delapan trophi / mastax:
Malleate Type. Dalam jenis malleate gigi trophi
beruang UNCI untuk mengunyah dan menggenggam mangsanya, seperti di Brachionus
dan Epifanes, misalnya. Jenis submalleate adalah malleate dimodifikasi dan
ditemukan di Euchlaris.
Virgate Type. Titik tumpu dan manubria yang memanjang dan batang-seperti. Rami yang luas, piring segitiga yang mendukung piston dan UNCI beruang 1-2 gigi. Mangsa digenggam oleh UNCI dan isinya tersedot oleh aksi piston atau hipofaring, yang merupakan massa otot di pusat mastax dan dioperasikan oleh otot melekat pada posterior dari titik tumpu. Epipharynx terdiri dari satu atau lebih piring kutikula yang kaku anterior dorsal dinding trophi virgate. Jenis trophi terjadi pada rotifera liar pelagis, misalnya banyak notommatids, Trichocercidae, Gastropodidae dan Synchaetidae. Cardate Type. Ini trophi digunakan dalam mengisap dan ditemukan di Lindia, misalnya. Suction hasil dari gerakan yang UNCI dan ada piston ada. Epipharynx hadir dan manubria tersebut bercabang. Forcipate Type. Jenis trophi yang menonjol keluar dari mulut untuk memahami mangsa, seperti dalam Dicranophorus, misalnya. Itu melengkung rami dan bentuk titik tumpu struktur forsep-seperti dengan tips tajam. Potongan-potongan yang ramping dan memanjang. Incudate Type. Jenis trophi adalah tang-seperti dengan manubria dasar. Hal ini lebih gemuk daripada jenis forcipate dan dapat menonjol keluar dari mulut dan berputar 90-180 derajat saat melakukannya. Hal ini digunakan untuk memahami mangsa dan ditemukan dalam para asplanchnids, misalnya. Ramate Type. Jenis trophi terjadi di Bdelloidea. Hal ini gemuk dengan mengurangi titik tumpu dan mengurangi manubria. The UNCI besar dan piring-suka dan menanggung ridges paralel beberapa yang menggiling terhadap satu sama lain dalam sebuah pengunyahan fungsi. Variasi yang disebut tipe malleoramate terjadi pada Flosculariacea tersebut. Uncinate Type. Titik tumpu dan manubria berkurang. The UNCI menanggung beberapa gigi. Rami yang kekar dan subunci besar. Tipe ini terjadi di Collothecacea yang menelan mangsa. Mastax adalah sacciform dan produktif dan trophi memainkan peran kecil. Fulcrate Type. Jenis trophi terjadi pada Seisonacea dan terdiri dari sepotong memanjang median (titik tumpu?) dan satu pasang daun seperti manubria melekat pada ujung anterior, dan beberapa potongan kecil tambahan |
Otot
|
Dibawah
epidermis terdapat susunan otot melingkar dan membujur, namun tidak
terorganisir sebaik pltyhelninthes. Antara dinding tubuh dan organ dalam
terdapat pseudocoelom yang berisi cairan dan sel-sel ameboid bercabang-cabang
yang tersusun seperti jala sinsitial.
|
Rongga tubuh
|
Rotifera
adalah hewan multisel dengan rongga tubuh yang sebagian dilapisi oleh mesoderm. Rongga tubuh rotifer berupa
pseudocoelmate.
|
Syaraf sensor
|
Rotifera
mempunyai otak yang terdiri atas massa ganglion dorsal, dan terletak di atas
mastax. Dari otak keluar sejumlah pasang saraf yang menuju ke berbagai alat
inra, antara lain ke mata dan ke antena. Beberapa jenis rotifera, terutama
yang sessile tidak mempunyai mata. Mata yang berupa ocellus sederhana, dan
berjumlah tiga hingga lima buah.
|
Ekskresi/ormoregulasi
|
Pada
tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8 flame bul. Kedua
protonephrida tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder), yang bermuara
pada bagian ventral kloaka. Isi bladder dikosongkan melalui anus dengan jalan
kontraksi, dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit. Pembuangan yang
demikian cepat membuktikan bahwa fungsi protonephrida adalah sebagai
osmoregulator, osmoregulator yaitu membuang kelebihan air didalam tubuh.
Dalam beberapa menit dikeluarkan sejumlah cairan yang setara dengan berat
tubuh rotifera tersebut.
|
Reproduksi
|
Semua rotifera dioecious.
Reproduksi selalu seksual. Individu jantan selalu lebih kecil daripada
betina, biasnya mengalami degenerasi yaitu tidak mempunyai alat pencernaan,
hanya memiliki alat reproduksi saja. Partogenesis merupakan peristiwa yang
umum terjadi. Perkawinan pada rootifera biasanya dengan jalan”hypodermic
impregnation”, dimana sperma masuk melalui dinding tubuh. Tiap nukleus pada
ovari menjadi sebuah telur. Kebanyakan spesies mempunyai ovari dengan sepulu
sampai dua puluh nuklei, maka telur yang dihasilkan selama hidupnya tidak
lebih dari jumlah tersebut.
Rotifera jantan siap
melakukan perkawinan satu jam setelah menetas, kemudian akan mati. Bila tidak
menemukan rotifera betina maka rotifera jantan akan mati pada umur 2-7 hari, tergantung
pada jenisnya. Pada Bdelloidea, dimana tidak pernah ada jantannya reproduksi
selalu dengan cara partenogenesis, yaitu betina menghasilkan telur yang
menetas menjadi betina.
Pada kelas Monogononta,
yang dalam keadaan tertentu ada jantannya, terdapat tiga macam telur. Tipe
pertama adalah telur amictic, hasil dari partenogenesis, bercangkang tipis,
diploid, tidak dapat dibuahi dan menetas menjadi betina amictic. Tipe kedua
ialah telur mictic, bercangkang tipis, tetapi haploid, bila tidak dibuahi secara
partenogenik akan menetas menjadi jantan yang haploid. Bila telur mictic
dibuahi oleh sperma dari jantan yang haploid tersebut maka akan menjadi telur
dorman., bercangkang tebal dank eras, resisten terhadap kekeringan dan
lingkungan yang buruk, dan memerlukan istirahat beberapa bulan sebelum
menetas. Dalam lingkungan yang baik, telur dorman menetas menjadi betina
amictic dan diploid.
|
Perkembangan
|
Dari
hasil penelitian Snell & Garman (1996) dalam Wahyuni (2009), menyimpulkan bahwa perkembangan rotifera
secara kawin atau tidak kawin sebenarnya terjadi pada waktu yang hampir
bersamaan perkawinan.
|
Kekeringan
|
Kista
Rotifer dihasilkan selama fase aseksual dalam sirklus hidupnya. Kista rotifer
melindungi embrio dengan menekan proses metabolisme sehingga mampu bertahan
selam beberapa tahun. Kista yang dihasilkan hampir sama dengan besar telur
yang dihasilkan melalui fase seksual. Namun bedanya mereka ditutupi oleh
cangkang yang keras serta mereka dapat bertahan dalam lingkungan yang
ekstrim. Ketika berada dalam lingkungan yang sesuai kista tersebut dapat
menetas pada usia 24 atau 48 jam pada suhu 25◦C dengan pencahayaan yang
cukup.
|
keanekaragaman
|
Sekitar
2200 spesies dari rotifera telah dijelaskan.
Taksonomi mereka saat ini dalam keadaan fluks. Salah satu perawatan menempatkan
mereka dalam filum Rotifera, dengan tiga kelas: Seisonidea , Bdelloidea dan Monogononta. Kelompok terbesar adalah
Monogononta, dengan sekitar 1500 spesies, diikuti oleh Bdelloidea, dengan
sekitar 350 spesies. Hanya ada dua spesies
yang dikenal dari Seisonidea.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar