Minggu, 10 Mei 2015

PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN LIMBAH PADA KEGIATAN BUDIDAYA



PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN LIMBAH PADA KEGIATAN BUDIDAYA
 (Tugas Resume Manajemen Tata Lingkungan Budidaya)











Oleh
Widi Indra Kesuma
1114111058













JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014


PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN LIMBAH PADA KEGIATAN BUDIDAYA


A.    Pengelolaan Kualitas Air
Kehidupan Perairan sangat tergantung sekali pada kesesuaian lingkungan perairan dengan biota di dalamnya. Upaya pengelolaan lingkungan agar dapat memenuhi kebutuhan dan mendukung kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan cara diantaranya melakukan kegiatan pemantauan kualitas air atau pengelolaan kualitas air dan kesehatan ikan secara bersama-sama.

Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisis alamiahnya. Pengelolaan kualitas air yang kontinyu merupakan faktor eksternal lain yang menentukan keberhasilan usaha budidaya, karena berkaitan yang erat antara lingkungan perairan dengan berkembangnya hama dan penyakit pada organisme air tawar yang dipelihara.

Kualitas air mencakup sifat fisika, kimia dan sifat biologi air. beberapa parameter kualitas air, yang merupakan parameter kunci yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan diantaranya: oksigen terlarut, BOD, CO2 pH, alkalinitas, kesadahan, fosfat terlarut, nitrat, nitrit, kecerahan, suhu, dan kelimpahan plankton.

Faktor Penyebab Turunnya Kualitas Air
1.   Padat Penebaran ikan
2.   Pemberian pakan yang berlebihan
3.   Menumpuknya bahan organik
4.   Pengelolaan dasar sebelum penebaran
5.   Pengelolaan air
6.   Kondisi air sumber (sumur, sungai, danau atau waduk)
7.   Perubahan cuaca
Dampak Kualitas Air yang Buruk Bagi Biota Budidaya:
1.   Pertumbuhan ikan dan biota air lainnya terganggu.
2.   Tingkat kematian tinggi.
3.   Keracunan biota air
4.   Ikan mudah diserang penyakit

Metode yang digunakan dalam pengelolaan kualitas air harus mengacu pada tujuan pengelolaan air  . Secara garis besar tujuan dari kegiatan ini terbagi dalam 3 kelompok yaitu :
(a) Menjaga atau mempertahankan kualitas air yang sudah sesuai dengan tolok ukur berlaku berdasarkan pengamatan lapangan maupun teori,
(b) Memperbaiki kualitas perairan yang kurang sesuai ke arah yang lebih baik,
(c) Mengganti perairan  yang dapat membahayakan bagi organism budidaya dengan perairan yang baru untuk menciptakan lingkungan perairan yang lebih sesuai dengan kondisi dan kualitas organism budidaya.

Metode yang digunakan harus tepat sasaran sesuai dengan parameter yang akan dikelola yaitu kecerahan air, warna air , kondisi fisik air dan kondisi dasar perairan. Parameter tersebut membutuhkan pendekatan metode tersendiri yang tetap mengacu pada keterkaitan satu sama lain.

Metode yang digunakan harus dapat menyentuh akar permasalahan kualitas air yang sebenarnya. Permasalahan kualitas air dapat terjadi antara lain karena :
(a)    Faktor internal, yaitu permasalahan yang terjadi karena terganggunya salah satu unsur penyusun ekosistem perairan  ;
(b)   Faktor eksternal, yaitu permasalahan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh dari luar   seperti perubahan cuaca yang menyebabkan kestabilan perairan terguncang;
(c)    Faktor treatment error , yaitu permasalahan yang terjadi akibat kesalahan perlakuan teknis budidaya
Dasar pertimbangan tersebut bertujuan agar penerapan metode yang digunakan dalam pengelolaan kualitas air  dapat berjalan efektif dan efisien baik secara teknis budidaya maupun perhitungan finansial. Beberapa metode yang biasa digunakan dalam pengelolaan kualitas air   antara lain :
1.      Sirkulasi air
  1. Pemupukan air
  2. Inokulasi air, and
  3. Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan (tidak direkomendasikan).
Metode tersebut dalam penerapannya tidak dapat berdiri sendiri dan mempunyai keterkaitan satu sama lain tergantung pada tingkat urgency dan skala prioritas dari perlakuan teknis budidaya yang akan diberikan berdasarkan pengamatan dan identifikasi keperluan yang ditemukan di lapangan. Metode pengelolaan kualitas air   yang dilakukan secara terpisah akan mengakibatkan keseimbangan ekosistem perairan tersebut terganggu sehingga dapat menyebabkan suatu permasalahan yang baru yang lebih kompleks.



B.     Pengelolaan Limbah

Pertumbuhan budidaya perikanan telah menyebabkan kepada sebuah peningkatan dalam penggunaan pakan untuk meningkatkan produksi. Limbah yang dihasilkan dari penggunaan pakan pada budidaya perikanan akan menjadiperhatian utama. Limbah dari tambak ikan secara umum terbagi menjadi tigabentuk :
·         Limbah hasil metabolisme,
·         Limbah kimia, dan
·         Zat-zat pathogen.

Limbah hasil perikanan dapat berbentuk padatan, cairan atau gas.  Limbah berbentuk padat berupa potongan daging ikan, sisik, insang atau saluran pencernaan.  Limbah ikan yang berbentuk cairan antara lain darah, lendir dan air cucian ikan.  Sedangkan limbah ikan yang berbentuk gas adalah bau yang ditimbulkan karena adanya senyawa amonia, hidrogen sulfida atau keton.
Berbagai teknik penanganan dan pengolahan limbah telah dikembangkan. Masing-masing jenis limbah membutuhkan cara penanganan khusus, berbeda antara jenis limbah yang satu dengan limbah lainnya.  Namun secara garis besarnya, teknik penanganan dan pengolahan limbah dapat dibagi menjadi penanganan dan pengolahan limbah secara fisik, kimiawi, dan biologis.

1.  Secara Fisik
Penanganan dan pengolahan limbah secara fisik dilakukan untuk memisahkan antara limbah berbentuk padatan, cairan dan gas.  Penanganan dan pengolahan limbah secara fisik mampu melakukan pemisahan limbah berbentuk padat dari limbah lainnya. Limbah padatan akan ditangani atau diolah lebih lanjut sehingga tidak menjadi bahan cemaran, sedangkan limbah cair dan gas akan ditangani atau diolah menggunakan teknik kimiawi dan biologis.

Secara fisik, penangan limbah dilakukan menggunakan penyaring (filter).  Bentuk saringan disesuaikan dengan kondisi dimana limbah tersebut ditangani.  Panyaring yang digunakan dapat berbentuk jeruji besi atau saringan.

2.  Secara Kimiawi
Penanganan dan pengolahan limbah secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan senyawa kimia tertentu untuk mengendapkan limbah sehingga mudah dipisahkan.  Pada limbah berbentuk padat, penggunaan senyawa kimia dimaksudkan untuk menguraikan limbah menjadi bentuk yang tidak mencemari lingkungan.

3.  Secara Biologis
Pengolahan limbah secara biologis dilakukan dengan menggunakan tanaman dan mikroba.  Jenis tanaman yang digunakan dapat berupa eceng gondok, duckweed, dan kiambang.  Jenis mikroba yang digunakan adalah bakteri, jamur, protozoa dan ganggang.  Pemilihan jenis mikroba yang digunakan tergantung dari jenis limbah.  Bakteri merupakan mikroba yang paling sering digunakan pada pengolahan limbah secara biologis.  Bakteri yang digunakan bersifat kemoheterotrof dan kemoautotrof.  Bakteri kemoheterotrof memanfaatkan bahan organisk sebagai sumber energi, sedangkan bakteri kemoautotrof memanfaatkan bahan anorganik sebagai sumber energi.

Jamur yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan limbah secara biologis bersifat nonfotosintesa dan bersifat aerob. Protozoa yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan limbah bersel tunggal dan memiliki kemampuan bergerak (motil).  Ganggang digunakan pada penanganan dan pengolahan limbah secara biologis karena memiliki sifat autotrof dan mampu melakukan fotosintesa.  Oksigen yang dihasilkan dari fotosintesa dapat dimanfaatkan oleh mikroba.


Tidak ada komentar: