TUMBUHAN
AIR
(Laporan
Praktikum Plankton dan Tanaman Air)
Oleh:
WIDI
INDRA KESUMA
1114111058
KELOMPOK
: 9 (SEMBILAN)
PROGRAM
STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tumbuhan air merupakan
produsen utama bagi hewan-hewan yang ada disekitarnya. Keragaman tumbuhan
sangat mempengaruhi kehidupan biota yang ada di perairan tersebut. Warna
tumbuh-tumbuhan disebabkan oleh terdapatnya pigmen tambahan yang terlarut di
dalam air yang dinamakan fitoksianin (Bagyo, 2005).
Tumbuhan akuatik juga disebut tumbuhan hidrophytic
atau hydrophytes adalah tumbuhan
yang telah disesuaikan untuk tinggal di atau pada lingkungan perairan. Karena
hidup pada atau di bawah air permukaan memerlukan banyak adaptasi khusus, air
tanaman hanya dapat tumbuh dalam air atau selamanya jenuh tanah.
Klasifikasi Tumbuhan Air menurut Wetzel (2001) :
1. Tumbuhan yang melekat pada substrat
Tumbuhan yang melekat pada substrat
dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu :
a)
Tumbuhan
air mencuat yaitu tumbuhan yang hidup pada tanah jenuh air atau dasar yang
tergenang air.
b)
Tumbuhan air dengan daun mengapung yaitu
tumbuhan berbunga yang hidup melekat pada sedimen yang tenggelam dengan
kedalaman mulai 0,5 – 3 m.
c)
Tumbuhan
air tenggelam yaitu terdapat dalam air sampai kedalaman zona photik.
2. Tumbuhan yang Mengapung bebas yaitu tumbuhan yang akarnya
tidak melekat pada substrat.
Dan ada tumbuhan air
yang memliki perbedaan bentuk morvologi yaitu disebut pula vegetative
polymorphism yaitu bagian tumbuhan yang secara morfologis memiliki bentuk daun
yang berbeda dengan bagian tumbuhan yang umum. Contohnya Heterophylli
Sp (termasuk klasifikasi tumbuhan air tenggelam)
Fungsi dan Peranan Tumbuhan Air :
- Penstabil lingkungan perairan
- Meningkatkan pengendapan
- Pembersih dan penjernih air
- Pemasok oksigen
- Diversifikasi habitat
- Penyebar organisme
- Memiliki nilai estetika dan nilai ekonomis
- Produser primer
- Penyerap nutrien
1.2
Tujuan
Praktikum ini bertujuan
untuk:
a.
Mengetahui berbagai jenis tanaman air
b.
Mengetahui morfologi tanaman air
c.
Mengetahui keunikan adaptasi tanaman air
II.
METODELOGI
2.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada Kamis, 30 Oktober 2014 di Lab Terpadu dan Danau Rawa Rusunawa
Universitas Lampung.
2.2
Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu kamera dan alat tulis.
2.3
Metode
Kerja
Metode kerja yang
dilakukan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
a.
Memilih lokasi pengambilan sampel.
b.
Mencari 10 jenis tanaman air yang ada di
lokasi sampel:
·
Melekat pada substrat
·
Mengapung
·
Tenggelam
·
Setengah tenggelam
c.
Mengambil gambar tanaman air tersebut
dengan kamera.
d.
Menulis cirri morfologi tanaman tersebut
·
Akar
·
Daun
·
Batang
·
Bunga.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Pengamatan
Kelompok
|
Lokasi
|
Nama Tumbuhan
|
Morfologi
|
Foto
|
6 dan 8
|
Rusunawa
|
Genjer (Limnocharis
flava)
|
·
Tumbuhan genjer ini termasuk pada tumbuhan
berbatang jelas, karena batangnya terlihat dengan jelas.
·
Tanaman ini mempunyai akar serabut.
·
Genjer memiliki bunga yang mempunyai sifat seperti
daun. Berdasarkan kelengkapan bunga, genjer memiliki bunga yang lengkap,
karena di situ semua daun bunga seperti kelopak, mahkota, benang sari dan
putik terdapat pada bunga genjer.
·
Pada tumbuhan genjer buah yang dimiliki tidak akan
mengalami perkembangan dengan berdaging, makanya buah dari tanaman genjer ini
termasuk pada buah semu.
|
|
Alang - alang air (Imperata
cylindrica L)
|
·
Daun
tidak lengkap yang disebut daun pipih, terdiri dari upih daun (vagina) dan
helaian daun (lamina), bangun daun bangun pita (ligulatus), ujung daun
runcing (acutus), tulang-tulang daun sejajar atau lurus (rectinervis), tapi
daun rata (integer), daging daun tipis seperti kertas (papyraceus), warna
daun hijau dengan permukaan atas lebih gelap dari permukaan bawah, sifat
permukaan atas licin (laevis), permukaan licin (laevis), upih daun berwarna
putih keunguan,
·
Batang
rumput (calmus), batang tidak keras, bentuk bulat (teres).Batang tumbuh
pendek dan bercabang dan memanjang di dalam tanah, dan dari ujungnya dapat
tumbuh tunas baru.
·
Sistem
perakaran berupa system serabut, yang muncul dari nodus atau buku-buku
batang.
·
Perbungaan
berupa bulir majemuk, silindris, spikelet berpasangan, bunga banci.warnanya
putih, mudah diterbangkan angin, agak menguncup, panjang 6-28 cm, pada satu
tangkai terdapat dua bulir, letak bersusun
|
|
||
Kangkung
|
·
Tanaman
kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar
menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah
·
Batang
berkayu atau herbaseus (banyak mengandung air), bulat, kompak atau berongga,
tumbuh menjalar, membelit, condong atau tegak
·
Kangkung
memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.
·
Bentuk
bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna
putih atau merah lembayung .
|
|
||
|
|
|
||
7, 9, dan 10
|
Lab. Terpadu
|
Genjer (Limnocharis
flava)
|
·
Tumbuhan
genjer ini termasuk pada tumbuhan berbatang jelas, karena batangnya terlihat
dengan jelas.
·
Tanaman ini mempunyai akar serabut.
·
Genjer memiliki bunga yang mempunyai sifat seperti
daun. Berdasarkan kelengkapan bunga, genjer memiliki bunga yang lengkap,
karena di situ semua daun bunga seperti kelopak, mahkota, benang sari dan
putik terdapat pada bunga genjer.
·
Pada tumbuhan genjer buah yang dimiliki tidak akan
mengalami perkembangan dengan berdaging, makanya buah dari tanaman genjer ini
termasuk pada buah semu.
|
|
Kangkung
|
·
Tanaman
kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar
menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah
·
Batang
berkayu atau herbaseus (banyak mengandung air), bulat, kompak atau berongga,
tumbuh menjalar, membelit, condong atau tegak
·
Kangkung
memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.
·
Bentuk
bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna
putih atau merah lembayung .
|
|
||
Padi
|
·
Berakar serabut
·
Batang padi
tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan yang
lainnyadipisah oleh sesuatu buku.
·
Daun terdiri
dari : helai daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan pelepah daun yang
menyelubungi batang.
·
Bunga padi adalah bunga
telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan
bakal buah yang di atas.
|
|
||
Thalia
geniculata
|
·
Berakar tunggang kecil tertancap pada tanah
·
Memiliki daun bulat melebar berbentuk hati.
·
Memiliki batang hijau yang kuat dalam menyangga daun.
·
Bunga terdapat pada ketiak daun berwarna putih cerah.
|
|
||
Lumut
|
·
Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki
kloroplas (plastida)
·
Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.
·
Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran
kecil mengandung kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya.
·
Belum memiliki akar sejati, sehingga menyerap air
dan mineral dalam tanah menggunakan rhizoid.
|
|
||
Paku Air
|
·
Ujung daun yang masih muda menggulung,
·
Daun berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi
makrofil (besar) dan mikrofil (kecil) serta dibedakan berdasarkan fungsi,
menjadi tropofil (fotosintesis) dan sporofil (penghasil spora).
·
Spora yang dihasilkan berkumpul dalam satu wadah
di kotak spora yang disebut sporangium.
·
Kumpulan kota spora yang berada di sepanjang tepi
dasun sporofil disebut sorus yang dilindungi insidium
|
|
||
Apu-Apu
|
·
Water lettuce (P.stratiotes)
tidak memiliki batang yang jelas dan bahkan tidak memiliki batang. Daun
daunnya tersusun secara roset didekat akar, sehingga disebut roset akar.
·
Daunnya merupakan daun tunggal.
Ujung daun membulat namun pangkal daun runcing. Tepi daun berlekuk-lekuk dann
ditutupi dengan rambut tebal dan lembut.
·
Bunga bertipe bunga tongkol dan
terletak di ketiak daun di tengah roset. Bunga merupakan bunga berumah satu
·
Buah dari bunga Apu-apu (P.stratiotes)
merupakan buah buni. Buah berbentuk bulat dan berwarna merah, dengan ukuran 5
hingga 8 cm. Sedangkan biji dari tumbuhan ini berbentuk bulat, berwarna
hitam, dan berukuran kecil.
|
|
3.2
Pembahasan
Tumbuhan air merupakan
tumbuhan yang tinggal di sekitar air dan didalam air yang berfungsi sebagai
produsen penghasil energi pada suatu ekosistem (Odum dan Barrett, 2005).
Produsen pada suatu ekosistem air tawar terdiri dari dua tipe yaitu, tanaman
bentik yang kebanyakan anggota Devisi Spermatophyta (tanaman berbiji) dan
fitoplankton atau tanaman hijau yang mengapung. Keberadaan tumbuhan air yang
hidup dengan baik akan menciptakan produktivitas perairan yang tinggi dan
menghasilkan keanekaragaman biota akuatik yang tinggi pula. Beberapa peranan
tumbuhan air yang sangat penting adalah sebagai produsen primer, sebagai
habitat biota, tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan
tumbuhan atau alga (Boyd, 1968).
Disamping itu, tumbuhan
air dapat juga sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan makan dari
berbagai jenis ikan herbivora, hal ini terlihat dari banyaknya larva-larva dan
juvenil biota air yang ditemukan pada tumbuhan air. Daun tumbuhan air yang
lebat dan besar pada jenis tertentu akan memperlambat air yang disebabkan oleh
arus sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan
akar dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan
menstabilkan dasar permukaaan. Chambers (1970) menegaskan bahwa tumbuhan air
memiliki peranan yang penting dalam struktur dan fungsi ekosistem perairan.
A.
Kriteria
Tumbuhan
Tumbuhan
berbunga yang hidup di air (hidrofit) umumnya berdaun lebar dan memiliki
mekanisme untuk mengapungkan daun dan bunganya walau akarnya berada di dasar
perairan. Mekanisme itu misalnya mengembangkan batang yang ringan dan berpori
berisi udara. Pengecualian ada pada Seagrass (bukan rumput laut, tapi rumput
seperti rumput daratan yang tumbuh di air asin), tumbuhan ini seluruh tubuhnya
terendam di dalam air. Dan untuk memungkinkan fotosintesis, mereka memiliki
batasan kedalaman untuk tumbuh. Untuk tumbuhan air yang akarnya berada di dasar
perairan dan daunnya mengapung, mereka juga punya batasan kedalaman untuk
tumbuh untuk memudahkan perkembang biakan dan pengembangan daun.
Tumbuhan air memiliki mekanisme perkembang biakan non biji, misalnya dengan rizhoma. Pada rumput air, mereka berbunga di dalam air dan penyerbukannya juga di dalam air dibantu arus. Jika perkembang biakan mereka memanfaatkan biji, maka biji mereka harus memiliki berat jenis yang lebih tinggi dari air.
Salah satu ciri lainnya bagi tumbuhan yang daun yang mengapung di atas air adalah, stomata mereka hampir semuanya berada di atas daun dan jumlahnya sangat banyak untuk memudahkan pengambilan karbon dioksida, berbeda dengan tumbuhan kering yang stomatanya berada di bawah daun guna mencegah transpirasi berlebihan dan menghemat air.
Tumbuhan air juga tidak memiliki batang yang keras serta minim bahkan tidak ada ranting. Umumnya monokotil. Ketiadaan batang yang keras itu memungkinkan bagi mereka untuk tumbuh lebih cepat dari tanaman kering.
Ciri lainnya yaitu tidak memiliki kutikula serta akar khusus yang digunakan bukan untuk menopang tubuh namun hanya untuk menahan dari arus air yang kuat. Akarnya juga dimanfaatkan untuk bernafas.
Di sekitar stomatanya terdapat lapisan lilin guna mencegah penguapan berlebih juga.Lalum mereka juga punya banyak mekanisme pengambilan air, yang paling utama adalah pengembangan akar yang dalam dan luas untuk memperluas area penyerapan air di dalam tanah. Tipe lainnya yaitu pengembangan trikoma atau rambut-rambut sepanjang tubuh tumbuhan untuk menangkap air di malam hari ketika uap mengembun. Rambut-rambut itu juga berguna untuk mengurangi penguapan.
Mereka juga memiliki mekanisme penyimpanan air. Sebagian spesies mengembangkan batang dan ranting yang berongga, dan sebagian lain mengembangkan akar berumbi.
Pada saat praktikum di lapangan
didapatkan tumbuhan air eceng gondok. Eceng gondok merupakan tumbuhan air yang
memiliki daya regnerasi yang cepat. Menurut Anonim (2005) bahwa eceng gondok
berupa serabut yang penuh dengan bulu-bulu alar yang berfungsi sebagai pegangan
yang mengabsorbsi zat-zat makanan yang berada di dalam air.
Eceng gondok berfungsi sebagai
tmpat pemijahan, bertelur, dan bereproduksi ikan-ikan yang tinggal si
perairan tawar, hal ini didukung olwh Anonim (2005) bahwa tumbuhan air
merupakan habitat untuk memprbanyak diri mahluk hidup perairan seperti
ikan-ikan. Akan tetapi apabila pertumbuhan eceng gondok sangat pesat di suatu
perairan maka akan terjadi kematian masa ikan, karena tumbuhan eceng gondok akan
menghalangi penetrasi cahaya matahari kedalam perairan dan menyebabkan kematian
pada plankton-plankton dan berdampak pada ikan-ikan. Ini didukung oleh
Hatabrata (1986) bahwa apabila pertumbuhan eceng gondok yang sangat banyak di
perairan maka akan menjadi gulma yang menyebabkan kematian masal pada ekosistem
perairan.
Eceng gondok mampu
mengikat unsur logam dalam air, sehingga tanaman ini cocok hidup di air yang
kotor dibandingkan air bersih, seperti pada stasiun 3 yang terletak di kawasan
pemukiman penduduk sehingga banyak terdapat limbah/buangan sampah organik dan
anorganik.
B.
Kriteria
Lokasi Penemuan Tumbuhan
Keanekaragaman dalam suatu populasi dari setiap tempat
menunjukan perbedaan dapat, atau banyaknya jenis kelompok mahkluk hidup dalam
suatu unit. Kovaks (1992) menyatakan bahwa tingginya kehadiran tumbuhan air di
dalam suatu perairan baik yang sejenis ataupun berbeda jenis menandakan daerah
tersebut memiliki tingkat kesuburan tinggi dan dapat terjadi eutrofikasi.
Lokasi praktikum juga
ditemukan famili rumput-rumputan yaitu sering dikenal dengan sebutan padi.
Jenis O. sativa di temukan di pinggiran danau yang bersebelahan dengan
sawah milik masyarakat setempat. Wiriadinata dan Seyowati (2008) mengatakan
bahwa famili rumput-rumputan merupakan kelompok yang sangat banyak jumlahnya,
tumbuh di tepian danau, sawah secara berkelompok dan sangat rapat sehingga
dapat menutupi daerah yang luas, dan juga dapat menahan lumpur dalam volume
yang besar sehingga cocok ditanam di mulut danau. Jenis
Perbedaan jumlah jenis
tumbuhan air yang ditemukan pada setiap tempat berhubungan dengan kondisi
substrat yang berbeda, dimana daerah perairan memiliki tipe substrat cenderung
kasar seperti pasir dan lumpur. Tipe arus perairan juga berbeda pada setiap tempat.
Aktivitas penduduk juga sangat mempengaruhi keberadaan dan kelimpahan tumbuhan
air seperti di bidang pertanian yaitu keberadaan sawah dan kebun serta masukan
limbah rumah tangga yang membawa bahan organik dan menyuburkan perairan. Boyd
(1968) mengatakan bahwa tumbuhan air sebagai produsen erat hubungannya dengan
nutrient yang terkandung disekitarnya yang diperoleh dari hasil aktivitas
masyarakat setempat.
Tumbuhan air yang
ditemukan selama praktikum memiliki 4 tipe habitat yaitu tipe habitat tanaman
berakar dengan daun tersembul (Emergent), tipe habitat terendam sempurna
(Free Submerged), tipe habitat terapung sempurna (Free floating),
dan memiliki tipe habitat daun terapung dengan akar tenggelam (Rooted with
floating leave). Odum dan Barrett (2005) mengelompokkan tumbuhan air
menjadi terrestrial plants yaitu tumbuhan air yang seluruh organ
tubuhnya belum tertutup oleh air, emerget plants yaitu tumbuhan air yang
akarnya berada dalam air dan bagian lainnya berada di permukaan air, submerged
plants yaitu tumbuhan air yang seluruh bagian tubuhnya berada dalam air,
dan floating plants yaitu tumbuhan air yang bagian akar dan batangnya
mengapung di perairan (Odum dan Barrett, 2005). Esteves (1998) disitasi oleh
Pereira (2012) membagi tipe habitat (morphoecological group)
tumbuhan air menjadi enam kategori yaitu emergent, rooted with floating
leaves, submerged rooted, free submerged, dan free
floating. Umumnya, empat tipe habitat digunakan untuk mengklasifikasi
tumbuhan air macrophytes yaitu submerged, floating-leaved, emergent dan
free-floating. Jenis-jenis tumbuhan air yang termasuk pada empat
kategori diatas mampu hidup dengan baik pada beberapa tipe lingkungan perairan
seperti danau, dan sungai (Sculthorpe, 1985).
Pada kawasan praktikum
lebih banyak ditemukan jenis tumbuhan air dengan tipe habitat Emergent yaitu
sebanyak 6 (enam) jenis. Hasil praktikum yang dilakukan oleh Pereira (2012),
menunjukkan bahwa tumbuhan air macrophytes di danau Rio Grande (Brazil)
dengan tipe habitat emergent lebih banyak ditemukan dan hampir mewakili
daerah kajiannnya yang ditemukan yang tersebar pada tipe habitat yang berbeda.
Banyaknya jenis-jenis tumbuhan air dari tipe habitat ini disebabkan karena
tanaman berakar dengan daun timbul (emergent) memiliki pola adaptasi
yang baik pada derah perairan tergenang maupun lingkungan darat dan memiliki
sebaran tipe substrat yang luas. Piedade, et al., (1991) menegaskan
bahwa jenis-jenis tumbuhan air dengan tipe Emergent sering diamati
karena peranannya yang penting dan sebagai produksi utama yang luar biasa di
perairan. Odum dan Barrett (2005) menambahkan bahwa Tanaman yang menyembul ini
membentuk rantai penting yang menghubungkan lingkungan darat dengan air dan
memiliki distribusi hidup yang luas. Tipe habitat terapung sempurna (free
floating) dan terendam sempurna (free sumerged) merupakan tipe
habitat dari jenis-jenis tumbuhan air yang memiliki persen penutupan yang
paling tinggi di lokasi pengamatan. Tipe habitat terapung sempurna (free
floating) menggunakan semua bagian permukaan berfotosintesis horizontal dan
dapat mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air. Howard-Wiliams dan Al-lanson
(1981) disitasi oleh Goldsborough dan Kemp (1988) menyataan bahwa
produksi primer dari tumbuhan dengan tipe habitat terendam (submersed)
merupakan sumber utama bahan organik yang penting untuk kehidupan di ekosistem
perairan. Distribusi serta seluruh produksi dari tumbuhan tipe ini sangat
berhubungan dengan keberadaan cahaya dan penetrasi cahaya yang masuk ke dalam
perairan.
IV.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang
didapat dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.
Tumbuhan air yang ditemukan selama
praktikum memiliki 4 tipe habitat yaitu tipe habitat tanaman berakar dengan
daun tersembul (Emergent), tipe habitat terendam sempurna (Free
Submerged), tipe habitat terapung sempurna (Free floating), dan memiliki
tipe habitat daun terapung dengan akar tenggelam (Rooted with floating leave).
2.
Keanekaragaman dalam suatu populasi dari
setiap tempat menunjukan perbedaan bentuk adaptasi, atau banyaknya jenis
kelompok mahkluk hidup dalam suatu unit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar