Rabu, 30 Oktober 2013

KAJIAN ISI LAMBUNG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) (Laporan Praktikum Biologi Perikanan)










KAJIAN ISI LAMBUNG IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
(Laporan Praktikum Biologi Perikanan)







Oleh :
WIDI INDRA KESUMA
1114111058


Dibimbing Oleh :
EVA SUSANTI
0914111031








JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
UNILA LOGOKAJIAN ISI LAMBUNG IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Oleh
WIDI INDRA KESUMA
1114111058

 

ABSTRAK


Telah dilakukan praktikum Pertumbuhan Ikan Nila. Praktikum ini dibuat untuk mengetahui jenis-jenis organism yang menjadi makanan ikan, mengetahui wkatu-waktu aktif makan dari ikan, dan melihat proporsi dan kecenderungan makan dari ikan. Kebiasaan makan (feeding habbit) adalah tingkah laku saat mengambil dan mencari makanan. Analisis food and feeding habbit dilakukan melalui pengamatan isi usus ikan tersebut. Ada jenis ikan yang aktif makan selama 24 jam dan adapula yang hanya pada waktu tertentu saja. Saat-saat ikan aktif mengambil makanan dalam 24 jam disebut feeding periodicity. Berdasarkan jenis kelompok makanannya ikan dibagi 3 kelompok besar yaitu herbivore, karnivora, dan omnivore. Faktor yang menentukan apakah suatu jenis ikan akan memakan suatu organisme makanan adalah ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna makanan dan selera ikan terhadap makanan. Praktikum Kajian Isi Lambung ,dilaksanakan pada hari rabu, pada tanggal 31 Oktober 2012, bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, pada pukul 08.00 WIB. Berbagai jenis plankton dapat ditemui pada usus yang tidak kosong, sedangkan pada usus yang kosong tidak dapat ditemui plankton. Waktu aktif makan ikan nila yaitu dominan pada siang hari yang memakan fitoplankton yang banyak tersedia pada sang hari. Sedangkan pada malam hari ikan nila memakan zooplankton seperti cacing atau larva serangga air. Pada ikan nila terdapat tiga jenis makanan yaitu makanan utama yang ditemukan dalam jumlah besar, makanan tambahan yang ditemukan dalam jumlah sangat sedikit dan makanan pengganti merupakan makanan yang dikonsumsi jika makanan utama tidak ada.

Keyword: ikan Nila, feeding habbit, feeding pereiodicity, makanan, planktoon
 



A. PENDAHULUAN
Makanan penting untuk pertumbuhan ikan karena makanan berfungsi dalam pertumbuhan sel organisme. Makanan adalah organisme, bahan maupun zat yang dimanfaatkan ikan untuk menunjang kehidupan dan perkembangan organ tubuhnya. Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata. Pembauan dan persentuhan digunakan juga untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemangsa dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya atau dasar yang keruh. Ikan yang mencari makanan akan mengukur apakah makanan itu cocok atau tidak untuk ukuran mulutnya. Tetapi ikan yang menggunakan pembauan dan persentuhan untuk mencari makanan  tidak melakukan pengukuran, melainkan kalau makanan sudah masuk mulut akan diterima atau ditolak. (Nikolsky, 1963). Berdasarkan kepada kebiasaan hidup dalam lingkungannya akan mempunyai mulut yang berbeda-beda untuk mengambil makanannya. Letak mulut ikan ada yang inferior (di bawah kepala), terminal (di ujung depan kepala), dan  superior (di bagian atas). (Effendie, 1997).
Variasi pada tiap-tiap spesies ikan merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian terhadap fungsi ekologi yang memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu dari pada ikan lain yang tidak mempunyai bentuk tadi. Keadaan demikian untuk beberapa spesies ikan tertentu yang hidup dalam suatu lingkungan yang khas memberikan kemungkinan kecil sekali terjadinya persaingan interspesifik. Untuk larva ikan, mata merupakan indra penting untuk mencari dan menangkap makanannya. Bila larva ikan menemukan mangsa di depan tubuhnya, maka larva akan bereaksi dengan menggerakkan mata sehingga berposisi simetris tertuju ke depan. (Rumimoharto, 2001). Persentase sukses pengambilan mangsa oleh larva bergantung kepada kepadatan mangsa yaitu berkisar dari 3%-20%. Untuk ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang relatif kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke luar. Rongga mulut bagian dalam dilengkapi dengan jari-jari tapis insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton yang dimakan. Umumnya ikan buas mencari mangsa dengan menggunakan mata. Ikan buas aktif mencari makan dengan berenang kesana kemari, tetapi ikan yang tidak aktif akan menunggu mangsa di suatu tempat yang terlindung, bila mangsa mendekat akan disergap. Ikan buas suka mengelompok jika sudah melokalisasi mangsanya akan mengambil mangsa tersebut secara intensif dan cepat jika dibandingkan dengan ikan yang terisolir. Tetapi hal ini tergantung pada distribusi dan konsentrasi makanan ikan tadi. Kadang-kadang ikan buas mengalami kesukaran menghadapi mangsa yang bergerombol karena mangsa yang bergerombol tersebut bergerombolnya sedemikian rupa sehingga tidak ada satu individupun yang terlepas.  Praktikum Kajian Isi Lambung Ikan Nila (Orheochromis niloticus) untuk mempelajari kebiasaan makan ikan pada yang dasarnya adalah untuk mengetahui kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan ikan, sehingga dapat menentukan nilai gizi alamiah ikan di samping melihat hubungan ekologis dalam tropic level. Prinsip yang kemudian dikembangkan adalah dengan mengidentifikasi pencernaan. Dengan mengetahui jenis dan jumlah makanan ikan, dapat disusun urutan kebiasaan makan ikan yang dikemukakan oaleh Nykolsky. Urutannya adalah makanan utama yang ditemukan dalam jumlah besar, makanan pelengkap yang ditemukan dalam jumlah sedikit, dan makanan tambahan yaitu jenis dengan jumlah sangat sedikit serta makanan pengganti adalah makanan yang dikonsumsi jiaka makanan utama tidak ada. Makanan alami terdiridari berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di perairan. Dalam kenyataannya keberadaan suatu jenis ikan akan memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan makanan. Dengan mengetahui kebiasaan makanan ikan dapat dilihat hubungan pemangsaan, persaingan dan rantai makanan. Di samping itu juga untuk tujuan domestikasi ikan-ikan yang memiliki nilai ekonomis penting yang akan dibudidayakan.
Umumnya makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya adalah plankton. Jika pertama kali ikan menemukan makanan berukuran tepat dengan mulutnya, diperkirakan akan dapat meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relatif singkat ikan tidak dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya akan terjadi kelaparan dan kehabisan tenaga yang mengakibatkan kematian. Hal ini yang antara lain menyebabkan ikan pada waktu larva mempunyai mortalitas besar. Ikan yang berhasil mendapat makanan sesuai dengan ukuran mulut, setelah bertambah besar ikan itu akan merubah makanan baik dalam ukuran dan kualitasnya. Apabila telah dewasa ikan itu akan mengikuti pola kebiasaan induknya. Refleksi perubahan makanan ikan pada waktu kecil sebagai pemakan plankton dan bila dewasa mengikuti kebiasaan induknya dapat terlihat pada sisiknya.
Adapun tujuan dari Praktikum Kajian Isi Lambung Ikan Nila ini adalah
1.    mengetahui jenis-jenis organisme yang menjadi makanan ikan,
2.    mengetahui waktu-waktu aktif makan dari ikan, dan
3.    melihat proporsi dan kecenderungan makan dari ikan.
II. METODELOGI
A.     Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Pertumbuhan Ikan Nila dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2012 pukul 08.00-11.00 WIB di Laboratorium Bioteknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

B.     Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1.   Sampel usus yang sudah diawetkan.
2.   Mikroskop, merk Olympus fungsinya untuk melihat preparat.
3.   Gelas obyek, fungsinya untuk meletakkan obyek yang akan diamati.
4.   Gelas penutup, fungsinya untuk menutup gelas obyek.
5.   Tissue/lap, fungsinya untuk membersihkan gelas obyek.
6.   Buku identifakasi, fungsinya untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang diamati.



C.     Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Bersihkan sample usu dari formalin
2.    Ambil usus satu persatu, kemudian dikerik usus yang ada isinya
3.    Pisahkan dengan daging ususnya
4.    isi usus diencerkan dengan 10 cc atau 1 botol flim
5.    Ambil satu tetes dari usus yang sudah diencerkan tersebut, kemudian diamati dibawah mikroskop
6.    Amati dengan 3x ulangan sebanyak 5 lapang pandang
7.    Identifikasi jenis dan cata jumlah organisme yang ditenui setiap lapang pandang dengan menggunakan buku identifikasi.



III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hubungan rata-rata panjang usus berisi makanan denga panjang usus kosong.

Jenis kelamin
Usus berisi
Rata-rata panjang usus
Usus kosong
Rata-rata panjang usus kosong
jantan
4763
793.833
9240
924
betina
20585
791.7308
12580
838.6667

Zonnefeld, Hiusman dan Bonn (1991) menyatakan bahwa panjang usus relatif tidak menunjukkan secara tepat tentang kebiasaan makan ikan. Walaupun usus relatif lebih panjang.

Menurut pendapat Bond (1979) yang menyatakan bahwa bentuk usus yang bergulung – gulung dimaksudkan untuk menambah masa penahanan dan pencernaan makanan yang sulit dicerna.
Asmawi (1983) menyatakan bahwa suatu makanan ikan minimal harus mengandung protein, karbohidrat, dan lemak. Ketiga zat tersebut masing – masing akan dirubah menjadi energi yang sangat diperlukan untuk melakukan aktivitas – aktivitas hidup dan biasanya ikan cenderung memilih protein sebagai sumber energi yang utama. Kualitas makanan baru dapat mempengaruhi pertumbuhan apabila jika makanan yang tersedia dalam jumlah yang banyak dan berkualitas baik. Sebaliknya jika makanan yang tersedia dalam jumlah sedikit maka makanan tidak akan mempengaruhi dalam kecepatan pertumbuhan ikan.



Gambar 1. Hubungan frekuensi kejadian dengan jenis plankton.


Pada grafik hubungan FK dengan jenis makan ikan seperti plankton didapatkan data bahwa nilai FK yang tertinggi yaitu 1800. Jadi jenis plankton yang banyak dimakan oleh ikan nila adalah synedra dan chlolera vorgar. Jadi dari tabel dapat dilihat bahwa makanan utama dari ikan nila adalah synedra dan cholera verger yang berjumlah 1800, sedangkan makanan pengganti yang di makan ikan nila berupa closterum yang berjumlah 1600, Oedegenum yang berjumlah 1400, dan genicuralia yang berjumlah 1200. Sedangkan makanan pelengkap yang dimakan ikan nila yiatu closterum, cosmarium, ance, ankristrodemus, cycolotella comt, distoma vulgare, glotela plagia, gonatozygen, koliella longise, meiosira varians, melorisa granula, merismopreda gla, mycrstic aieng, navicula, syndia acus, dan young cell yang merupakan rata-rata berjumlah antara 200 sampai 800 saja.

lkan nila ini memakan plankton yang masuk ke mulut bersama-sama air. Plankton akan tinggal di dalam mulut sedangkan airnya keluar melalui celah insang.

Pada pengamatan kebiasaan makan dan cara makan ikan nila termasuk jenis ikan yang bersifat ominivora, yaitu ikan yang memakan berbagi jebis makan, baik hewan maupun tumbuhan. Ikan ini memakan plakton, detritus, organisme dasar (bentos) seperti larva, serangga air, kijing, siput, dan lain-lain. Dan ikan ini sangat responsif terhadap pakan buatan (pellet), baik terapung maupun tenggelam. (Ahmad jauzi: 2005).

Pada hubungan FK dengan jumlah jenis makanan memiliki hubungan yang tidak linier. Pada ikan omnivora memiliki sistem pencernaan antara bentuk hernivora dan karnivora. Ciri-ciri ikan omnivora yaitu gigi runcing atau gigi taring, lambung memanjang, panjang usus sama atau lebih pendek dari panjang tubuhnya, tepi insang pendek dan rapat.

Menurut Effendie (2002) kesukaan ikan terhadap makanannya sangat relatif Beberapafaktor yang harus diperhatikan dalam hubungan ini adalah faktor penyebaran organism sebagai makanan ikan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan, serta faktor-fakor fisik yang mempengaruhi perairan. Tidak semua jenis makanan yang ada di lingkunganperairan disukai oleh ikan. Beberapa faktor yang menentukan di makan atau tidaknya suatu jenis makanan oleh ikan adalah ukuran, warna, dan selera ikan terhadap makanan .









Gambar 2. Hubungan Ip dengan jenis plankton dari ikan nila.


yang diperoleh maka tipe-tipe makanan yang dikonsumsi ikan nila terdiri dari plankton dari zooplankton dan fitoplankton. Selainitu ditemukan plankton jenis lain yaitu closterium. Kemudian jenis makanan utama yang di makan ikan nila berdasar pengamatan yaitu synedra dan cholera vorgar yang berhasil ditemukan.
Dari hasil Pada data IP yang didapat bahwa nilai yang tertinggi adalah synedra dan chlolera vorgar dengan besar 17.30769 dan yang terendah adalah closterium, genecularia, ancistodesmus fa, meiosira varians, melosira granola, merismopedra grala, myscrostis aeng, syncdia acus, young cell dengan besar 0.213675. (Nyabakken, James. W. 1992)

Dari jenis makan yang di makan ikan nila tersebut, makanan utama adalah syenedra dan cholera vorgar, sedangkan yang lainnya hanaya sebagai makan pengganti dan makanan pelengkap dan tambahan.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ikan nila merupakan jenis ikan feeding periodicity, yaitu jenis ikan yang aktif mencari makanan selama 24 jam.

Dengan mengetahui jenis dan jumlah makan ikan, dapat disusun untuk kebiasaan makan ikan dengan urutannya adalah makanan utama yang ditemukan dalam jumlah besar, makanan pelengkap yang ditemukan dalam jumlah sedikit dan tidak ada.

Faktor yang menentukan apakah suatu jenis ikan akan memakan suatu organisme makan adalah:
1. Ukuran makan.
Ukuran makan berhubungan dengan bentuk bukaan dan posisi mulut ikan.
2. Ketersediaan makan
Ini berhubungan dengan banyak atau tidaknya ketersediaan makan ikan dalam lingkungannya.
3. Warna makanan.
Warna makan ikan sangat menentukan jenis ikan akan memakan suatu organisme karena dengan warna akan menarik mangsanya.
4. Selera ikan dengan makanan.
Ini tergantung ikan apakah ikan tersebut dalam keadaan lagi selera atau tidaknya dalam mencari makan. (Effendi, ikhsan: 1997).

Ikan nila dilihat dari makannya termasuk euryphgic yaitu ikan pemakan bermacam - macam makanan dengan sifatnya yaitu omnivora.

Persaingan dalam hal mencari makan adalah hal yang sangat penting karena persaingan ini sering terjadi antara individu di dalam suatu spesies (persaingan intraspecific), atau diantara satu spesies dengan spesies yang lainnya (persaingan interspecific). Persaingn antara dua organisme atau lebih terhadap suatu yang sama, yaitu makanan atau mangsa (Nyabakken, James. W. 1992)

Waktu aktif makan ikan nila yaitu dominan pada siang hari yang memakan fitoplankton yang banyak tersedia pada sang hari, karena pada siang hari fitoplankton melakukan fotosintesis dengan adanya matahari. Sedangkan pada malam hari ikan nila memakan zooplankton seperti cacing atau larva serangga air. (Effendi, lchsan. 1997).

Ikan nila memiliki mulut didepan(termal) dan dapan disembulkan. Panjang usus ikan lebih panjang dari tubuhnya dikarenakan usus memiliki peranan penting dalam mencerna makanan. Dalam dalam pencernaan tersebut terdapat ensim yang bekerja.

Ikan nila termasuk golongan ikan omnivora yaitu pemakan segala jenis makanan (Sugiarto, 1998). Nila mengkonsumsi makanan berupa hewan atau tumbuhan.




IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.   Saat-saat ikan aktif mengambil makanan dalam 24 jam feeding perlodiclty.
Faktor yang menentukan apakah suatu jenis ikan akan memakan suatu organisme makanan adalah ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna makanan dan selera ikan terhadap makanan.
2.   Ikan nila memakan plankton, detritus, organisme dasar (benthos).
3.   Jenis plakton yang sering dimakan ikan nila adalah jenis fltoplakton.
4.   Waktu-waktu aktif ikan nila lebih banyak pada waktu siang hari.

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
Seharusnya alat yang dipakai untuk praktikum lebih lengkap agar proses praktikum berjalan lancar dan diharapkan kepada asisten dosen (asdos) agar selalu mendapingi para pratikum.





DAFTAR PUSTAKA


Ahmad jauzi. 2005. Akuakultur. PT. Vivtoria Kreasi Mandiri: Jakarta
Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Gramedia, Jakarta. 82 hal.
Bond, C.E. 1979. Bioloby Of Fishes. WB Saunders Company, London. 512p
Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.
Effendi, ikhsan. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara: Jakarta
Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology Fishes. New York: Academic Press.
Nyabakken, James. W. 1992. Biologi Laut. Gramedia Pustaka: Jakarta.
Rumimohartarto, Kasijan. 2001. Biologi Laut. Jakarta: Djambatan.











LAMPIRAN

Tidak ada komentar: