Minggu, 10 Mei 2015

PEMILIHAN BAHAN BAKU PAKAN



PEMILIHAN BAHAN BAKU PAKAN
(Laporan Praktikum Nutrisi Ikan dan Menejemen Pakan)









Disusun Oleh :
Kelompok 10

Widi Indra Kesuma    (1114111058)
 



unila+logo.jpg





JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013



LEMBAR PENGESAHAN



Judul                           : Pemilihan Bahan Baku Pakan
Nama                          : Widi Indra Kesuma               (1114111058)
Anggun Safitri                       (1114111008)
Candra Pambudi                   (1114111015)
Rizky Alfiani                          (1114111048)
Swarna Sri Noviyanti                        (1114111053)
Kelompok                    : 10 (Sepuluh)
Tanggal                       : 27 Desember 2013









Bandar Lampung, 27 Deseember 2013
Mengetahui,
Dosen Pembimbing                                         Asisten Dosen




Limin Santoso, S. Pi,. M. Si.                                    Dian Oktavianti        
NIP. 1977032720050110001                          NPM. 0914111028











DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… ii
I.              PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………… 1
1.2  Tujuan Praktikum………………………………………………………… 2
II.            METODELOGI PRAKTIKUM
2.1  Alat dan Bahan……………………………………………………………. 3
2.2  Prosedur Praktikum……………………………………………………… 3
III.           HASIL DAN PEMBAHSAN
3.1  Hasil…………………………………………………………………………. 4
3.2  Pembahasan……………………………………………………………….. 8
IV.          SIMPULAN DAN SARAN
4.1  Simpulan……………………………………………………………………. 11
4.2  Saran………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN





















I.              PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Pakan memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oleh sebab itu nutrisi yang terkandung dalam pakan harus benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ikan tersebut. Pemberian pakan yang sesuai akan menghindarkan ikan dari berbagai serangan penyakit, khususnya penyakit nutrisi. Penyakit nutrisi ini biasanya menyerang ikan yang hanya diberi pakan sembarangan tanpa memperhitungkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan. Penyakit nutrisi dapat dihindari dengan pemberian kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang lengkap. Hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas pakan yang diberikan. Pakan yang sudah busuk atau pakan buatan yang kadaluarsa (tengik/berjamur) dapat menyebabkan ikan menjadi sakit.

Bahan baku yang dapat digunakan dalam membuat pakan buatan ada beberapa macam. Dalam memilih beraneka macam bahan baku tersebut harus dipertimbangkan beberapa persyaratan. Persyaratan pemilihan bahan baku ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu persyaratan teknis dan persyaratan sosial ekonomis. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah : mempunyai nilai gizi tinggi, tidak mengandung racun, sesuai dengan kebiasaan makan ikan, bahan baku yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan di alam, hal ini dapat meningkatkan selera makan dan daya cerna ikan. Seperti diketahui bahwa berdasarkan kebiasaan makannya jenis pakan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu herbivor, omnivor dan karnivor. Sedangkan persyaratan sosial ekonomis yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah mudah diperoleh mudah diolah harganya relatif murah bukan merupakan makanan pokok manusia, sehingga tidak merupakan saingan sedapat mungkin memanfaatkan limbah industri pertanian (Gusrina, 2008).

Bahan – bahan baku yang dipakai dalam pembuatan pakan buatan berfungsi sebagai sumber protein, energi, mineral dan vitamin. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pakan adalah kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan, kontinuitas dan harga. Bahan-bahan ini bisa didapatkan dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani). Penggunaan bahan baku lokal potensial untuk kepentingan budidaya tidak hanya berfungsi untuk menekan biaya produksi, tetapi sekaligus menjamin kontinuitas bahan untuk kepentingan pembuatan pakan.

Dengan demikian dilakukanlah praktikum ini agar dapat mengetahui cara menghasilkan pakan buatan berkualitas baik dan dapat mempercepat pertumbuhan seta perkembangan ikan dengan nutrisi yang terkandung didalam pakan tersebut.

1.2  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah:
1.    Mahasiswa mengetahui jenis-jenis bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pakan ikan.
2.    Mahasiswa mengetahui persyaratan-persyaratan bahan baku pakan ikan.
3.    Mempelajari cara-cara pengolahan bahan baku pakan dengan benar.































II.            METODELOGI PRAKTIKUM


2.1  Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baskom, tampah, ayakan tepung, mesin penggiling, mesin oven, mesin pengepres, timbangan, plastic bening, kertas HVS, dan kamera.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain, tepung kedelai, bungkil sawit, tepung darah, tepung tapioca, tepung kepala udang, tepung ikan rucah, tepung ikan, tepung tulang daging (MBM), tepung tulang, tepung rebon,tepung kepala ikan teri, tepung bulu ayam, dan tepung biji lamtoro.

2.2          Prosedur Praktikum
Cara kerja  praktikum pemilihan bahan baku pakan antara lain :
1.    Bahan yang mengandung kadar air an minyak terlalu tinggi harus dipressing agar air dan minyak berkurang.
2.    Selanjutnya bahan tersebut dikeringkan dengan cara dijemur atau dengan menggunkan mesin oven sampai bahan benar-benar kering (kadar air 3-7 %).
3.    Setelah kering, bahan-bahan digiling dengan menggunakan alat penumbuk tradisional atau denga mesin penggiling (hummer mill).
4.    Bahan-bahan tersebut kemudian diayak untuk memperoleh bahan dalam bentuk tepung.
5.    Tepung yang diperoleh kemudian disimpan dalam wadah yang kedap udara.
6.    Untuk menguji kandungan nutrsi bahan baku tersebut, dapat dilakukan uji proksimat.
7.    Bahan yang sudah diperoleh diletakkan di kertas HVS kemudian dicium aromanya, di raba teksturnya, dan dilihat warnanya.











III.           HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1  Hasil
Proses pembuatan tepung bungkil inti sawit










Flowchart: Alternate Process: Setelah itu, bahan di jemur lagi atau diangin- anginkan di tempat terbuka hingga dingin



 

































 

















Tabel Bahan Baku Pakan
No
Bahan Baku
Gambar
Karakteristik
1
Tepung Tapioka
Asal     : Saripati ketela pohon (singkong)
Sumber: Protein Nabati
Fungsi : sebagai binder
Tekstur: Kesat dan halus
Warna : putih
Bau : berbau khas singkong
2
Tepung Ikan
Asal       : Ikan
Sumber : Protein Hewani
Tekstur : Kasar
Warna  : coklat muda
Bau : Apek amis
3
Tepung Tulang
Asal     : Tulang Ayam
Fungsi : sumber protein hewani
Bentuk : kurang halus
Warna  : coklat susu (krem)
Bau    : tidak terlalu menyengat, berbau susu.
4
Tepung Ikan Rucah
Asal        : Ikan rucah
Sumber  : Protein Hewani
Tekstur   : Kasar, berbentuk remah- remah tidak terlalu halus.
Warna    : coklat.
Bau   : amis dan menyengat.
5
Tepung Darah
Asal        : Darah sapi
Sumber  : Protein Hewani
Tekstur   : sangat halus
Warna    : hitam kopi kecoklatan
Bau        : bau tidak terlalu menyengat tercium amis.
6
Tepung Jagung
Fungsi     : jagung kering
Sumber  : Protein Nabati
Bentuk    : halus
Warna    : putih kotor
Bau        : bau apek.

7
Tepung Kepala Udang
Asal        : kepala udang, limbah pada
Sumber  : Protein hewani
Tekstur   : Kasar
Warna     : coklat
Bau   : menyengat, amis, apek dan gurih

8
Tepung Tulang Daging
Asal        : tulang ayam yang masih ada serat-serat dagingnya
Sumber  : Protein hewani
Tekstur   : sedikit kasar
Warna    : coklat muda
Bau   : amis
9
Tepung Kedelai
Asal        : kedelai kering
Sumber  : Protein Nabati
Tekstur   : halus
Warna     : putih susu vanila
Bau         : bau apek menyengat.
10
Tepung Bungkil Inti Sawit
Asal        : bungkil inti sawit
Sumber  : Protein Nabati
Tekstur   : halus
Warna     : coklat tua
Bau         : manis
11
Tepung Rebon
Asal        : Rebon kering
Sumber  : Protein Hewani
Tekstur   : agak kasar
Warna    : kuning tua
Bau        : amis dan gurih seperti bau trasi.
12
Tepung Biji Lamtoro
Asal        : Biji Lamtoro kering
Sumber  : Protein Nabati
Tekstur   : sedikit halus
Warna     : coklat
Bau         : kopi







13
Tepung Bulu Ayam
Asal        : bulu ayam kering
Sumber  : Protein hewani
Tekstur   : seperti kapas.
Warna    : putih
Bau        : seperti bulu kebakar

14
Tepung Kepala Ikan Teri
Asal        : kepala Ikan teri
Sumber  : Protein hewani
Tekstur   : kasar
Warna     : putih
Bau         : amis




3.2  Pembahasan

Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan kebutuhannya. Pembuatan pakan sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi ikan, kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis. Dalam praktikum ini bahan baku yang digunakan berupa tepung kedelai, bungkil sawit, tepung darah, tepung tapioca, tepung kepala udang, tepung ikan rucah, tepung ikan, tepung tulang daging (MBM), tepung tulang, tepung rebon,tepung kepala ikan teri, tepung bulu ayam, dan tepung biji lamtoro.

Pembuatan pakan terdiri dari persiapan bahan baku berupa tepung ikan yang berasal dari perlakuan yang berbeda. Tahapan selanjutnya adalah penghalusan. Tujuan utama pengahalusan bahan baku pakan adalah untuk memperoleh ukuran yang relatif halus dan seragam. Menurut Mudjiman (2004), bahan baku yang halus, selain mudah dicerna juga menghasilkan pakan yang relatif lebih kompak. Sebaliknya, bahan baku yang kasar relatif sulit dicerna dan dapat menyebabkan kematian ikan karena sering menyumbat kerongkongan atau saluran pencernaan. Selain itu juga, dengan pengecilan ukuran maka luas permukaan pakan jadi bertambah besar sehingga kontak dengan enzim pencernaan dan daerah penyerapan (dinding usus ) akan bertambah besar pula,. Dengan demikian, energi pakan yang dapat diserap oleh tubuh ikan juga semakin meningkat. Akan tetapi, perlu diperhatikan agar bahan baku pakan tidak terlalu halus. Jika terlalu halus, pakan akan membentuk koloid di dalam air sehingga hanya sedikit nutrien yang di manfaatkan oleh ikan.

Sebelum penggilingan/penghalusan, bahan-bahan dipastikan harus sudah kering. Bahan yang digunakan saat praktikum sudah dijemur selama lima hari, Penggilingan dilakukan satu persatu untuk tiap bahan. Penghalusan bahan (pembuatan tepung) bertujuan untuk memperoleh ukuran yang relatif halus dan seragam. Bahan baku yang halus, selain mudah dicerna juga menghasilkan pakan yang relatif lebih kompak. Sebaliknya, bahan baku yang kasar relatif sulit dicerna dan dapat menyebabkan kematian ikan karena sering menyumbat kerongkongan hatau saluran pencernaan. Selain itu juga, dengan pengecilan ukuran maka luas permukaan pakan jadi bertambah besar sehingga kontak dengan enzim pencernaan dan daerah penyerapan (dinding usus ) akan bertambah besar pula,. Dengan demikian, energi pakan yang dapat diserap oleh tubuh ikan juga semakin meningkat. Aryani (2008) menyatakan bahwa ”Keuntungan lain dari proses penghalusan bahan baku pakan adalah panas yang ditimbulkan selama penghalusan dapat menginaktifkan beberapa senyawa toksik atau antinutrien. Pengurangan kadar air bahan baku selama proses penghalusan juga aka meningkatkan stabilitas bahan baku tersebut dalam mempermudah penyimpanan dan mempermudah penanganan selama proses pencampuran serta pencetakan”. Penghalusan bahan baku pakan akan menyebabkan bidang kontak bahan baku dan oksigen di udara bertambah luas sehingga meningkatkan laju oksidasi. Pencampuran bahan baku dimaksudkan agar seluruh bagian bahan yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama seperti komposisi yang telah direncanakan. Baha baku yang jumlah dan sifatnya bevariasi sering kali menimbulkan masalah dalam proses pencampuran. Semakin kecil dan seragam ukuran bahan baku pakan, semakin tinggi kemungkinan terbentuknya campuran yang homogen. Komponen esensisl (misalnya vitamin, mineral, dan obat) mempunyai diameter sangat halus sehingga dapat dapat tercampur secara homogen dengan bahan baku lainnya. Bahan baku yang relatif halus lebih memungkinkan terbentuknya campuran yang homogen. Bahan baku yang bersifat halus relatif tidak stabil dan memiliki muatan elektrostatik. Muatan yang dimilikinya menyebabkan partikel-partikel halus halus lainnya akan melekat sehingga terkonstentrasi di sekitar partikel bermuatan tersebut.

Bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas pakan buatan yang dihasilkan, ada lima persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan baku ialah :
1.    Nilai Gizi
Pengetahuan nilai gizi sangat penting untuk menetukan komposisi bahan tersebut dalam pembuatan pakan. Kandungan gizi pakan buatan disesuaikan menurut kebutuhan. Pengetahuan kandungan gizi bahan baku pakan berguna untuk menutupi kekurangan yang dimiliki oleh bahan baku lainnya.
Nilai gizi ini dapat diketahui melalui analisis proksimat dilaboratorium atau cara praktis dengan melihat daftar komposisi bahan pakan. Walaupun angka yang teradapt didaftar bahan baku tidak selalu tepat namun cukup memadai untuk pedoman dalam penyusunan formulasi pakan.

2.    Mudah Dicerna
Bahan baku pakan buatan hendaknya mudah dicerna oleh ikan agar nilai efesiensi pakannya cukup tinggi. Tingkat kecernaan bahan baku yang digunakan dapat dilihat dalam daftar yang memuat nilai ubah bahan pakan. Semakin tinggi nilai ubahnya, berarti bahan baku pakan tersebut semakin sulit dicerna.

3.    Tidak Mengandung Racun
Racun adalah zat yang dapat menyebabkan sakit atau kematian apabila masuk kedalam tubuh ikan. Akibat timbulnya racun pada bahan baku sangat bervariasi, penyimpanan yang terlalu lama menyebabkan bahan baku pakan buatan mengalami kerusakan secara fisika, kimia atau meningkatnya kandungan racun, yang disebabkan adanya aktifitas mikroba, serangga, atau proses oksidasi.
Selain itu adanya kandungan racun dari bahan baku itu sendiri, misalnya biji kapas dan kapuk mengandung racun gosipol, kcang tanah mengandung racun yang menghambat aktivitas enzim tripsin.

4.    Mudah Diperoleh
Pengeluaran terbesar dalam budidaya ikan secara intennsif adalah biaya pengadaan pakan. Apabila bahan baku pembuatan pakan sulit diperoleh, biaya pengadaan pakan juga akan meningkat. Bahan baku pakan yang mudah diperoleh dengan harga murah adalah, limbah pasar, limbah rumah makan, limbah industri makanan, dan limbah pertanian.

5.    Bukan Merupakan Kebutuhan Pokok Manusia
Bahan baku yang dibuat untuk pakan ikan sebaiknya bukan kebutuhan pokok manusia, hal ini untuk menghindari terjadinya persaingan. Bahan baku yang masih dapat dimanfaatkan oleh manusia harganya relatif tinggi sehingga kurang efisien apabila digunakan sebagai bahan baku pakan ikan (Djajasewaka,1985).

Lusiawiaty (2008) menyatakan faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan pembuatan pakan ikan adalah memilki nilai nutrisi sesuai kebutuhan ikan, mudah diperoleh dan selalu tersedia, mudah diolah dan dibentuk, tahan lama, bukan zat antinutrien.





IV.          SIMPULAN DAN SARAN


4.1  Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakaukan dapat ditarik kesimpulansebagai berikut:
1.       Dalam pembuatan pakan perlu memperhatikan bahan bakau serta kandungan gizi dari pakan.
2.       Komponen utama dalam pembuatan pakan adalah sumber protein, binder, dan bahan atraktan.
3.       Pengolahan bahan baku secara umum, yaitu pengeringan, penggilingan, dan pengayakkan.
4.       Kandungan pakan biasanya adalah mengandung protein, karbohidrat dan lemak.

4.2  Saran
Adapun saran yang diperlukan dalam praktikum ini yaitu:
1.    Peralatan harus lebih memadai agar segala jenis praktikum dapat berjalan dengan baik.
2.    Pemilihan bahan baku dan prosesnya harus dilakukan dengan efektif dan efisien dan ada baiknya pengadaan bahan baku telah dipersiapkan oleh laborat agar lebih efektif.



















DAFTAR PUSTAKA


Aryani,E. 2008. Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
DJajasewaka. 1985. Pakan Ikan. Jakarta : CV Jaya Jakarta
Lusiawiaty. 2008. Nutrisi Ikan. Universitas Muhamadiyah Malang Press. Malang.
Mudjiman A. 2004. Membuat Pelet Ikan. Yogyakarta : Kanisus.






























Lampiran 1. Proses pengolahan bahan baku



Gambar 1. Bungkil inti sawit

Gambar 2. Pengepresan tradisional (manual) bungkil yang dimasukkan dalam karung dan ditindih dengan kayu.

Gambar 3. Penjemuran bungkil dibawah sinar matahari

Gambar 4. Pengeringan dengan oven kue kompor.

Gambar 5. Pendinginan bungkil setelah dioven

Gambar 6. Penggilingan dengan mesin giling kopi.

Gambar 7. Pengayakan bungkil yang sudah digiling.

Gambar 8. Bungkil kasar yang tidak diperlukan.

Gambar 9. Bungkil yang telah menjadi tepung halus siap diproses.


Tidak ada komentar: