Rabu, 30 Oktober 2013

FILUM ARTHROPODA SUBFILUM CRUSTACEA







FILUM ARTHROPODA SUBFILUM CRUSTACEA
(Laporan Praktikum Avertebrata Air)









Oleh
WIDI INDRA KESUMA
1114111058







JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
1.  Jelaskan perbedaan – perbedaan antara Daphnia sp dan Moina sp. Sertai dengan gambar ilustrasi jika perlu.
Jawab :
Perbedaan Daphnia sp dan Moina sp :



DaphniaPulex
 






moina sp














Daphnia sp                                                                       Moina sp

No.
Spesifikasi
Daphnia sp
Moina sp
1.
Morfologi
·           Bentuk tubuh lonjong, pipih dan segmen badan tidak terlihat.
·           Kepala bag. Bawah terdapat moncong yg bulat dan tumbuh lima alat tambahan, alat tambahan pertama disebut antenula, kedua disebut  
antena, tiga pasang alat tambahan terakhir alat tambahan mulut.
·           Tubuh ditutupi oleh cangkang dari chitin
·           Pada ujung perut terdapat dua kuku berbulu keras
·           Pipih mirip perahu, panjang tubuhnya antara 2-4 mm dan tidak toleran (tahan) terhadap perubahan suhu.
·           Mempunyai bentuk tubuh agak bulat berdiameter 0.9-1.8 mm dan berwarna kemerahan.
·           Panjang tubuh setengah dari daphnia sp dan seluruh tubuh ditutupi karapaks.
·           Ketahanan terhadap suhu ekstrim lain di bandingkan Daphnia sp
·           Jenis bakteri yang terbaik
·           Segmen tubuh tidak jelas, memiliki 2 antena, antenna kecil dan besar antenulla.
·           Terdiri dari kepala, badan dan perut
2.
Kandungan nutrisi
·           Kandungan nutrisi air 95%, protein 4%, lemak 0,54%, karbohidrat 0,67% dan abu 0,15%
·           Kandungan nutrisi protein 37,38%, lemak 13,29%, abu 11%, dengan kadar air sebanyak 90,6%.
3.
Reproduksi
·           Reproduksi pertumbuhan dan pengembangbiakannya agak lambat, yaitu umur hanya mencapai 12 hari, dan anak kutu air yang telah mencapai umur 4 hari baru bisa menghasilkan 29 ekor kutu air setiap 4 hari sekali. Dalam 1 bulan jenis kutu air daphnia sp, bisa menghasilkan 203 ekor kutu air tiap ekornya
·           Satu atau lebih individu muda dirawat dengan menempel pada tubuh induk. Siklus hidup yaitu telur, anak, remaja dan dewasa. Jika kondisi tidak ideal baru akan dihasilkan individu jantan agar terjadi reproduksi seksual.
·           Pada siklus reproduksi kutu air umur 5 hari sudah bisa bertelur.
·           Moina sp bisa mencapai 30 hari. Pada umur yang sedemikian singkatnya kutu air bisa menghasilkan anak setiap 2 hari sekali berkisar 33 ekor bila dihitung dalam 1 bulan, 1 ekor kutu air bisa menghasilkan 495 ekor kutu air.
·           Juvenile pertama disebut neonate, ini akan menjahui induknya dan mencari makan
4.
Ekologi
·           Hidup di air tawar, disungai, selokan, genangan air dengan berkelompok hingga jutaan ekor.
·           Ditemukan dimusim kemarau saja
·           Dikolam dan waduk tetapi terutama mendiami kolam sementara atau parit.
·           Ditemukan dimusim hujan dan kemarau

(Oemarjati. 1990).
2.  Gambarkan dan beri keterangan tipe artikulasi (tunjukkan letak condyle-nya) pada :
Jawab :
a.      Crab, BlueSwimmer_Portunuspelagicus(rajungan)Crab (Portunus sp. Atau Scylla serrata)
mono-condyle


di-condyle

Gambar: Portunus sp
Portunus sp tergolong hewan dasar laut/bentos dan dapat berenang ke dekat permukaan laut pada malam hari untuk mencari makan, juga sering disebut swimming crab yang artinya kepiting berenang. Memiliki bentuk tubuh yang ramping dengan capit yang panjang dan memiliki berbagai warna yang menarik pada karapasnya. Rajungan memiliki karapas berbentuk bulat pipih, sebelah kiri-kanan mata terdapat duri sembilan buah, di mana duri akhir pada kedua sisi karapas relatif panjang dan runcing. Rajungan mempunyai 5 pasang kaki, yang terdiri atas 1 pasang kaki (capit) berfungsi sebagai pemegang, 3 pasang kaki sebagai kaki jalan, dan 1 pasang kaki berfungsi sebagai dayung untuk berenang. Rajungan banyak menghabiskan hidupnya dengan membenamkan tubuhnya di permukaan pasir dan hanya menonjolkan matanya untuk menunggu ikan dan jenis invertebrata lainnya yang mencoba mendekati untuk diserang atau dimangsa. Perkawinan rajungan terjadi pada musim panas, dan terlihat yang jantan melekatkan diri pada betina kemudian menghabiskan beberapa waktu perkawinan dengan berenang. Rajungan hidup pada kedalaman air laut sampai 40 m (131 ft), pada daerah pasir, lumpur, atau pantai berlumpur. Rajungan merupakan binatang karnivora. Makanan rajungan berupa ikan, binatang invertebrata dan merupakan binatang karnivora (Radiopoetra. 1996).
b.      Shrimp (Macrobrachium sp. Atau Penaeus sp)
shrimp-BW
mono-condyle

di-condyle


 Gambar: Macrobrachium sp
Ciri-ciri udang ini, tubuhnya beruas-ruas, bentuk tubuh bilateral simetris, hidup di laut, cangkang dilapisi chitine, sira makanannya berada di dekat kepala, pada bagian kepala terdapat antenula, antena, mata, mulut, rostrum, karapaks. Pada bagian dada terdapat maksiliped. Sedangkan pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang, 5 pasang kaki jalan, dan uropod. Macrobrachium sp mempunyai kemapuan terbatas dalam mentolerir perubahan saliniatas. Hidup terbatas pada daerah terjauh dari eustuaria yang umumnya mempunyai salinitas 30%. Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus. Lambung dibedakan atas dua bagian, yaitu bagian yang besar (anterior) disebut kamr kardiaka dan yang kecil adalah pylorus. Pada permukaan dalam lambung terdapat bentukan seperti gigi-gigi yang mengapur untuk melumatkan makanan. Didalam usus terjadi penyerapan zat-zat makanan oleh dinding usus. Diantara bagian lateral karopak (branchiostegit) dan dinding badan terdapat rongga-rongga atau kamar-kamar insang dibagian ventral. Kamar tersebut terbuka. Insang merupakan penjuluran dinding badan yang terbentuk bulu dan mengandung pembuluh darah. Skafognatit (bagian berbentuk sadel) dari maxilla II bergerak ke depan dan kebelakang menarik air yang kaya oksigen menuju ke filament insang. Termasuk organisme yang bersifat heteroseksual. Udang jantan mempunyai sepasang alat kelamin yang disebut petasma yang berfungsi memindahkan sperma dan juga merupakan tempat penyimpanan sperma. Alat ini terletak diantara kaki jalan (periopod) yang kelima. Sedangkan udang betina pada umumnya lebih besar dari udang jantan pad kelompok umur yang sama dan mempunyai thelycum. Alat eksresi berupa sepasang bangunan yang lebar, disebut “kelenjar hijau” terletak dibagian bawah kepala, anterior esophagus setiap kelenjar terdiri atas bagian glanduler berwarna hijau, vesica urinaria termasuk dari dilatasi dinding yang tipis,dan sluran yang bermuara keluar melalui suatu pori terletak dibagian ventral pada segmen basal antenna. Fungsi kelenjar hijau adalah membuang sisa metabolisme tubuh (Kimball. 2000).


3.  Bandingkan endoskeleton pada crayfish (Cherax qudricarinatus) dan crab (Portunus sp. Atau Scylla serrata). Apa sajakah perbedaan mendasar diantra keduanya? Hal apa kira – kira yang menyebabkan perbedaan ini terjadi ?
Jawab :
Perbedaan pertama pada crayfish dan crab untuk cangkang, punggung  karapas crab agak datar, halus biasanya lebih lebar dari panjang dan heksagonal, subhexagonal, persegi panjang, atau melintang berbentuk bulat telur, namun pada crayfish lebih memanjang dan keras dibandingkan pada portunus sp.
Perbedaan kedua pada crayfish memiliki yang hanya memiliki kedua kaki yang kecil untuk memegang mangsa yang kecil. Pada crab 2 buah lengan yang panjang dan besar untuk memegang makanan atau mangsanya. Perbedaan yang terjadi ini diakibatkan oleh cara makan, cara bergerak,dan cara beradaptasi yang berbeda-beda. Untuk crayfish sangat toleran terhadap perubahan suhu (Campbell, Neil A. 2005).

4.  Gambarlah seekor pagurus sp. Beserta cangkangnya, lengkapi dengan keterangan. Menurut anda apakah tepat jika pagurus sp. dikelompokkan pada sub filum crustacean? Mengapa demikian?
Jawab :









Menurut saya Pagurus sp tepat dikelompokkan dalam sub filum Crustacea, karena pagurus memiliki cirri yang sama pada salah satu ordo dari crustacean yaitu ordo decapoda.
Pagurus sp termasuk dalam filum crustacean. pagurus sp dimasukkan dalam ordo decapoda. Pagurus sp termasuk dalam decapoda yang berjenis ketam. Beberapa cirri dari decapoda diantaranya yaitu
·           hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut 
·           mempunyai sepuluh kaki
·           Kepala – dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. 
·           Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh (deka=sepuluh, poda=kaki)


5.  Gambar dan beri keterangan struktur tubuh dari organisme penempel! Mengapa organisme ini dapat menyebabkan kerusakan pada struktur-stuktur buatan seperti kapal, dermaga dan pipa-pia air ?
Jawab :

Ada beberapa organisme yang menyebabkan kerusakan pada struktur-struktur buatan seperti kapal,dermaga dan pipa-pipa air yaitu Teritip merupakan organisme yang menempel kuat pada subtrat yang keras, mempunyai pertumbuhan yang cepat dan mempunyai daya tahan cukup besar terhadap perubahan faktor lingkungan, teritip mempunyai beberapa jenis antaranya Balanus amphitrite, Bankia sp., Ligia occidentalis.
·           Balanus Amphitrite merupakan jenis dari kelas Crustacea dengan cirri berwarna putih dengan coklat kemerah-merahan. Pada setiap cangkangnya terdapat 3-4 strip putih yang terbentuk dari zat kapur, mempunyai sisi yang lembut dan di bagian atas menganga yang tumpul. Dominasi Balanus amphitrite disebabkan senyawa arthropodine yang dikeluarkannya sehingga spesies teritip yang sama akan berkumpul dan tumbuh hingga terjadi penumpukan.
·           Bankia sp. merupakan jenis bivalvia, yang memiliki palet yang panjang dan pada ujungnya terdapat susunan yang menyerupai mangkok yang makin ke ujung semakin kecil.
·           Ligia occidentalis yang merupakan jenis dari crustacea. Yang menempel pada dermaga- dermaga.
Organisme-organisme ini menempel secara alami untuk menjadi tempat habitat hidupnya,mencari makan, dan berkembang biak, namun hal ini sangat merugikan karena dapat merusakan struktur yang ada. Oraganisme ini menghasilkan zat atau senyawa kimia yang dapat membuat korosi pada struktur bangunan kapal, pipa dan dermaga (Thomaschik, T. 1997).
Mereka menempel permanen ke substrat keras seperti batu atau kapal dengan bantuan perekat berbasis protein, juga disebut semen teritip. Hidup bebas teritip yang melekat pada substrat oleh kelenjar semen yang terbentuk dasar dari pasangan pertama antenanya. Perusahaan perkapalan harus menghabiskan jutaan rupiah setiap tahun untuk menghilangkan sejumlah besar binatang ini, yang dapat memperlambat kapal dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.

6.  Berkenaan dengan hewan nomor 5. Para ahli sebelumnya mengelompokkan hewan ini ke dalam filum Mollusca, mengapa demikian? Namun selanjutnya para ahli sepakat, bahwa hewan ini lebih tepat dikeleompokkan pada filum Arthopoda, sub filum crustacean, mengapa demikian?
Jawab :

Selama bertahun-tahun teritip yang keliru diklasifikasikan sebagai anggota filum Mollusca (moluska) bukan Arthropoda. Sebelum itu, beberapa "ahli biologi" diyakini teritip yang akan terkait erat dengan burung, maka, nama umum dari spesies yang dikenal sebagai teritip gooseneck. Namun, pada tahun 1830 seorang ahli biologi Inggris mengakui banyak kesamaan yang teritip berbagi dengan arthropoda lainnya. Barnacles berkembang dari telur menjadi larva stadium dalam cara yang mirip dengan lobster, udang dan kepiting. Teritip juga memiliki pelengkap bersendi ditemukan di krustasea lainnya. Tapi teritip hanya menampilkan beberapa karakteristik sebagai larva. Setelah mereka menjadi dewasa, teritip tetap tersembunyi dalam benteng dikupas buatan mereka sendiri.

7.  Hewan crustacean termasuk dalam filum Arthopoda. Kelompok hewan Arthopoda sering Anda jumpai sehari-hari di rumah, ditanah, di pohon, bahkan di udara. Sebutkan hewan-hewan tersebut yang Anda ketahui, tuliskan nama beserta nama ilmiahnya.
Jawab :


no
Nama indonesia
Nama ilmiah
Gambar
habitat
1
Udang galah
Macrobrachium rosenbergii
Air Tawar
2
Tungau
D. pteronyssinus 
Ditempat yang berdebu dan tidak lembab. Biasanya ada di tempat tidur
3
Belalang hijau
Atractomorpha crenulata 
Di darat. Sering ditemukan di dedaunan dan pohon
4
kelabang
chilipoda
Di tanah





















DAFTAR PUSTAKA


Campbell, Neil A. 2005. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Erlangga. Jakarta.

Kimball. 2000. Biologi. Edisi kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Oemarjati. 1990. Taksonomi Avertebrata. UI Press. Jakarta.

Radiopoetra. 1996. Zoologi. Erlangga. Jakarta.

Thomaschik, T, AJ Mah, Nontji, and MK Moosa. 1997. The Echology of Indonesia Seas Part Two. Periplus Edition.




























LAMPIRAN

Tidak ada komentar: