SEDIMENTASI
DAN PEMANFAATANNYA
(Makalah
Pengantar Oseanografi)
Disusun
Oleh:
WIDI
INDRA KESUMA
1114111058
PROGRAM
STUDI BUDIADAYA PERIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2012
I.
PENDAHULUAN
Batuan
hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain olehtenaga air, angin,
dan gletser. Air mengalir di permukaan tanah atau sungaimembawa batuan halus
baik terapung, melayang atau digeser di dasar sungaimenuju tempat yang lebih rendah. Hembusan angin juga bisa mengangkat
debu, pasir, bahkan bahan material yang lebih besar. Makin kuat
hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya. Di padang pasir misalnya,
timbunan pasir yang luasdapat dihembuskan angin dan berpindah ke tempat lain.
Sedangkan gletser,walaupun lambat gerakannya, tetapi memiliki daya angkut
besar.Lalu, apa yang dimaksud dengan sedimentasi?
Sedimentasi
adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air,
angin, es, ataugletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut
sungai adalah hasildan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh
air sungai,sedangkan bukit pasir ( sand
dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantaiadalah pengendapan dari
material-material yang diangkut oleh angin.Sedimentasi adalah masuknya muatan
sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan tertentu melalui media air dan
diendapkan di dalam lingkungan tersebut.Sedimentasi yang terjadi di lingkungan
pantai menjadi persoalan bila terjadi dilokasi-lokasi yang terdapat aktifitas
manusia yang membutuhkan kondisi perairanyang dalam seperti pelabuhan, dan
alur-alur pelayaran, atau yang membutuhkankondisi perairan yang jernih seperti
tempat wisata, ekosistem terumbu karang atau padang lamun. Untuk
daerah-daerah yang tidak terdapat kepentingan seperti itu,sedimentasi
memberikan keuntungan, karena sedimentasi menghasilkan pertambahan lahan
pesisir ke arah laut.
Faktor-faktor yang mengontrol
terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang
ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah
air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air,
angin, dan bahkan salju. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin
sangatlah berbeda. Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari
air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar.
Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya
sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem
yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen
cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.
Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut
cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan
karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena
bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka
susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut. Dengan
semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami
penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak
sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh
penambahan berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur
yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya patahan.
Sedimentasi dapat menghasilkan
berbagai macam sumberdaya alam yang sangat berguna. Sumberdaya tersebut
dihasilkan dari pengendapan material oreganik maupun anorganik pada suatu waktu
yang tak tebatas. Maka dari itu untuk mengetahui sedimentasi dan pemanfaatanya
dibuatlah makalah ini.
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
sedimentasi dan prosessnya
2. Mengetahui
cara memanfaatkan hasil sumberdaya alam hasil sedimentasi dan jenis-jenis
sumber dayanya
II.
SEDIMENTASI
1.
Pengertian
sedimentasi
Sedimentasi
(berasal dari bahasa Latin yaitu sedimentum yang berarti "ampas")
adalah suatu proses pengendapan / sedimentasi material yand dibawa oleh air,
angin, es atau gletser di suatu cekungan. Sedimentasi juga termasuk suatu
proses pengendapan material yang diakibatkan oleh air atau udara di bawah
pengaruh gravitasi atau gaya sentrifugal. Membentuk bagian bawah lapisan
padatan tersuspensi, yang disebut dengan sedimen, sedimen yang tidak
dikonsolidasi (batuan lepas).
Pipkin
(1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik
yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin,
es, atau oleh airdan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari
material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Sedangkan
Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral
dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang
dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses
kimia yang terjadi di laut.
Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebgai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.
Dalam sedimentasi tersebut, diendapkan lapisan partikel yang dipengaruhi kecepatan yang berbeda terhadap sedimentasi tersebut berdasarkan kepadatan dan ukuran partikel tersebut. Partikel-partikel terbesar disimpan dalam sedimentasi pertama, yang terletak di bagian bawah.
Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebgai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.
Dalam sedimentasi tersebut, diendapkan lapisan partikel yang dipengaruhi kecepatan yang berbeda terhadap sedimentasi tersebut berdasarkan kepadatan dan ukuran partikel tersebut. Partikel-partikel terbesar disimpan dalam sedimentasi pertama, yang terletak di bagian bawah.
Tingkat sedimentasi ditentukan oleh densitas, berbagai material disimpan di lapisan yang terpisah, dan dipisahkan oleh zat yang berbeda pula yang berasal dari berbagai campuran material.
Sedimen alami (lat. naturus Hallpos)
dapat diklasifikasikan menurut asal pembentukan sedimen tersebut yang terbagi
menjadi tiga kelompok utama yaitu :
- Sedimen klastik yang disebabkan (oleh air, angin, gletser, aliran puing-puing, dll, dan partikel yang berbentuk secara mekanis sehingga diangkut seperti pasir, kerikil, dan pasir)
- Sedimen kimia yang disebabkan (oleh proses kimia dalam larutan air dipisahkan oleh curah hujan, misalnya, karbonat)
- Sedimen biogenik (deposito organisme atau sisa-sisa organisme, seperti terumbu karang)
Pengendapan dapat ditemui mulai
dari pegunungan, lembah sungai, pantai, dasar laut dangkal, sampai dasar laut
dalam. Berdasarkan tempat pengendapannya, proses sedimentasi dapat
dibedakan atas sedimentasi fluvial, sedimentasi eolis, dan sedimentasi pantai.
a)
Sedimentasi Fluvial
Sungai merupakan pelaku efektif
dalam proses erosi. Dengan demikian, sungai juga merupakan pelaku efektif dalam
proses sedimentasi. Proses pengendapan materi yang diangkut sungai dan
diendapkan di sepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara sungai inilah
yang disebut sedimentasi fluvial. Contoh hasil sedimentasi fluvial antara lain
bantaran sungai, delta, meander (aliran sungai yang berkelok-kelok). Adapun
sedimen di danau disebut sedimen lakustrin.
b) Sedimentasi
oleh Air Laut
Sedimentasi yang disebut juga
sedimentasi marine ini disebabkan oleh abrasi pantai yang kemudian diendapkan
kembali di seputar pantai. Ada berbagai bentuk sedimentasi oleh air laut.
Bentuk-bentuk sedimentasi yang mudah kamu temui antara lain pesisir dan bukit
pasir.
c) Sedimentasi
oleh Angin
Kamu tentunya pernah merasakan
diterpa debu yang diterbangkan angin. Itu adalah salah satu contoh peranan
angin dalam memindahkan materi alam. Bukan hanya debu yang dapat dibawa oleh
angin. Pasir pun dapat diterbangkan angin. Pasir dan debu yang dibawa oleh
angin akan membentuk bukit-bukit pasir (sand dunes). Pengendapan oleh angin ini
disebut sedimentasi eolis.
d) Sedimentasi
oleh Gletser
Gletser yang membawa material akan
mengendap. Pengendapan berupa gundukan bantuan yang tertinggal di ujung
gletser. Bentuknya dapat berupa moraine, kettles, esker, dan drumline.
Sedimen yang di jumpai di dasar
lautan dapat berasal dari beberapa sumber
yang menurut Reinick (Dalam Kennet,
1992) dibedakan menjadi empat yaitu:
1. Lithougenus
sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi
daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik,
yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan
jika energi tertrransforkan telah melemah.
2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.
2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.
3.
Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi
kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut
sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini
adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.
4. Cosmogerous
sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan masuk ke laut
melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar
angkasa, aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin.
Material yang bersal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak
di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang bersal dari letusan gunung berapi
dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-fragmen
aglomerat. Sedangkan sedimen yang bersal dari partikel di darat dan terbawa
angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun
demikian dapat juga terjadi pada daerah sub tropis saat musim kering dan angin
bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan
dibandingkan sumber-sumber yang lain.
Dalam suatu proses sedimentasi,
zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada
terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut.
Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di
dalam laut. Setelah mencapai dasar lautpun , sedimen tidak diam tetapi sedimen
akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen
mengalami erosi dan tersusfensi kembali oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh
kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral dan air
laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung
penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral. (Agus
Supangat dan Umi muawanah)
Macam-macam Sedimen Laut
Era oseanografi secara
sistematis telah dimulai ketika HMS Challenger kembali ke Inggris pada tanggal
24 Mei 1876 membawa sampel, laporan, dan hasil pengukuran selama ekspedisi laut
yang memakan waktu tiga tahun sembilan bulan. Anggota ilmuan yang selalu menyakinkan
dunia tentang kemajuan ilmiah Challenger adalah John Murray, warga Kanada
kelahiran Skotlandia. Sampel-sampel yang dikumpulkan oleh Murray merupakan
penyelidikan awal tentang sedimen laut dalam. Sedimen laut dalam dapat di bagi
menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.
1.
Sedimen Biogenik Pelagis
Dengan menggunakan mikroskop
terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan
kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton
laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu
bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi
kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan
sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan
kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan
mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan
produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.
2.
Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di
lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada
dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan
arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi
glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es
besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen
pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat
asalnya.
Selain pengertian sedimen di
atas ada pengertian lain tentang sedimen yaitu batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk oleh proses sedimentasi. Sedangkan sedimentasi adalah proses
pengendapan sediemen oleh media air, angin, atau es pada suatu cekungan
pengendapan pada kondisi P dan T tertentu.
STRUKTUR SEDIMEN
Struktur merupakan suatu
kenampakan yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi
pembentuknya. Pembentukannya dapat pada waktu atau sesaat setelah pengendapan.
Struktur berhubungan dengan kenampakan batuan yang lebih besar, paling bagus
diamati di lapangan misal pada perlap[isan batuan.(Sugeng Widada : 2002)
Struktur sedimen umumnya
dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :
1. Struktur anorganik terutama pelapisan, contoh : graded beds, cross beds, mudcraks.
1. Struktur anorganik terutama pelapisan, contoh : graded beds, cross beds, mudcraks.
2. Struktur
biogenik terdiri dari struktur jejak dan boring
3. Struktur
deformasi terdiri dari convolute bedding, ball and pillow dan diapiric.
Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butur menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transfortasi dan deposisi (Krumbein dan Sloss (1983)). Berkaitan dengan sedimentasi mekanik ukuran butir akan mencerminkan resistensi butiran sedimen terhadap proses pelapukan erosi/abrasi serta mencerminkan kemampuan dalam menentukan transfortasi dan deposisi.
Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butur menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transfortasi dan deposisi (Krumbein dan Sloss (1983)). Berkaitan dengan sedimentasi mekanik ukuran butir akan mencerminkan resistensi butiran sedimen terhadap proses pelapukan erosi/abrasi serta mencerminkan kemampuan dalam menentukan transfortasi dan deposisi.
Transfor Sedimen
Dengan melihat cara transfor
sedimen dapat dilihat melalui :
1. Transfor Sedimen pada Pantai
1. Transfor Sedimen pada Pantai
Pettijohn (1975), Selley (1988)
dan Richard (1992) menyatakan bahwa cara transfortasi sedimen dalam aliran air
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sedimen merayap (bed load) yaitu material yang terangkut secara menggeser atau menggelinding di dasar aliran.
1. Sedimen merayap (bed load) yaitu material yang terangkut secara menggeser atau menggelinding di dasar aliran.
2. Sedimen
loncat (saltation load) yaitu material yang meloncat-loncat bertumpu pada dasar
aliran.
3. Sedimen
layang (suspended load) yaitu material yang terbawa arus dengan cara
melayang-layang dalam air.
2. Transfor Sedimen Sepanjang
Pantai
Transfor sedimen sepanjang
pantai merupakan gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh
gelombang dan arus yang dibangkitkannya (Komar : 1983). Transfor sedimen ini
terjadi di daerah antara gelombang pecah dan garis pantai akibat sedimen yang
dibawanya (Carter, 1993). Menurut Triatmojo (1999) transfor sedimen sepanjang
pantai terdiri dari dua komponen utama yaitu transfor sedimen dalam bentuk mata
gergaji di garis pantai dan transfor sedimen sepanjang pantai di surf zone.
Transfor sedimen pantai banyak
menimbulkan fenomena perubahan dasar perairan seperti pendangkalan muara sungai
erosi pantai perubahan garis pantai dan sebagainya (Yuwono, 1994). Fenomena ini
biasanya merupakan permasalahan terutama pada daerah pelabuhan sehingga
prediksinya sangat diperlukan dalam perencanaan ataupun penentuan metode
penanggulangan. Menurut Triatmojo (1999) beberapa cara yang biasanya digunakan
antara lain adalah :
a. Melakukan
pengukuran debit sedimen pada setiap titik yang ditinjau, sehingga secra
berantai akan dapat diketahui transfor sedimen yang terjadi.
b. Menggunakan peta/ foto udara atau pengukuran yang menunjukan perubahan elevasi dasar perairan dalam suatu periode tertentu. Cara ini akan memberikan hasil yang baik jika di daerah pengukuran terdapat bangunan yang mampu menangkap sedimen seperti training jetty, groin, dan sebagainya.
c. Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang dan sedimen pada daerah yang di tinjau.
b. Menggunakan peta/ foto udara atau pengukuran yang menunjukan perubahan elevasi dasar perairan dalam suatu periode tertentu. Cara ini akan memberikan hasil yang baik jika di daerah pengukuran terdapat bangunan yang mampu menangkap sedimen seperti training jetty, groin, dan sebagainya.
c. Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang dan sedimen pada daerah yang di tinjau.
III.
SUMBERDAYA
ALAM HASIL SEDIMENTASI
1.
Batu gamping
Batu
gamping adalah batuan sedimen kedua yang jumlahnya berlimpah setelah sedimen
klastik terrigenous. Batugamping terbentuk dari material yang membentuk endapan
kalsium karbonat dalam suatu lingkungan (Tucker & Wright 1990). Banyak
batugamping tersusun oleh kalsium karbonat yang terbentuk dari proses biologi (biomineralized),
terbentuk sebagai bagian organisme hidup. Material biogenik juga dapat
terbentuk sebagai endapan kimia dan beberapa endapan terbentuk dari kombinasi
proses biologi dan kimia
2. Batuan volkanik dan volkaniklastik
Erupsi volkanik adalah contoh yang sangat nyata dan
spektakuler mengenai pembentukan batuan beku dan sedimen di permukaan bumi.
Selama erupsi, gunungapi menghasilkan sejumlah material, dari batuan leleh,
yang membentuk lava yang mengalir dari celah (fissure) dalam gunungapi,
hingga material partikel halus, yang disemburkan dari lubang (vent)
sebagai debu volkaniklastik yang jatuh sebagai sedimen yang berada jauh dari
lokasi erupsi (Cas & Wright 1987). Lava dan debu mungkin terbentuk pada
semua lingkungan pengendapan yang dekat dengan gunungapi dan satuan volkanik
dan volkaniklastik mungkin ditemukan berasosiasi dengan beragam variasi batuan
sedimen. Lokasi gunungapi dapat dihubungkan dengan setting lempeng tektonik,
umumnya di sekitar batas lempeng dan daerah lain yang mengalirkan panas tinggi
dalam kerak bumi. Adanya lapisan yang terbentuk oleh proses volkanik dapat
menjadi petunjuk penting setting tektonik dimana suksesi sedimen terbentuk.
Batuan volkanik juga memiliki nilai stratgirafi karena sering digunakan untuk
penanggalan radiometri absolut suksesi sedimen (20.1).
3.
Mineral
evaporit
Mineral ini adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh
pengendapan larutan karena ion-ion menjadi lebih terkonsentrasi ketika air
menguap. Air laut rata-rata mengandung 35 gr/L ion terlarut (Tabel 3.4).
Kimiawi air danau bervariasi, sering memiliki ion-ion yang secara umum sama
dengan air laut tetapi dengan perbandingan yang berbeda. Kombinasi anion dan kation
ke dalam mineral terjadi karena terkonsentrasi dan air jenuh oleh senyawa
tertentu. Senyawa larut yang paling sedikit, mengendap pertama kali. Kalsium
karbonat pertama kali mengendap dalam air laut, diikuti kalsium sulfat dan
natrium klorida jika air semakin terkonsentrasi; kalium dan magnesium klorida
terendapkan jika air laut sangat terkonsentrasi.
Mineral evaporit yang paling umum dijumpai dalam batuan
sedimen adalah bentuk kalsium sulfat, sebagai gipsum atau anhidrit. Kalsium
sulfat adalah pengendapan dari air laut ketika penguapan menyebabkan air
terkonsentrasi hingga 19 % dari volume asli. Gipsum adalah bentuk hydrous
(mengandung unsur air atau H2O) dari mineral. Gipsum terendapkan di
permukaan di semua kondisi kecuali kondisi yang sangat kering dan gipsum juga
dapat terdehidrasi menjadi anhidrit ketika tertimbun (17.6). Anhidrit tidak
memiliki air dalam struktur kristalnya dan terbentuk oleh pengendapan langsung
dalam garis pantai yang ada pada daerah kering (13.5) atau sebagai hasil ubahan
gipsum. Anhidrit mungkin mengalami hidrasi menjadi gipsum jika masuk ke air.
Gipsum primer terdapat sebagai kristal memanjang selenit ketika terbentuk dari
pengendapan di air. Jika gipsum terbentuk sebagai hasil hidrasi kembali
anhidrit, gipsum memiliki bentuk kristal kecil dalam nodul-nodul batu marmer
yang berwarna putih (alabaster). Gipsum juga terdapat sebagai bentuk
serat (fibrous) dalam urat-urat sekunder.
Halit terendapkan dalam air laut ketika air laut telah
terkonsentrasi hingga kurang dari 10 % volume asli. Halit mungkin terdapat
sebagai lapisan kristalin tebal atau sebagai kristal individu yang memiliki
kubus simetri jelas, terkadang hopper crystal. Kelarutan yang tinggi
dari natrium klorida mengartikan bahwa natrium klorida hanya terawetkan
dalam batuan dengan tidak adanya airtanah tawar yang dapat melarutkannya.
Singkapan halit di permukaan dapat ditemukan dalam beberapa daerah kering
dimana halit tidak digerakkan kembali oleh air hujan.
Mineral evaporit yang lain tidaklah umum. Magnesium dan
kalium klorida yang terbentuk pada tahap akhir penguapan air laut begitu mudah
larut, maka menyebabkan mineral ini jarang terawetkan. Mineral evaporit yang
berbeda mungkin terdapat dalam danau air asin (10.4), tergantung pada kimiawi
air danau. Umumnya natrium dan magnesium karbonat dan sulfat seperti
trona (Na2CO3.NaHCO3.2H2O),
mirabilit (Na2SO4.10H2O) dan epsomit (MgSO4.7H20).
4. Rijang
Rijang adalah batuan sedimen silikaan berbutir halus. Batuan
keras, kompak yang terbentuk oleh kristal kuarsa berukuran lanau (mikrokuarsa)
dan kalsedon, sebuah bentuk silika yang terbuat dari serat memancar dengan
panjang beberapa puluh hingga ratusan mikrometer. Lapisan rijang terbentuk
sebagai sedimen primer atau oleh proses diagenesis.
Di atas lantai laut dan danau, kerangka silikaan dari
organisme mikroskopik terakumulasi membentuk ooze silikaan. Organisme ini
adalah diatom, terdapat di danau dan mungkin juga terakumulasi dalam kondisi
laut, meskipun radiolaria lebih umum sebagai komponen utama ooze silikaan di
laut. Radiolaria adalah zooplankton (hewan mikroskopik dengan gaya hidup
planktonik) dan diatom adalah fitoplankton (tanaman mengambang bebas dan alga).
Jika terkonsolidasi, ooze ini akan membentuk lapisan rijang. Silika opalin
diatom dan radiolaria adalah metastabil dan terekristalisasi membentuk silika
kalsedon atau mikrokuarsa. Rijang yang terbentuk dari ooze sering berlapis
tipis dengan lapisan yang disebabkan oleh variasi jumlah material berukuran
lempung yang ada. Rijang ini sangat umum dalam lingkungan laut dalam (15.5.2).
Beberapa rijang adalah hasil diagenesis (17.3.1), terbentuk
oleh penggantian mineral lain oleh air kaya silika yang mengalir melalui
batuan. Umumnya mengganti batugamping (contoh sebagai batuapi / flint
dalam kapur) dan terkadang terjadi dalam batulumpur. Rijang ini dalam bentuk
nodul-nodul atau lapisan irreguler dan dari sini dengan mudah dapat dibedakan
dari rijang primer. Jasper adalah rijang dengan pewarnaan merah yang kuat
karena adanya hematit.
5. Fosfat
Endapan sedimen fosfat disebut sebagai fosforit (phosphorites).
Fosfor adalah unsur umum yang esensial untuk segala bentuk kehidupan dan ada
pada semua zat kehidupan. Secara mineralogi, fosforit tersusun oleh kalsim
fosfat, carbonate hydroxyl fluoroapatite. Jarang sekali sedimen fosforit
ditemukan dalam konsentrasi tinggi, dan sedimen fosforit konsentrasi tinggi ini
sering berasosiasi dengan endapan paparan kontinen laut dangkal (11.6.2).
Material fosfatik dalam bentuk tulang, gigi dan sisik ikan juga terdapat
tersebar di dalam banyak batuan sedimen klastik dan biogenik.
6. Sedimen batubesi (ironstone)
Logam besi adalah unsur umum dalam sedimen, meskipun
keterdapatannya sedikit pada hampir semua endapan. Batuan sedimen yang
mengandung sedikitnya 15 % logam disebut sebagai ironstone, dan ini
menarik perhatian karena kepentingan nilai ekonominya. Besi mungkin dalam
bentuk oksida, hidroksida, karbonat, sulfida atau silikat (Berner 1971) (Tabel
3.5).
Besi ditransportasikan sebagai hidroksida dalam suspensi
koloid atau terikat dengan mineral lempung dan partikel organik. Pengendapan
terjadi ketika sifat kimia lingkungan mendukung pengendapan mineral besi. Jika
ada lingkungan beroksigen baik maka terbentuk hematit, oksida besi, adalah
mineral yang paling umum terbentuk, jika pada kondisi sedikit teroksidasi,
terbentuklah goetit, hidroksida besi. Hematit berwarna merah hingga hitam
sedangkan hidroksida berwarna kuning hingga coklat muda. Dalam lingkungan gurun
sepertinya goetit lebih dulu terbentuk dan kemudian hematit, goetit memberikan
warna kekuningan pada pasir gurun. Oksidasi lanjut membentuk hematit dan warna
pasir gurun me
Batuan
sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi
hasil erosi. Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
hasil erosi. Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.
Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,
dolomit, napal, dan sebagainya.
dolomit, napal, dan sebagainya.
b.
Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.
c.
Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,
misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
Batuan Sedimen
adalah batuan beku atau metamorf yang mengalami proses litifikasi yaitu proses
kompaksi dan sementasi. Jenis-jenis Batuan Sedimen antara lain yaitu:
a.
BREKSI
Breksi memiliki
butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi
fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter.
Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi
biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang
mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil
longsoran yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.
b.
KONGLOMERAT
Konglomerat
hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan
terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya
saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat
c.
SANDSTONE
Sandstone atau
batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa
oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu
tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi
batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari
batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi.
Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone,
Arkose, dan Graywacke.” alt=”" />
* QUARTZ
SANDSTONE
Quartz
sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa.Butiran
kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran butiran
yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu
pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.
* ARKOSE
Arkose adalah
batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang
menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit perubahan
secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang
bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.
* GRAYWACKE
Graywacke
adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah
matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek dan
batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
d.
SHALE
Shale adalah
batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir 1/16 hingga
1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral
lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan
menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu
lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih,
sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi
menjadi plastis.
e.
LIMESTONE
Limestone atau
batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari
kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar,
kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari
proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan
menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.
f.
SALTSTONE
Saltstone
terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan yang
biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.
g.
GIPSUM
Gipsum tersusun
atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini
terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini
juga berupa kristalin.
h.
COAL
Coal atau batu
bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material yang berasal
dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf,
berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya
coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.
Batu bara
terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya mengandung
sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa semakin
lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan
terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar,
dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.
8. Endapan
karbonan (organik)
Material
sedimen dengan sejumlah zat organik diistilahkan karbonan karena kaya karbon
(jangan dibingungkan dengan sedimen kaya karbonat, jika penyusun utamanya
adalah kalsium karbonat, disebut karbonatan). Zat organik biasanya terurai
ketika organisme mati dan hanya terawetkan jika sebagian hancur menjadi senyawa
stabil. Ini hanya terjadi di bawah kondisi ketersediaan oksigen terbatas,
disebut sebagai anaerobik. Lingkungan dimana keadaan ini terjadi adalah
kubangan lumpur (waterlogged mires), rawa (swamp) dan tanah
berlumpur (bog), danau bertingkat (stratified lakes) (10.2.2) dan
air laut dengan sirkulasi terbatas.
9. Minyak bumi dan Gas alam
Minyak
bumi dan gas alam merupakan bahan
bakar fosil yang dihasilkan oleh pembusukan sedimen organik terdiri dari
organisme laut mikroskopis. Seharusnya pembusukan ini menghasilkan Tar, zat
yang disebut kerogen yang
sebagian besar terdiri dari hidrokarbon yang sangat berat.
Lapisan tumpukan sedimen di atas sumber minyak ini seharusnya kerogen yang
terkubur sangat dalam. Panas internal dan tekanan Bumi mengkonversi kerogen
menjadi hidrokarbon ringan, termasuk metana (CH4, komponen gas alam). Kerogen
ditemukan dalam serpihan minyak dan Ter (bahan pembuat aspal) yang bisa
dikonversi melalui panas menjadi minyak bumi
dan gas alam.
IV.
EKSPLORASI
DAN EKSPLOTASI SUMBER DAYA ALAM HASIL SEDIMENTASI DI INDONESIA
1.
Minyak bumi
Minyak
bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-danau, teluk-teluk,
rawa-rawa dan laut-laut dangkal. Sesudah mati mikroplankton berjatuhan dan
mengendap di dasar laut kemudian bercampur dengan sedimen. Akibat tekanan
lapisan-lapisan atas dan pengaruh panas magma, dan terjadilah proses destilasi
hingga terjadi minyak bumi kasar. Daerah-daerah penghasil minyak bumi di
Indonesia adalah sebagai berikut :
• Pulau
Jawa : Cepu, Cirebon dan Wonokromo.
• Pulau
Sumatera : Palembang dan Jambi.
• Pulau
Kalimantan : Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan Kutai.
• Pulau
Irian : Sorong.
2.
Gas alam
Gas alam
merupakan campuran beberapa hidrokarbon dengan kadar karbon kecil yang
digunakan sebagai bahan baker. Ada dua macam gas alam cair yang diperdagangkan,
yaitu LNG ( liquefied natural gas ) dan LPG ( liquefied petroleum gas).
3.
Batu bara
Batu bara
terbentuk dari tumbuhan yang tertimbun hingga berada dalam lapisan batu-batuan
sediment yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut juga inkolent yang
terbagi menjadi dua, yaitu prose biokimia dan proses metamorfosis. Daerah
tambang batu bara di Indonesia adalah sebgai berikut :
• Ombilin
dekat Sawahlunto ( Sumatera Barat )
• Bukit
Asam dekat Tanjung Enin ( Palembang )
• Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan (
Pulau
Laut / Sebuku )
• Jambi,
Riau, Aceh dan Papua.
4.
Tanah liat
Merupakan
tanah yang mengandung lempung, banyak terdapat di dataran rendah
di Pulau
Jawa dan Pulau Sumatera.
5.
Kaolin
Terbentuk
dari pelapukan batu-batuan granit. Banyak terdapat di daerah sekitar pegunungan
di Pulau Sumatera
6.
Gamping
Batu
kapur terbentuk dari pelapukan sarang binatang karang. Banyak terdapat di
Pegunungan Seribu dan Pegunungan Kendeng.
7.
Pasir kuarsa
Merupakan
pelapukan batu-batuan yang hanyut lalu mengendap di daerah sekitar sungai,
pantai dan danau. Banyak terdapat di Banda Aceh, Bangka, Belitung dan Bengkulu.
8.
Pasir besi
Merupakan
batuan pasir yang banyak mengandung zat besinya. Terdapat di Pantai Cilacap,
Jawa Tengah.
9.
Marmer atau batu pualam
Merupakan
batu kapur yang telah berubah bentuk dan rupanya. Banyak terdapat di
Trenggalek, Jawa Timur, dan daerah Bayat ( Jawa Tengah )
10.
Batu akik
Merupakan
batuan atau mineral yang cukup keras dan berwarna. Terdapat di daerah
pegunungan dan sekitar aliran sungai.
11.
Bauksit
Banyak
terdapat di Pulau Bintan dan Riau.
12.
Timah
Daerah
penghasil timah di Indonesia adalah Pulau Bangka, Belitung dan Singkep.
13.
Nikel
Terdapat
di sekitar Danau Matana, Danau Towuti dan di Kolaka.
14.
Tembaga
Terdapat
di Tirtomoyo, Wonogiri ( Jawa Tengah ), Muara Simpeng ( Sulawesi ) dan
Tembagapura ( Papua ).
15.
Emas dan perak
Merupakan
logam mulia. Terdapat di Tembagapura, Batu hijau, Tasikmalaya, Simau, Logos,
Meulaboh.
16.
Belerang
Terdapat
di kawasan Gunung Telaga Bodas ( Garut ) dan di kawah gunung berapi,
seperti
di Dieng ( Jawa Tengah ).
17.
Mangan
Terdapat
di Kliripan ( Yogyakarta ), Pulau Doi ( Halmahera ) dan Karang nunggal.
18.
Fosfat
Terdapat
di Cirebon, Gunung Ijen, dan Banyumas.
19.
Besi
Besi baja
adalah besi yang kandungannya atau campuran karbonnya rendah.
20.
Mika
Terdapat
di Pulau Peleng, Kepulauan Banggay di Maluku.
21.
Tras
Terdapat
di Pegunungan Muria ( Jawa Tengah ).
22.
Intan
Terdapat
di Martapura ( Kalimantan Selatan ).
23. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Sedimentasi
sebgai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh
pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang
disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta,
estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.
2. Sedimentasi
diendapkan dipengaruhi kecepatan yang berbeda berdasarkan kepadatan dan ukuran
partikel tersebut.
3. Sedimentasi
menghasilkan sumber daya alam seperti batuan sedimen, minyak bumi, fosfat,
pasir dll
4. Hasil
sedimentasi dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2011. Blog Pendidikan:
http://www1.adsensecamp.com./ sedimentasi/. Diakses pada Oktober 2012.
Anonim. 2011. Sumber
Daya Alam.Wahana Keilmuan Geospasial:
http://wahankeilmuangeospasial.blogspot.com/sumber-daya-alam/html. Diakses
pada Oktober 2012.
Anonim.
2011. http://sebar.idblognetwork.com./tori-abiotik-minyak-bumi/html.
Diakses pada Oktober 2012.
Anonim.
2010. http://www.sedimen.blogspot.com/sedimen-biogenik-kimia-dan-volkanogenik.html.
Diakses pada Oktober 2012
Fatmawati, fitri. 2011. Daerah Indonesia PenghasilSumber Daya Alam :
http://fitri.fatmawati.blogspot.com/daerah-indonesia-penghasil-sumber-daya-alam/.
Diakses pada Oktober 2011.
Hanafi, fadel. 2011. Http://hanfifadelblog.wordpress.com/batuan-sedimen/.
Diakses pada Oktober 2012.
Kusnadi,
Rahmat. 2011. Sedimentasi:
http://rahmatkusnadi.blogspot.com/ sedimentasi-html. Diakses pada Oktober 2012
Matnuh.
2010. Sedimentasi:http://boomitv.blogspot.com/penhgertian-sedimentasi/
Diakses pada Oktober 2012.
Maun,
Ojan. 2010. Sedimen:
http://Ojanmaunblog.wordpress.com/makalah-sedimen-html/. Diakses pada
Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar