PEMILIHAN BAHAN BAKU PAKAN
(Laporan
Praktikum Nutrisi Ikan dan Menejemen Pakan)
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Widi Indra Kesuma (1114111058)
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pemilihan Bahan
Baku Pakan
Nama : Widi Indra Kesuma (1114111058)
Anggun Safitri (1114111008)
Candra Pambudi (1114111015)
Rizky Alfiani (1114111048)
Swarna Sri
Noviyanti (1114111053)
Kelompok : 10 (Sepuluh)
Tanggal
: 27 Desember 2013
Bandar Lampung, 27 Deseember 2013
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Asisten Dosen
Limin Santoso, S. Pi,. M. Si. Dian Oktavianti
NIP. 1977032720050110001 NPM.
0914111028
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………… ii
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan
Praktikum………………………………………………………… 2
II.
METODELOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat
dan Bahan……………………………………………………………. 3
2.2 Prosedur
Praktikum……………………………………………………… 3
III.
HASIL DAN PEMBAHSAN
3.1 Hasil………………………………………………………………………….
4
3.2 Pembahasan………………………………………………………………..
8
IV.
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan…………………………………………………………………….
11
4.2 Saran…………………………………………………………………………
11
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pakan
memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh,
pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oleh sebab itu nutrisi yang terkandung dalam
pakan harus benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ikan tersebut.
Pemberian pakan yang sesuai akan menghindarkan ikan dari berbagai serangan
penyakit, khususnya penyakit nutrisi. Penyakit nutrisi ini biasanya menyerang
ikan yang hanya diberi pakan sembarangan tanpa memperhitungkan nutrisi yang
dibutuhkan oleh ikan. Penyakit nutrisi dapat dihindari dengan pemberian
kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang lengkap. Hal lain
yang harus diperhatikan adalah kualitas pakan yang diberikan. Pakan yang sudah
busuk atau pakan buatan yang kadaluarsa (tengik/berjamur) dapat menyebabkan
ikan menjadi sakit.
Bahan
baku yang dapat digunakan dalam membuat pakan buatan ada beberapa macam. Dalam
memilih beraneka macam bahan baku tersebut harus dipertimbangkan beberapa
persyaratan. Persyaratan pemilihan bahan baku ini dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu persyaratan teknis dan persyaratan sosial ekonomis. Persyaratan
teknis yang harus diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan
buatan adalah : mempunyai nilai gizi tinggi, tidak mengandung racun, sesuai
dengan kebiasaan makan ikan, bahan baku yang digunakan sebaiknya disesuaikan
dengan kebiasaan makan ikan di alam, hal ini dapat meningkatkan selera makan
dan daya cerna ikan. Seperti diketahui bahwa berdasarkan kebiasaan makannya
jenis pakan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu herbivor, omnivor dan
karnivor. Sedangkan persyaratan sosial ekonomis yang perlu diperhatikan dalam
memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah mudah diperoleh mudah
diolah harganya relatif murah bukan merupakan makanan pokok manusia, sehingga
tidak merupakan saingan sedapat mungkin memanfaatkan limbah industri pertanian
(Gusrina, 2008).
Bahan – bahan
baku yang dipakai dalam pembuatan pakan buatan berfungsi sebagai sumber
protein, energi, mineral dan vitamin. Faktor utama yang harus diperhatikan
dalam pemilihan bahan pakan adalah kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan,
ketersediaan, kontinuitas dan harga. Bahan-bahan ini bisa didapatkan dari
tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani). Penggunaan bahan baku lokal potensial untuk kepentingan
budidaya tidak hanya berfungsi untuk menekan biaya produksi, tetapi sekaligus
menjamin kontinuitas bahan untuk kepentingan pembuatan pakan.
Dengan demikian dilakukanlah praktikum
ini agar dapat mengetahui cara menghasilkan pakan buatan berkualitas baik dan
dapat mempercepat pertumbuhan seta perkembangan ikan dengan nutrisi yang
terkandung didalam pakan tersebut.
1.2 Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah:
1.
Mahasiswa mengetahui jenis-jenis
bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pakan ikan.
2.
Mahasiswa mengetahui
persyaratan-persyaratan bahan baku pakan ikan.
3.
Mempelajari cara-cara pengolahan
bahan baku pakan dengan benar.
II.
METODELOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat
dan Bahan
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baskom, tampah, ayakan
tepung, mesin penggiling, mesin oven, mesin pengepres, timbangan, plastic
bening, kertas HVS, dan kamera.
Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan antara lain, tepung kedelai, bungkil sawit, tepung
darah, tepung tapioca, tepung kepala udang, tepung ikan rucah, tepung ikan,
tepung tulang daging (MBM), tepung tulang, tepung rebon,tepung kepala ikan
teri, tepung bulu ayam, dan tepung biji lamtoro.
2.2
Prosedur Praktikum
Cara
kerja praktikum pemilihan bahan baku
pakan antara lain :
1.
Bahan yang mengandung kadar air an
minyak terlalu tinggi harus dipressing agar air dan minyak berkurang.
2.
Selanjutnya bahan tersebut
dikeringkan dengan cara dijemur atau dengan menggunkan mesin oven sampai bahan
benar-benar kering (kadar air 3-7 %).
3.
Setelah kering, bahan-bahan digiling
dengan menggunakan alat penumbuk tradisional atau denga mesin penggiling
(hummer mill).
4.
Bahan-bahan tersebut kemudian diayak
untuk memperoleh bahan dalam bentuk tepung.
5.
Tepung yang diperoleh kemudian
disimpan dalam wadah yang kedap udara.
6.
Untuk menguji kandungan nutrsi bahan
baku tersebut, dapat dilakukan uji proksimat.
7.
Bahan yang sudah diperoleh
diletakkan di kertas HVS kemudian dicium aromanya, di raba teksturnya, dan
dilihat warnanya.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Proses
pembuatan tepung bungkil inti sawit
Tabel
Bahan Baku Pakan
No
|
Bahan Baku
|
Gambar
|
Karakteristik
|
1
|
Tepung Tapioka
|
Asal :
Saripati ketela pohon (singkong)
Sumber: Protein Nabati
Fungsi :
sebagai binder
Tekstur: Kesat dan halus
Warna : putih
Bau : berbau khas singkong
|
|
2
|
Tepung
Ikan
|
Asal : Ikan
Sumber
: Protein Hewani
Tekstur : Kasar
Warna
: coklat
muda
Bau : Apek amis
|
|
3
|
Tepung
Tulang
|
Asal : Tulang Ayam
Fungsi : sumber
protein hewani
Bentuk : kurang halus
Warna : coklat susu (krem)
Bau : tidak
terlalu menyengat, berbau susu.
|
|
4
|
Tepung Ikan Rucah
|
Asal :
Ikan rucah
Sumber :
Protein Hewani
Tekstur :
Kasar, berbentuk remah- remah tidak terlalu halus.
Warna : coklat.
Bau : amis
dan menyengat.
|
|
5
|
Tepung
Darah
|
Asal :
Darah sapi
Sumber :
Protein Hewani
Tekstur :
sangat halus
Warna : hitam
kopi kecoklatan
Bau : bau tidak terlalu menyengat tercium amis.
|
|
6
|
Tepung Jagung
|
Fungsi : jagung kering
Sumber :
Protein Nabati
Bentuk : halus
Warna : putih
kotor
Bau : bau apek.
|
|
7
|
Tepung
Kepala Udang
|
Asal :
kepala udang, limbah pada
Sumber :
Protein hewani
Tekstur :
Kasar
Warna : coklat
Bau : menyengat, amis, apek dan gurih
|
|
8
|
Tepung
Tulang Daging
|
Asal :
tulang ayam yang masih ada serat-serat dagingnya
Sumber :
Protein hewani
Tekstur :
sedikit kasar
Warna : coklat
muda
Bau : amis
|
|
9
|
Tepung
Kedelai
|
Asal :
kedelai kering
Sumber :
Protein Nabati
Tekstur :
halus
Warna : putih susu vanila
Bau : bau apek menyengat.
|
|
10
|
Tepung Bungkil Inti Sawit
|
Asal :
bungkil inti sawit
Sumber :
Protein Nabati
Tekstur :
halus
Warna : coklat tua
Bau : manis
|
|
11
|
Tepung Rebon
|
Asal :
Rebon kering
Sumber :
Protein Hewani
Tekstur :
agak kasar
Warna : kuning tua
Bau : amis dan gurih seperti bau trasi.
|
|
12
|
Tepung
Biji Lamtoro
|
Asal :
Biji Lamtoro kering
Sumber :
Protein Nabati
Tekstur :
sedikit halus
Warna : coklat
Bau : kopi
|
|
13
|
Tepung
Bulu Ayam
|
Asal :
bulu ayam kering
Sumber :
Protein hewani
Tekstur :
seperti kapas.
Warna : putih
Bau : seperti bulu kebakar
|
|
14
|
Tepung
Kepala Ikan Teri
|
Asal : kepala Ikan teri
Sumber :
Protein hewani
Tekstur :
kasar
Warna : putih
Bau : amis
|
3.2 Pembahasan
Pakan
buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan
pertimbangan kebutuhannya. Pembuatan pakan sebaiknya didasarkan pada
pertimbangan kebutuhan nutrisi ikan, kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis.
Dalam praktikum ini bahan baku yang digunakan berupa tepung kedelai, bungkil
sawit, tepung darah, tepung tapioca, tepung kepala udang, tepung ikan rucah,
tepung ikan, tepung tulang daging (MBM), tepung tulang, tepung rebon,tepung
kepala ikan teri, tepung bulu ayam, dan tepung biji lamtoro.
Pembuatan
pakan terdiri dari persiapan bahan baku berupa tepung ikan yang berasal dari
perlakuan yang berbeda. Tahapan selanjutnya adalah penghalusan. Tujuan utama pengahalusan bahan baku pakan
adalah untuk memperoleh ukuran yang relatif halus dan seragam. Menurut Mudjiman
(2004), bahan baku yang halus, selain mudah dicerna juga menghasilkan pakan
yang relatif lebih kompak. Sebaliknya, bahan baku yang kasar relatif sulit
dicerna dan dapat menyebabkan kematian ikan karena sering menyumbat
kerongkongan atau saluran pencernaan. Selain itu juga, dengan pengecilan ukuran
maka luas permukaan pakan jadi bertambah besar sehingga kontak dengan enzim
pencernaan dan daerah penyerapan (dinding usus ) akan bertambah besar pula,.
Dengan demikian, energi pakan yang dapat diserap oleh tubuh ikan juga semakin
meningkat. Akan tetapi, perlu diperhatikan agar bahan baku pakan tidak terlalu
halus. Jika terlalu halus, pakan akan membentuk koloid di dalam air sehingga
hanya sedikit nutrien yang di manfaatkan oleh ikan.
Sebelum
penggilingan/penghalusan, bahan-bahan dipastikan harus sudah kering. Bahan yang
digunakan saat praktikum sudah dijemur selama lima hari, Penggilingan dilakukan
satu persatu untuk tiap bahan. Penghalusan bahan (pembuatan tepung) bertujuan untuk memperoleh ukuran yang relatif halus dan
seragam. Bahan baku yang halus, selain mudah dicerna juga menghasilkan pakan
yang relatif lebih kompak. Sebaliknya, bahan baku yang kasar relatif sulit
dicerna dan dapat menyebabkan kematian ikan karena sering menyumbat kerongkongan
hatau saluran pencernaan. Selain itu juga, dengan pengecilan ukuran maka luas
permukaan pakan jadi bertambah besar sehingga kontak dengan enzim pencernaan
dan daerah penyerapan (dinding usus ) akan bertambah besar pula,. Dengan
demikian, energi pakan yang dapat diserap oleh tubuh ikan juga semakin
meningkat. Aryani (2008) menyatakan bahwa ”Keuntungan lain dari proses
penghalusan bahan baku pakan adalah panas yang ditimbulkan selama penghalusan
dapat menginaktifkan beberapa senyawa toksik atau antinutrien. Pengurangan
kadar air bahan baku selama proses penghalusan juga aka meningkatkan stabilitas
bahan baku tersebut dalam mempermudah penyimpanan dan mempermudah penanganan
selama proses pencampuran serta pencetakan”. Penghalusan bahan baku pakan akan
menyebabkan bidang kontak bahan baku dan oksigen di udara bertambah luas
sehingga meningkatkan laju oksidasi. Pencampuran bahan baku dimaksudkan agar
seluruh bagian bahan yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama seperti
komposisi yang telah direncanakan. Baha baku yang jumlah dan sifatnya bevariasi
sering kali menimbulkan masalah dalam proses pencampuran. Semakin kecil dan
seragam ukuran bahan baku pakan, semakin tinggi kemungkinan terbentuknya
campuran yang homogen. Komponen esensisl (misalnya vitamin, mineral, dan obat)
mempunyai diameter sangat halus sehingga dapat dapat tercampur secara homogen
dengan bahan baku lainnya. Bahan baku yang relatif halus lebih memungkinkan
terbentuknya campuran yang homogen. Bahan baku yang bersifat halus relatif
tidak stabil dan memiliki muatan elektrostatik. Muatan yang dimilikinya
menyebabkan partikel-partikel halus halus lainnya akan melekat sehingga
terkonstentrasi di sekitar partikel bermuatan tersebut.
Bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas
pakan buatan yang dihasilkan, ada lima persyaratan yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan bahan baku ialah :
1.
Nilai Gizi
Pengetahuan nilai gizi sangat penting untuk menetukan
komposisi bahan tersebut dalam pembuatan pakan. Kandungan gizi pakan buatan
disesuaikan menurut kebutuhan. Pengetahuan kandungan gizi bahan baku pakan
berguna untuk menutupi kekurangan yang dimiliki oleh bahan baku lainnya.
Nilai gizi ini dapat diketahui melalui analisis proksimat
dilaboratorium atau cara praktis dengan melihat daftar komposisi bahan pakan.
Walaupun angka yang teradapt didaftar bahan baku tidak selalu tepat namun cukup
memadai untuk pedoman dalam penyusunan formulasi pakan.
2.
Mudah Dicerna
Bahan baku pakan buatan hendaknya mudah dicerna oleh ikan
agar nilai efesiensi pakannya cukup tinggi. Tingkat kecernaan bahan baku yang
digunakan dapat dilihat dalam daftar yang memuat nilai ubah bahan pakan.
Semakin tinggi nilai ubahnya, berarti bahan baku pakan tersebut semakin sulit
dicerna.
3.
Tidak Mengandung Racun
Racun adalah zat yang dapat menyebabkan sakit atau
kematian apabila masuk kedalam tubuh ikan. Akibat timbulnya racun pada bahan
baku sangat bervariasi, penyimpanan yang terlalu lama menyebabkan bahan baku
pakan buatan mengalami kerusakan secara fisika, kimia atau meningkatnya
kandungan racun, yang disebabkan adanya aktifitas mikroba, serangga, atau
proses oksidasi.
Selain itu adanya kandungan racun dari bahan baku itu
sendiri, misalnya biji kapas dan kapuk mengandung racun gosipol, kcang tanah
mengandung racun yang menghambat aktivitas enzim tripsin.
4.
Mudah Diperoleh
Pengeluaran terbesar dalam budidaya ikan secara intennsif
adalah biaya pengadaan pakan. Apabila bahan baku pembuatan pakan sulit
diperoleh, biaya pengadaan pakan juga akan meningkat. Bahan baku pakan yang
mudah diperoleh dengan harga murah adalah, limbah pasar, limbah rumah makan,
limbah industri makanan, dan limbah pertanian.
5.
Bukan Merupakan Kebutuhan Pokok Manusia
Bahan baku yang dibuat untuk pakan ikan sebaiknya bukan
kebutuhan pokok manusia, hal ini untuk menghindari terjadinya persaingan. Bahan
baku yang masih dapat dimanfaatkan oleh manusia harganya relatif tinggi
sehingga kurang efisien apabila digunakan sebagai bahan baku pakan ikan
(Djajasewaka,1985).
Lusiawiaty (2008) menyatakan faktor
yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan pembuatan pakan ikan adalah memilki
nilai nutrisi sesuai kebutuhan ikan, mudah diperoleh dan selalu tersedia, mudah
diolah dan dibentuk, tahan lama, bukan zat antinutrien.
IV.
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilakaukan dapat ditarik kesimpulansebagai berikut:
1.
Dalam pembuatan pakan perlu memperhatikan
bahan bakau serta kandungan gizi dari pakan.
2.
Komponen utama dalam pembuatan pakan
adalah sumber protein, binder, dan bahan atraktan.
3.
Pengolahan bahan baku secara umum,
yaitu pengeringan, penggilingan, dan pengayakkan.
4.
Kandungan pakan biasanya adalah
mengandung protein, karbohidrat dan lemak.
4.2 Saran
Adapun saran yang diperlukan dalam
praktikum ini yaitu:
1.
Peralatan
harus lebih memadai agar segala jenis praktikum dapat berjalan dengan baik.
2.
Pemilihan
bahan baku dan prosesnya harus dilakukan dengan efektif dan efisien dan ada
baiknya pengadaan bahan baku telah dipersiapkan oleh laborat agar lebih
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Aryani,E.
2008. Pakan Ikan. Kanisius.
Yogyakarta.
DJajasewaka.
1985. Pakan Ikan. Jakarta : CV Jaya Jakarta
Lusiawiaty.
2008. Nutrisi Ikan. Universitas Muhamadiyah Malang Press. Malang.
Mudjiman
A. 2004. Membuat Pelet Ikan.
Yogyakarta : Kanisus.
Lampiran 1. Proses pengolahan bahan
baku
Gambar 1. Bungkil inti sawit
Gambar 2. Pengepresan tradisional
(manual) bungkil yang dimasukkan dalam karung dan ditindih dengan kayu.
Gambar 3. Penjemuran bungkil dibawah
sinar matahari
Gambar 4. Pengeringan dengan oven kue
kompor.
Gambar 5. Pendinginan bungkil setelah dioven
Gambar 6. Penggilingan dengan mesin
giling kopi.
Gambar 7. Pengayakan bungkil yang
sudah digiling.
Gambar 8. Bungkil kasar yang tidak
diperlukan.
Gambar 9. Bungkil yang telah menjadi
tepung halus siap diproses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar