Rabu, 30 Oktober 2013

PERTUMBUHAN IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) dengan PARAMETER METODE FORD WALFORD



Nama              : Widi Indra Kesuma
Npm                : 1114111058
Jurusan          : Budidaya Perairan
                        Fisiologi Hewan Air

PERTUMBUHAN IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata)  dengan PARAMETER METODE FORD WALFORD

Pertumbuhan merupakan salah satu aspek paling intensif yang dipelajari. Pertumbuhan merupakan indikator yang baik untuk mengetahui kondisi individual maupun populasi. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang atau berat dalam periode waktu (Moyle dan Cech 1988). Sedangkan pada populasi pertumbuhan merupakan peningkatan biomassa suatu populasi yang dihasilkan oleh akumulasi bahan-bahan dari lingkungannya. Menurut Lagler et al. (2002) in Zakaria (2003) pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor dalam antaralain, keturunan, ketahanan tubuh terhadap penyakit dan kemampuan memanfaatkan pakan dan faktor luar antara lain, ketersediaan pakan bagi ikan dan kondisi lingkungan perairan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi laju pertumbuhan dan pakan yang dikonsumsi yaitu suhu, oksigen terlarut dan salinitas (Peter 2002 in Zakaria 2003).

Parameter pertumbuhan dapat diduga dengan menggunakan metode Ford Walford yang membutuhkan data panjang rata-rata dari beberapa kelompok ukuran yang sama (Sparre dan Venema 1999). Parameter-parameter yang dikaji dalam menduga pertumbuhan adalah panjang asimptotik (L∞) merupakan panjang maksimum ikan secara teoritis, koefisien pertumbuhan (K) dan t0 yang merupakan umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol (Sparre dan Venema 1999).

Hasil analisa menggunakan metode Ford – Walford (Sparre et. al, 1999) diperoleh nilai panjang asimptot (L∞) sebesar 319.85 mm, koefisien laju pertumbuhan (K) adalah 0,22 per tahun, sedangkan nilai to diperoleh dengan menggunakan rumus Pauly (1980) yaitu sebesar –0,3915 tahun.

Berdasakan hasil penelitian Cressidanto (2010), ikan tembang yang tertangkap di Teluk Banten memiliki panjang total maksimum 171 mm dengan panjang asimptotik (L∞) 180,22 mm, koefisien pertumbuhan (K) 0,59 bulan-1 dan umur ikan pada saat panjang ikan 0 mm sebesar -0,32 bulan. Di Teluk Palabuhanratu diperoleh nilai koefisien pertumbuhan ikan tembang sebesar 1,07 bulan-1 dengan L∞ 170,02 mm. Sedangkan di Perairan Laut Flores memperoleh nilai K sebesar 0,29 bulan-1 dengan L∞ 380,4 mm. Begitupun juga yang dikemukakan oleh Aripin dan Showers (2000), ikan tembang yang tertangkap di perairan Tawi-Tawi Filipina, mempunyai koefisien pertumbuhan 0,75 bulan-1 dengan nilai L∞ 225 mm.

Menurut penelitian Nurhaidah (2007) Ikan tembang (Sardinella fimbriata) yang hidup disekitar perairan Kabupaten Barru mempunyai koefisien laju pertumbuhan yang rendah yaitu 0,23 per tahun dimana nilai K<O,5 dengan L sebesar 319.8472 mm, sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mencapai panjang asimptot atau panjang maksimumnya. Hal ini sesuai pernyataan Sparre et. al (1999) bahwa ikan yang mempunyai nilai koefisien laju pertumbuhan yang tinggi memerlukan waktu yang singkat untuk mencapai panjang asimptot atau panjang maksimumnya dan ikan yang mempunyai koefisien laju pertumbuhan yang rendah memerlukan waktu yang lama untuk mencapai panjang asimptot atau panjang maksimumnya.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sattu (2004) mengenai ikan tembang (Sardinella fimbriata, Valenciennes) sekitar perairan Luwu Kecamatan Belopa Kabupaten Luwu mendapatkan nilai K sebesar 0,3 per tahun dengan nilai L sebesar 289.6 mm, membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai panjang asimptotnya. Demikian pula yang diteliti oleh Sulfiarini (2001) mengenai ikan tembang (Sardinella fimbriata, V) di perairan Kabupen Takalar mendapatkan nilai K 0,32 per tahun dan oleh Samad (2002) mengenai ikan tembang (Sardinella fimbriata, V) di Laut Flores dengan nilai K sebesar 0,49 per tahun.

Bila dibandingkan hasil penelitian yang diperoleh, maka koefisien laju pertumbuhan untuk ikan tembang (Sardinella fimbriata) yang tertangkap di Perairan Kabupaten Barru memiliki koefisien pertumbuhan yang lebih rendah dari
pada dari beberapa hasil penelitian sebelunya. Perbedaan akan berbagai hasil penelitian yang diperoleh, diduga karena kondisi suatu perairan yang berbeda, selain itu juga diduga karena perbedaan jumlah data ikan yang diukur beserta ukuran yang diperoleh. Steguent (1989 dalam Samad, 2002) berpendapat bahwwa pertumbuhan panjang ikan yang baru lebih cepat dari pada ikan yang berumur tua pada kondisi perairan yang sama, tetapi apabila perairan berubah kondisi maka pertumbuhan ikan akan dipengaruhi oleh adanya perubahan dari perubahan ekologinya termasuk makanan dan penyakit ikan selain itu juga disebabkan karena perubahan musim yang tidak menentu.


DAFTAR PUSTAKA


Azis, K.A. 1989. Dinamika Populasi Ikan. Bahan Pengajaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antara Universitas Ilmu Hayat. IPB. Bogor.
Bhattacharya, C. G. 1967. A Simple Method of Resolution Into Gaussion Component. Biometrics.Dirjen Perikanan. 1998. Statistik Perikanan Indonesia (Produksi Perikanan Laut). Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Jalil dan A. Mallawa, 2001. Biologi Populasi Ikan Baronang Lingkis (S. canaliculatus) di Perairan Kecamatan Bua Kabupaten Luwu. Ujung Pandang
Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology Of Fishes. Academic Press. New York.
Nurhaidah. 2007. Tingkah Eksploitasi dan Beberapa Parameter Dinamika Populasi Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Barru Sulawesi Selatan.
Pauly, D. 1980. A Section of the Assesment Tropical Fish Stock. FAO. Fish Tech. New York.
Samad, F. 2002. Studi Beberapa Dinamika Populasi Ikan Tembang (Sardinella fimbriata, Valenciennes) di Perairan Laut Flores. Skripsi. Jurusan Perikanan FIKP Universitas Hasanuddin Makassar.
Sparre, P.E. Ursin dan S.C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stock Ikan Tropis. Buku Manual I. FAO.

Tidak ada komentar: