Minggu, 10 Mei 2015

TUMBUHAN AIR



TUMBUHAN AIR
(Laporan Praktikum Plankton dan Tanaman Air)





Oleh:
WIDI INDRA KESUMA
1114111058


KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)





PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014



I.                   PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Tumbuhan air merupakan produsen utama bagi hewan-hewan yang ada disekitarnya. Keragaman tumbuhan sangat mempengaruhi kehidupan biota yang ada di perairan tersebut. Warna tumbuh-tumbuhan disebabkan oleh terdapatnya pigmen tambahan yang terlarut di dalam air yang dinamakan fitoksianin (Bagyo, 2005).

Tumbuhan akuatik juga disebut tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes adalah tumbuhan yang telah disesuaikan untuk tinggal di atau pada lingkungan perairan. Karena hidup pada atau di bawah air permukaan memerlukan banyak adaptasi khusus, air tanaman hanya dapat tumbuh dalam air atau selamanya jenuh tanah.

Klasifikasi Tumbuhan Air  menurut Wetzel (2001) :
1. Tumbuhan yang melekat pada substrat
    Tumbuhan yang melekat pada substrat dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu :
a)      Tumbuhan air mencuat yaitu tumbuhan yang hidup pada tanah jenuh air atau dasar yang tergenang air.
b)      Tumbuhan air dengan daun mengapung yaitu tumbuhan berbunga yang hidup melekat pada sedimen yang tenggelam dengan kedalaman mulai 0,5 – 3 m. 
c)      Tumbuhan air tenggelam yaitu terdapat dalam air sampai kedalaman zona photik.
2. Tumbuhan yang Mengapung bebas yaitu tumbuhan yang akarnya tidak melekat pada substrat.
Dan ada tumbuhan air yang memliki perbedaan bentuk morvologi yaitu disebut pula vegetative polymorphism yaitu bagian tumbuhan yang secara morfologis memiliki bentuk daun yang berbeda  dengan bagian tumbuhan yang umum. Contohnya Heterophylli Sp (termasuk klasifikasi tumbuhan air tenggelam)

Fungsi dan Peranan Tumbuhan Air :
  1. Penstabil lingkungan perairan
  2. Meningkatkan pengendapan
  3. Pembersih dan penjernih air
  4. Pemasok oksigen
  5. Diversifikasi habitat
  6. Penyebar organisme
  7. Memiliki nilai estetika dan nilai ekonomis
  8. Produser primer
  9. Penyerap nutrien

1.2    Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
a.       Mengetahui berbagai jenis tanaman air
b.      Mengetahui morfologi tanaman air
c.       Mengetahui keunikan adaptasi tanaman air
















II.                METODELOGI



2.1    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Kamis, 30 Oktober 2014 di Lab Terpadu dan Danau Rawa Rusunawa Universitas Lampung.

2.2    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu kamera dan alat tulis.

2.3    Metode Kerja
Metode kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
a.       Memilih lokasi pengambilan sampel.
b.      Mencari 10 jenis tanaman air yang ada di lokasi sampel:
·         Melekat pada substrat
·         Mengapung
·         Tenggelam
·         Setengah tenggelam
c.       Mengambil gambar tanaman air tersebut dengan kamera.
d.      Menulis cirri morfologi tanaman tersebut
·         Akar
·         Daun
·         Batang
·         Bunga.







III.             HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1    Hasil Pengamatan
Kelompok
Lokasi
Nama Tumbuhan
Morfologi
Foto
6 dan 8
Rusunawa
Genjer (Limnocharis flava)
·         Tumbuhan genjer ini termasuk pada tumbuhan berbatang jelas, karena batangnya terlihat dengan jelas.
·         Tanaman ini mempunyai akar serabut.
·         Genjer memiliki bunga yang mempunyai sifat seperti daun. Berdasarkan kelengkapan bunga, genjer memiliki bunga yang lengkap, karena di situ semua daun bunga seperti kelopak, mahkota, benang sari dan putik terdapat pada bunga genjer.
·         Pada tumbuhan genjer buah yang dimiliki tidak akan mengalami perkembangan dengan berdaging, makanya buah dari tanaman genjer ini termasuk pada buah semu.
 
Alang - alang air (Imperata cylindrica L)
·         Daun tidak lengkap yang disebut daun pipih, terdiri dari upih daun (vagina) dan helaian daun (lamina), bangun daun bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tulang-tulang daun sejajar atau lurus (rectinervis), tapi daun rata (integer), daging daun tipis seperti kertas (papyraceus), warna daun hijau dengan permukaan atas lebih gelap dari permukaan bawah, sifat permukaan atas licin (laevis), permukaan licin (laevis), upih daun berwarna putih keunguan,
·         Batang rumput (calmus), batang tidak keras, bentuk bulat (teres).Batang tumbuh pendek dan bercabang dan memanjang di dalam tanah, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas baru.
·         Sistem perakaran berupa system serabut, yang muncul dari nodus atau buku-buku batang.
·         Perbungaan berupa bulir majemuk, silindris, spikelet berpasangan, bunga banci.warnanya putih, mudah diterbangkan angin, agak menguncup, panjang 6-28 cm, pada satu tangkai terdapat dua bulir, letak bersusun

 
Kangkung
·         Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah
·         Batang berkayu atau herbaseus (banyak mengandung air), bulat, kompak atau berongga, tumbuh menjalar, membelit, condong atau tegak
·         Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.
·         Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung .
 


 
7, 9, dan 10
Lab. Terpadu
Genjer (Limnocharis flava)
·          Tumbuhan genjer ini termasuk pada tumbuhan berbatang jelas, karena batangnya terlihat dengan jelas.
·         Tanaman ini mempunyai akar serabut.
·         Genjer memiliki bunga yang mempunyai sifat seperti daun. Berdasarkan kelengkapan bunga, genjer memiliki bunga yang lengkap, karena di situ semua daun bunga seperti kelopak, mahkota, benang sari dan putik terdapat pada bunga genjer.
·         Pada tumbuhan genjer buah yang dimiliki tidak akan mengalami perkembangan dengan berdaging, makanya buah dari tanaman genjer ini termasuk pada buah semu.
 
Kangkung
·          Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah
·         Batang berkayu atau herbaseus (banyak mengandung air), bulat, kompak atau berongga, tumbuh menjalar, membelit, condong atau tegak
·         Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.
·         Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung .
 
Padi
·         Berakar serabut
·         Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan yang lainnyadipisah oleh sesuatu buku.
·         Daun terdiri dari : helai daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan pelepah daun yang menyelubungi batang.
·         Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang di atas.
 
Thalia geniculata
·         Berakar tunggang kecil tertancap pada tanah
·         Memiliki daun bulat melebar berbentuk hati.
·         Memiliki batang hijau yang kuat dalam menyangga daun.
·         Bunga terdapat pada ketiak daun berwarna putih cerah.
 
Lumut
·         Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastida)
·         Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.
·         Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya.
·         Belum memiliki akar sejati, sehingga menyerap air dan mineral dalam tanah menggunakan rhizoid.
 
Paku Air
·         Ujung daun yang masih muda menggulung,
·         Daun berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi makrofil (besar) dan mikrofil (kecil) serta dibedakan berdasarkan fungsi, menjadi tropofil (fotosintesis) dan sporofil (penghasil spora).
·         Spora yang dihasilkan berkumpul dalam satu wadah di kotak spora yang disebut sporangium.
·         Kumpulan kota spora yang berada di sepanjang tepi dasun sporofil disebut sorus yang dilindungi insidium
 
Apu-Apu
·         Water lettuce (P.stratiotes) tidak memiliki batang yang jelas dan bahkan tidak memiliki batang. Daun daunnya tersusun secara roset didekat akar, sehingga disebut roset akar.
·         Daunnya merupakan daun tunggal. Ujung daun membulat namun pangkal daun runcing. Tepi daun berlekuk-lekuk dann ditutupi dengan rambut tebal dan lembut.
·         Bunga bertipe bunga tongkol dan terletak di ketiak daun di tengah roset. Bunga merupakan bunga berumah satu
·         Buah dari bunga Apu-apu (P.stratiotes) merupakan buah buni. Buah berbentuk bulat dan berwarna merah, dengan ukuran 5 hingga 8 cm. Sedangkan biji dari tumbuhan ini berbentuk bulat, berwarna hitam, dan berukuran kecil.
 


3.2    Pembahasan
Tumbuhan air merupakan tumbuhan yang tinggal di sekitar air dan didalam air yang berfungsi sebagai produsen penghasil energi pada suatu ekosistem (Odum dan Barrett, 2005). Produsen pada suatu ekosistem air tawar terdiri dari dua tipe yaitu, tanaman bentik yang kebanyakan anggota Devisi Spermatophyta (tanaman berbiji) dan fitoplankton atau tanaman hijau yang mengapung. Keberadaan tumbuhan air yang hidup dengan baik akan menciptakan produktivitas perairan yang tinggi dan menghasilkan keanekaragaman biota akuatik yang tinggi pula. Beberapa peranan tumbuhan air yang sangat penting adalah sebagai produsen primer, sebagai habitat biota, tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuhan atau alga (Boyd, 1968).

Disamping itu, tumbuhan air dapat juga sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan makan dari berbagai jenis ikan herbivora, hal ini terlihat dari banyaknya larva-larva dan juvenil biota air yang ditemukan pada tumbuhan air. Daun tumbuhan air yang lebat dan besar pada jenis tertentu akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaaan. Chambers (1970) menegaskan bahwa tumbuhan air memiliki peranan yang penting dalam struktur dan fungsi ekosistem perairan.

A.      Kriteria Tumbuhan
Tumbuhan berbunga yang hidup di air (hidrofit) umumnya berdaun lebar dan memiliki mekanisme untuk mengapungkan daun dan bunganya walau akarnya berada di dasar perairan. Mekanisme itu misalnya mengembangkan batang yang ringan dan berpori berisi udara. Pengecualian ada pada Seagrass (bukan rumput laut, tapi rumput seperti rumput daratan yang tumbuh di air asin), tumbuhan ini seluruh tubuhnya terendam di dalam air. Dan untuk memungkinkan fotosintesis, mereka memiliki batasan kedalaman untuk tumbuh. Untuk tumbuhan air yang akarnya berada di dasar perairan dan daunnya mengapung, mereka juga punya batasan kedalaman untuk tumbuh untuk memudahkan perkembang biakan dan pengembangan daun.

Tumbuhan air memiliki mekanisme perkembang biakan non biji, misalnya dengan rizhoma. Pada rumput air, mereka berbunga di dalam air dan penyerbukannya juga di dalam air dibantu arus. Jika perkembang biakan mereka memanfaatkan biji, maka biji mereka harus memiliki berat jenis yang lebih tinggi dari air.

Salah satu ciri lainnya bagi tumbuhan yang daun yang mengapung di atas air adalah, stomata mereka hampir semuanya berada di atas daun dan jumlahnya sangat banyak untuk memudahkan pengambilan karbon dioksida, berbeda dengan tumbuhan kering yang stomatanya berada di bawah daun guna mencegah transpirasi berlebihan dan menghemat air.

Tumbuhan air juga tidak memiliki batang yang keras serta minim bahkan tidak ada ranting. Umumnya monokotil. Ketiadaan batang yang keras itu memungkinkan bagi mereka untuk tumbuh lebih cepat dari tanaman kering.

Ciri lainnya yaitu tidak memiliki kutikula serta akar khusus yang digunakan bukan untuk menopang tubuh namun hanya untuk menahan dari arus air yang kuat. Akarnya juga dimanfaatkan untuk bernafas.

Di sekitar stomatanya terdapat lapisan lilin guna mencegah penguapan berlebih juga.Lalum mereka juga punya banyak mekanisme pengambilan air, yang paling utama adalah pengembangan akar yang dalam dan luas untuk memperluas area penyerapan air di dalam tanah. Tipe lainnya yaitu pengembangan trikoma atau rambut-rambut sepanjang tubuh tumbuhan untuk menangkap air di malam hari ketika uap mengembun. Rambut-rambut itu juga berguna untuk mengurangi penguapan.

Mereka juga memiliki mekanisme penyimpanan air. Sebagian spesies mengembangkan batang dan ranting yang berongga, dan sebagian lain mengembangkan akar berumbi.

Pada saat praktikum di lapangan didapatkan tumbuhan air eceng gondok. Eceng gondok merupakan tumbuhan air yang memiliki daya regnerasi yang cepat. Menurut Anonim (2005) bahwa eceng gondok berupa serabut yang penuh dengan bulu-bulu alar yang berfungsi sebagai pegangan yang mengabsorbsi zat-zat makanan yang berada di dalam air.

Eceng gondok berfungsi sebagai  tmpat pemijahan, bertelur, dan bereproduksi ikan-ikan yang tinggal si perairan tawar, hal ini didukung olwh Anonim (2005) bahwa tumbuhan air merupakan habitat untuk memprbanyak diri mahluk hidup perairan seperti ikan-ikan. Akan tetapi apabila pertumbuhan eceng gondok sangat pesat di suatu perairan maka akan terjadi kematian masa ikan, karena tumbuhan eceng gondok akan menghalangi penetrasi cahaya matahari kedalam perairan dan menyebabkan kematian pada plankton-plankton dan berdampak pada ikan-ikan. Ini didukung oleh Hatabrata (1986) bahwa apabila pertumbuhan eceng gondok yang sangat banyak di perairan maka akan menjadi gulma yang menyebabkan kematian masal pada ekosistem perairan.

Eceng gondok mampu mengikat unsur logam dalam air, sehingga tanaman ini cocok hidup di air yang kotor dibandingkan air bersih, seperti pada stasiun 3 yang terletak di kawasan pemukiman penduduk sehingga banyak terdapat limbah/buangan sampah organik dan anorganik.

B.       Kriteria Lokasi Penemuan Tumbuhan
Keanekaragaman dalam suatu populasi dari setiap tempat menunjukan perbedaan dapat, atau banyaknya jenis kelompok mahkluk hidup dalam suatu unit. Kovaks (1992) menyatakan bahwa tingginya kehadiran tumbuhan air di dalam suatu perairan baik yang sejenis ataupun berbeda jenis menandakan daerah tersebut memiliki tingkat kesuburan tinggi dan dapat terjadi eutrofikasi.

Lokasi praktikum juga ditemukan famili rumput-rumputan yaitu sering dikenal dengan sebutan padi. Jenis O. sativa di temukan di pinggiran danau yang bersebelahan dengan sawah milik masyarakat setempat. Wiriadinata dan Seyowati (2008) mengatakan bahwa famili rumput-rumputan merupakan kelompok yang sangat banyak jumlahnya, tumbuh di tepian danau, sawah secara berkelompok dan sangat rapat sehingga dapat menutupi daerah yang luas, dan juga dapat menahan lumpur dalam volume yang besar sehingga cocok ditanam di mulut danau. Jenis

Perbedaan jumlah jenis tumbuhan air yang ditemukan pada setiap tempat berhubungan dengan kondisi substrat yang berbeda, dimana daerah perairan memiliki tipe substrat cenderung kasar seperti pasir dan lumpur. Tipe arus perairan juga berbeda pada setiap tempat. Aktivitas penduduk juga sangat mempengaruhi keberadaan dan kelimpahan tumbuhan air seperti di bidang pertanian yaitu keberadaan sawah dan kebun serta masukan limbah rumah tangga yang membawa bahan organik dan menyuburkan perairan. Boyd (1968) mengatakan bahwa tumbuhan air sebagai produsen erat hubungannya dengan nutrient yang terkandung disekitarnya yang diperoleh dari hasil aktivitas masyarakat setempat.

Tumbuhan air yang ditemukan selama praktikum memiliki 4 tipe habitat yaitu tipe habitat tanaman berakar dengan daun tersembul (Emergent), tipe habitat terendam sempurna (Free Submerged), tipe habitat terapung sempurna (Free floating), dan memiliki tipe habitat daun terapung dengan akar tenggelam (Rooted with floating leave). Odum dan Barrett (2005) mengelompokkan tumbuhan air menjadi terrestrial plants yaitu tumbuhan air yang seluruh organ tubuhnya belum tertutup oleh air, emerget plants yaitu tumbuhan air yang akarnya berada dalam air dan bagian lainnya berada di permukaan air, submerged plants yaitu tumbuhan air yang seluruh bagian tubuhnya berada dalam air, dan floating plants yaitu tumbuhan air yang bagian akar dan batangnya mengapung di perairan (Odum dan Barrett, 2005). Esteves (1998) disitasi oleh Pereira (2012) membagi tipe habitat (morphoecological group) tumbuhan air menjadi enam kategori yaitu emergent, rooted with floating leaves, submerged rooted, free submerged, dan free floating. Umumnya, empat tipe habitat digunakan untuk mengklasifikasi tumbuhan air macrophytes yaitu submerged, floating-leaved, emergent dan free-floating. Jenis-jenis tumbuhan air yang termasuk pada empat kategori diatas mampu hidup dengan baik pada beberapa tipe lingkungan perairan seperti danau, dan sungai (Sculthorpe, 1985).

Pada kawasan praktikum lebih banyak ditemukan jenis tumbuhan air dengan tipe habitat Emergent yaitu sebanyak 6 (enam) jenis. Hasil praktikum yang dilakukan oleh Pereira (2012), menunjukkan bahwa tumbuhan air macrophytes di danau Rio Grande (Brazil) dengan tipe habitat emergent lebih banyak ditemukan dan hampir mewakili daerah kajiannnya yang ditemukan yang tersebar pada tipe habitat yang berbeda. Banyaknya jenis-jenis tumbuhan air dari tipe habitat ini disebabkan karena tanaman berakar dengan daun timbul (emergent) memiliki pola adaptasi yang baik pada derah perairan tergenang maupun lingkungan darat dan memiliki sebaran tipe substrat yang luas. Piedade, et al., (1991) menegaskan bahwa jenis-jenis tumbuhan air dengan tipe Emergent sering diamati karena peranannya yang penting dan sebagai produksi utama yang luar biasa di perairan. Odum dan Barrett (2005) menambahkan bahwa Tanaman yang menyembul ini membentuk rantai penting yang menghubungkan lingkungan darat dengan air dan memiliki distribusi hidup yang luas. Tipe habitat terapung sempurna (free floating) dan terendam sempurna (free sumerged) merupakan tipe habitat dari jenis-jenis tumbuhan air yang memiliki persen penutupan yang paling tinggi di lokasi pengamatan. Tipe habitat terapung sempurna (free floating) menggunakan semua bagian permukaan berfotosintesis horizontal dan dapat mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air. Howard-Wiliams dan Al-lanson (1981) disitasi oleh Goldsborough dan Kemp (1988) menyataan bahwa produksi primer dari tumbuhan dengan tipe habitat terendam (submersed) merupakan sumber utama bahan organik yang penting untuk kehidupan di ekosistem perairan. Distribusi serta seluruh produksi dari tumbuhan tipe ini sangat berhubungan dengan keberadaan cahaya dan penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan.





















IV.             KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.      Tumbuhan air yang ditemukan selama praktikum memiliki 4 tipe habitat yaitu tipe habitat tanaman berakar dengan daun tersembul (Emergent), tipe habitat terendam sempurna (Free Submerged), tipe habitat terapung sempurna (Free floating), dan memiliki tipe habitat daun terapung dengan akar tenggelam (Rooted with floating leave).
2.      Keanekaragaman dalam suatu populasi dari setiap tempat menunjukan perbedaan bentuk adaptasi, atau banyaknya jenis kelompok mahkluk hidup dalam suatu unit.















Tidak ada komentar: