BAKTERI DAN PATOGEN
(Laporan Praktikum Parasit dan Penyakit Organisme
Akuatik)
Oleh:
Widi Indra Kesuma
1114111058
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG\
2013
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu
faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada tanaman adalah adanya
kontaminasi terhadap mikroorganisme. Contoh dari mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit adalah bakteri, cendawan, dan virus. Namun, mikroorganisme
utama yang dapat menyebabkan penyakit adalah bakteri. Walaupun bakteri dapat
menimbulkan penyakit, namun ada juga bakteri yang menguntungkan bagi manusia.
Adanya ilmu
pengetahuan tentang adanya suatu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada
tanaman, menyebabkan para peneliti mencoba mengkembangbiakkan bakteri tersebut
dalam sebuah media.
Dalam membuktikan
penyebab suatu penyakit, diperlukan metode pembuktian. Salah satu metode
yang dapat dilakukan adalah metode postulat koch. Postulat Koch atau Postulat
Henle-Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan Robert Koch pada 1884 dan
disaring dan diterbitkannya pada 1890. Penelitian Koch terhadap dimulai ketika antraks menjadi
penyakit hewan dengan prevalensi paling tinggi pada masa itu. Koch mencoba
membuktikan secara ilmiah mengenai Bacillus yang menyebabkan antraks
dengan bantuan mikroskop sederhananya. Hal itu dilakukan dengan menyuntikkan Bacillus
anthracis ke dalam tubuh sejumlah tikus. Koch
mendapatkan Bacillus anthracis tersebut dari limpa hewan ternak yang
mati karena antraks.
Postulat Koch
atau Postulat Henle-Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan Robert Koch pada1884
dan disaring dan diterbitkannya pada 1890. Menurut Koch, keempatnya harus dipenuhi
sebelum patogen yang dianggap sebagai penyebab penyakit, Dalam
Postulat-postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan suatu organisme sebagai
penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, ditemukan pada semua kasus
dari penyakit yang telah diperiksa. Kedua, telah diolah
dan dipelihara dalam kultur murni (pure culture). Ketiga, mampu membuat
infeksi asli (original infection), meskipun sudah beberapa generasi
berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh kembali dari hewan yang telah
diinokulasi dan dapat dikulturkan kembali.
B.
Tujuan
Adapun tujuan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
gejala dan cirri ikan yang terkena Bakteri.
2. Mengetahui
cara mengetahui Bakteri yang bersifat pathogen atau tidak dengan Postulat Koch.
3. Mempelajari
cara dan metode dari Postulat Koch
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Bakteri
dan Bakteri Patogen
Bakteri
merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies
yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri
ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki
ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah
organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan
berukuran renik (mikroskopis) (ilham, 2008).
Berdasarkan definisi umum, bakteri
patogen berarti jenis bakteri merugikan yang menimbulkan berbagai macam
penyakit, baik untuk tubuh manusia, tumbuhan, maupun hewan. Bakteri
patogen dibagi menjadi dua kelompok besar.
1.
Bakteri patogen intraseluler yang hanya menyebabkan penyakit
bila masuk ke dalam tubuh makhluk hidup. Contohnya, Mycobacterium tuberculosis,
bakteri yang menjadi penyebab penyakit TBC.
2. Bakteri
kondisional. Bakteri
patogen ini bisa menimbulkan penyakit dalam keadaan tertentu. Bakteri
kondisional umumnya mengambil keuntungan dari kelemahan yang diderita makhluk
hidup, misalnya luka yang menganga atau kondisi kekebalan tubuh yang sedang
menurun. Bakteri patogen kondisional biasanya tersebar dengan mudah melalui
benda-benda yang dipakai bersama-sama. Misalnya, pegangan pintu, tombol
elevator, serta pegangan kursi ataupun meja. Contoh bakteri kondisional adalah
Haemophilus influenza, penyebab penyakit influenza pada manusia (Johny, 2011).
B. Taksonomi dan Biologis Ikan Sampel
· Ikan
Mas Koki (Carassius auratus)
Menurut Budiman
dan Lingga (2005), Klasifikasi ikan mas koki adalah sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Actinopterygii
Order: Cypriniformes
Family: Cyprinidae
Genus: Carassius
Species: Carassius auratus (goldfish)
Menurut Yoshichi Matsui, dalam
bukunya Goldfish Guide, maskoki di Jepang dikelompokkan menjadi 3
berdasarkan asalnya. Masing-masing adalah inpor dari cina (wakin, maruko,
ryukin, domekin), hasil seleksi (jikin, nankin, tosakin, tetsuonaga, osaka
ranchu, hanafusa, oranda shishigashira), hasil dari silangan (kiranshi,
shubunkin, shukin, kaliko, azumanishiki).
Ikan maskoki dapat tumbuh hingga
mencapai 23 inch (53 cm) dan maksimum mencapai berat 9.9 pounds (4.5 kg), namun
hal ini sangat jarang terjadi; sebagian besar maskoki hanya mencapai separuh
dari ukuran maksimal tadi dalam masa pertumbuhannya. Dalam kondisi yang optimal,
maskoki mampu bertahan hidup hingga 40 tahun, tetapi sebagian besar maskoki
umumnya hidup antara 6 - 8 tahun. Menurut
Redaksi AgroMedia (2008), memelihara dan merawat koki dalam rumah cukup mudah.
Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas air, pemberian pakan, dan sarana
penunjang akuarium.
· Ikan
Mas (Cyprinus caprio
L)
Klasifikasi Ikan Mas menurut saanin (1984)
adalah sebagai berikut :
Filum : Chodata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo
: Ostariophysi
Sub
Ordo : Cyprinoidea
Famili
: Cyprinidea
Genus
: Cyprinus
Spesies
: Cyprinus caprio L
Daerah
yang sesuai untuk mengusahakan pemeliharaan ikan ini yaitu daerah yang berada
antara 150 – 600 meter di atas permukaan laut, pH perairan berkisar antara 7-8
dan suhu optimum 20-25 oC. Ikan Mas
hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus air yang tidak deras, baik di
sungai danau maupun di genangan air lainnya ( Asmawi, 1986).
· Ikan
Komet (Carassius
auratus).
Ikan komet termasuk dalam famili
Cyprinidae dalam genus Carassius. Ikan komet merupakan salah satu jenis dari
Cypridae yang banyak dikenal dikalangan masyarakat karena memiliki warna yang
indah dan eksotis serta bentuk yang menarik. Kedudukan ikan komet di dalam
sistematika (Lingga dan Susanto, 2003) adalah sebagai berikut :
Filum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Sub kelas
: Teleostei
Ordo
: Ostariphisysoidei
Sub ordo :
Cyprinoidea
Famili
: Cyprinidae
Genus
: Carassius
Spesies
: Carassius auratus
Ikan komet untuk hidupnya memerlukan tempat hidup yang luas
baik dalam akuarium maupun kolam dengan sistem aerasi yang kuat dan air yang
bersih. Untuk menjaga kualitas airnya dianjurkan untuk mengganti minimal 25%
air akuarium atau kolam tiap minggunya. Untuk bagian substrat dasar akuarium
atau kolam dapat diberi pasir atau kerikil, ini dapat membantu ikan komet dalam
mencari makan karena ikan komet akan dapat menyaringnya pada saat memakan
plankton. Ikan komet dapat hidup dalam kisaran suhu yang luas, meskipun
termasuk ikan yang hidup dengan suhu rendah (15-210 C) tetapi ikan komet juga
membutuhkan suhu yang tinggi sekitar 27-300 C hal ini diperlukan saat ikan
komet akan memijah. Untuk memperoleh suhu inilah maka ketinggian air didalam
tempat pemijahan diharapkan hingga 15-20 cm (Partical Fish Keeping, 2006).
C.
Penyakit
yang disebabkan Bakteri
Motil Aeromonas Septicemia (MAS).
Adapun
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas disebut Motil Aeromonas
Septicemia (MAS) atau sering juga disebut Hemorrhage Septicemia. Penularannya
melalui air, kontak badan, peralatan yang tercemari bakteri ini. Ikan-ikan yang
terserang bakteri ini memperlihatkan gejala-gejala:
· Warna tubuh menjadi agak gelap
·
Kulit
kasat dan timbul pendarahan yang akan menjadi borok (hemorrhage).
·
Kemampuan
renang menurun dan sering megap-megap di permukaan air karena.
·
insangnya
rusak sehingga sulit bernafas.
·
Sering
terjadi pendarahan pada organ bagian dalam seperti hati, ginjal, limpa
seringpula terlihat perut agak kembung/bengkak.
·
Jika
telah parah keseluruhan sirip rusak dan insangnya berwarna keputih-putihan.
·
Mata
rusak dan agak menonjol (Afrianto dan Liviawaty, 1992).
Tuberkulosis
Bakteri
Mycobacterium merupakan penyebab penyakit Tuberkulosis pada ikan. Bakteri ini
diketahui menyerang 157 spesies ikan, 11 spesies amphibian, dan 27 spesies
reptilian. Semua jenis salmon sangat mudah diserang. Tuberculosis akan
mengalami kerusakan organ dalam, kurus dan kemudian mati. Apabila terjadi luka
akan kehilangan protein plasma dan ikan sangat muah terserang infeksi sekunder
(Tim, 2002).
Nicordiasis
Penyakit
Nicordiasis merupakan penyakit yang disebbkan oleh Bakteri Nocardia, tersebar
di alam termasuk air dan tanah. Nicordiasis dapat menyerang ikan air tawar dan
air laut, bahkan dimungkinkan menyerang paru-paru, kulit, dan tulangmanusia.
Sumber penularan adalah ikan sakit, air, dan tanah (Tim, 2002).
Enteric Red Mouth(ERM)
Penyakit
Enteric Red Mouth(ERM) disebabkan oleh Bakteri Yersinia ruckeri. Bakteri ini
dapat menyerang berbagai jenis ikan air tawar maupaun laut. Sumber infeksi
Bakteri ini adalah inang alamiah atau hewan air lain yang dapat menjadi
carrier. Yersenia ruckeri juga dapat hidup di dalam air. Penularan dapat
terjadi melalui infeksi alamiah yersebar dari ikan ke ikan. Bakteri ini dapat
menyebabkan penyakit dalam bentuk akut, kronis, atau carrier (Tim, 2002).
Streptomyces
Penyakit
Streptomyces adalah penyakit yang disebabkan oleh Bakteri Streptomyces,
merupakan organism yang bersifat pathogen pada ikan. Serangan penyakit ni
mempunyai dampak negative yang dpat dirasakan secara berkelanjutan. Bakteri ini
dapat menginfeksi hati dan ginjal ikan. Di dalam kolam percobaan menggambarkan
waktu kematian disebabkan penyakit ini kurang lebih satu minggu (Tim, 2002).
D.
Postulat
Koch
Pada tahun
1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan menentukan kriteria
yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab
penyakit tertentu
(Gunawan,
2011).
Kriteria ini
dikenal dengan postulat Koch yaitu:
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi
dengan penyakit yang ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai
biakan murni di laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada binatang
yang sesuai dapat menimbulkan penyakit.
4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari
hewan yang telah terinfeksi tersebut (Gunawan, 2011).
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya
berbagai bakteri penyebab berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat
(kurang dari 30 tahun). Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat menimbulkan
berbagai penyakit serta adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih
dari 1 mikroorganisma memerlukan modifikasi dari postulat Koch. Pada tahun 1892
Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan penyakit mosaik pada
tembakau dapat ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak terebut
disaring dengan filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter
tersebut diketahui dapat menyaring bakteri.Penelitian selanjutnya menunjukkan
bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow
fever merupakan penyakit pertama pada manusia yang diketahui disebabkan oleh
virus(Gunawan,
2011).
III.
PROSEDUR
KERJA
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 04 April 2013 pukul 13.00 WIB
bertempat di Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
B.
Alat
dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu jarum ose, cawan petri, tabung
reaksi, kapas, Bunsen, dan aquarium. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu,
Media TSA, Media TSB, ikan mas, ikan mas koki, ikan komet.
C.
Cara
Kerja
a. Ambil
sampel ikan yang sakit dengan gejala luka atau borok
b. Amati
gejala eksternal dan internal
c. Isolasi
Bakteri dari bagian tubuh yang luka dan dari ginjal ke dalam medium TSA
d. Inkubasi
selama 24 jam dalam suhu ruang
e. Pemurnian
kultur Bakteri
f. Identifikasi
Bakteri
g. Kultur
dalam media cair
h. Hitung
kepadatan Bakteri dengan spektrofotometer
i.
Infeksikan ke ikan yang sama dengan
sampel dengan dosis 107 sel/ikan.
j.
Amati gejala yang ditimbulkan
k. Jika
ikan sakit, isolasi Bakteri yang luka dan dari ginjal kedalam medium TSA
l.
Indentifikasi b kemungkinan Bakteri yang
diisolasi adalah bakteri
m. Jika ada kemiripan, adlah Bakteri penyebab
pathogen pada ikan tersebut.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Jenis Ikan Sampel
|
Organ yang
Dites
|
Gejala
|
Waktu
|
Ikan Mas
|
Luka
|
a. Ikan
mas lemas , tidak mau makan.
b. 1
ikan diam didasar dan tidak bergerak, 4 lainnya berenang di dasar.
c. Ada
1 ekor ikan yang sisiknya mulai mengelupas
d. Ada
1 ikan yang mati.
e. Ada
1 ikan lagi yang mati.
f. Ada
3 ikan yang sisiknya mulai mengelupas.
g. 2
ikan terjadi pembengkakkan pada intra muscular.
h. Adanya
sisik mengelupas dan timbulnya luka.
|
a. Minggu,
pukul 14.00.
b. Minggu,
pukul 19.00.
c. Minggu,
pukul 21.00.
d. Minggu,
pukul 22.00.
e. Minggu,
pukul 23.30.
f. Senin,
pukul 03.00.
g. Senin,
pukul 04.00.
h. Senin,
pukul 13.00.
|
Ikan Mas
|
Ginjal
|
a. Ikan
mas lemas , tidak mau makan.
b. Ada
1 yang mati.
c. Ada
2 ekor yang mengelupas sisiknya.
d. Ada
1 ikan yang sisiknya Nampak kehitaman.
e. Semua
ikan Nampak kehitaman di bawah insang.
f. Ada
1 ikan yang luka dibagian ekor.
|
a. Minggu, pukul 14.00.
b. Minggu,
pukul 19.30.
c. Minggu, pukul 21.00.
d.
Senin, pukul 02.00.
e. Senin,
pukul 03.30.
f. Senin,
pukul 08.30.
|
Ikan Komet
|
Luka
|
a. Ikan
mas lemas , tidak mau makan.
b. Ikan
mengeluarkan feses dan berenang lambat di dasar.
c. Warna
ikan menjadi pucat.
d. Sisik
ikan mulai mengelupas.
e. Ada
ikan yang luka pada bagian dekat insang dan 1 ikan yang mati.
|
a. Minggu,
pukul 14.00.
b. Minggu,
pukul 15.30.
c. Minggu,
pukul 22.30.
d. Senin,
pukul 02.00.
e. Senin,
pukul 07.30.
|
Ikan Mas Koki
|
Ginjal
|
a. Nafsu
makan berkurang.
b. Ada
ikan yang bergerak lambat dan kurang aktif.
c. Ada
ikan yang berenang dengan posisi kepala menghadap ke atas serta berenang
tidak stabil.
d. Sisik
mulai kusam dan memudar pada salah satu ikan.
e. Terdapat
luka di punggung.
|
a. Minggu,
pukul 17.30.
b. Minggu,
pukul 19.30.
c. Minggu,
pukul 22.30.
d. Senin,
pukul 03.30.
e. Senin,
pukul 12.30.
|
B.
Pembahasan
Telah
dilakukan praktikum mengenai Bakteri Patogen yang di identifikasi dengan metode
Postulat Koch. Ikan sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan Mas,
ikan Mas Koki, dan ikan Komet. Gejala klinis dari masing-masing ikan sampel
yaitu, pada ikan mas terlihat ada luka yang memerah pada bagian sisik dan juga
sirip, luka tersebut membentuk bulatan yang lebar, gerakan ikan lambat, tidak
mau makan, serta terlihat kekurangan osigen karena ikan selalu berenang ke
permukaan untuk mengambil oksigen. Pada ikan Komet, gejala klinis yang terjadi
yaitu ikan terlihat berenang lambat serta terdapat sisik yang mengelupas,
kurang nafsu makan, dan juga berenang miring. Pada ikan Mas Koki, gejala klinis
yang terjadi ikan berenang lambat, adanya luka juga seperti bulatan lebar,
nafsu makan kurang, respon terhadap kejutan lambat, serta berenang dengan
kepala menghadap keatas.
Pada
hasil pengamatan praktikum terhadap ikan yang diinfeksikan Bakteri dari ikan
sampel menunjukkan bahwa hasil dari gejala yang terjadi terhadap ikan uji
memiliki hamper kesamaan terhadap ikan sampel. Kesamaan tersebut diantaranya
gerakan ikan lambat, terdapat sisik yang mengelupas seperti pada ikan sampel,
ikan kurang nafsu makan, terdapat luka seperti bulatan lebar, serta gerakan ikan miring dan berenang dengan
posisi kepala menghadap ke atas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari
metode Postulat Koch dapat dipakai sebagi cara untuk mengetahu suatu Bakteri
bersifat pathogen atau tidak pada suatu organism. Metode dari Postulat Koch itu sendiri yaitu:
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi
dengan penyakit yang ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai
biakan murni di laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada binatang
yang sesuai dapat menimbulkan penyakit.
4.
Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah
terinfeksi tersebut
(Gunawan,
2011).
Dengan
melihat cirri-ciri dari gejala penyakit yang terjadi pada ikan tersebut, dapat
diduga bahwa Bakteri yang menyerang ikan-ikan tersebut adalah Aeromonas
hidrophyla dan Pseudomonas sp. Selain karena ciri-ciri yang di timbulkan, bakteri Aeromonas hidrophyla dan Pseudomonas
sp merupakan Bakteri air tawar.
Dapat
diketahui bahwa bakteri Aeromonas hidrophyla termasuk patogen
oportunistik yang hampir selalu terdapat di air dan seringkali menimbulkan
penyakit apabila ikan dalam kondisi yang kurang baik. Penyakit yang disebabkan
oleh Aeromonas hydrophilla ditandai dengan adanya bercak merah pada ikan
dan menimbulkan kerusakan pada kulit, insang dan organ dalam. Penyebaran
penyakit bakterial pada ikan umumnya sangat cepat serta dapat menyebabkan
kematian yang sangat tinggi pada ikan-ikan yang diserangnya. Gejala klinis yang
timbul pada ikan yang terserang infeksi bakteri Aeromonas hidrophyla
adalah gerakan ikan menjadi lamban, ikan cenderung diam di dasar akuarium;
luka/borok pada daerah yang terinfeksi; perdarahan pada bagian pangkal sirip
ekor dan sirip punggung, dan pada perut bagian bawah terlihat buncit dan terjadi
pembengkakan. Ikan sebelum mati naik ke permukaan air dengan sikap berenang
yang labil (Rahmaningsih, 2012).
Sedangkan
bakteri Pseudomonas sp yaitu termasuk
kelompok bakteri gram negative, bersifat motil karena adanya alat gerak berupa
flagel, dan bersifat aerobic. Beberapa spesies menghasilkan pigmen yang larut
dalam air. Bentuk bakteri ini berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2
µm. Bakteri ini dapat terlihat sebagi bakteri tunggal, berpasangan, atau
bergerombol membentuk rantai pendek. Gejala ikan yang terinfeksi bakteri ini
adalah : terdapat benjolan merah pada pangkal sirip dada, perutnya bengkak,
tubuhnya penuh borok, pendarahan pada organ internal, sekitar mulut, opercula
dan daerah ventral, terjadi nekrosis pada jaringan limpa dan ginjal,
pertumbuhan menurun, nafsu makan berkurang, dan terlihat lemah (imi, 2012).
Dari
praktikum ini dapat diketahui bahwa praktikum ini mengalami keberhasilan
meskipun ada satu lagi kegiatan dari metode Postulat Koch yang belum dilakukan
yaitu isolasi kembali Bakteri dari ikan yang diinfeksikan Bakteri yang
selanjutnya harus diidentifikasi kesamaan morfologi bakterinya. Tetapi meskipun
langkah tersebut belum dilakukan, praktikum ini tetap dinyatakan berhasil dikarenakan
hasil dari ciri-ciri dan gejala ikan yang diinfeksikan hampir sebagian besar
sama dengan ikan sampel yang berpenyakit.
V.
PENUTUP
A.
Keismpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Metode
Postulat Koch terbukti mampu menguji suatu Bakteri bersifat pathogen atau
tidak.
2. Hasil
praktikum menunjukkan hasil ikan yang diinfeksikan Bakteri menderita penyakit
dan gejala yang hampir sama dengan ikan sampel yang sakit.
3. Factor
yang dapat mempengaruhi hasil dari metode postulat Koch yaitu kesalahan
praktikan dan ikan sehat yang mungkin membawa bibit penyakit dari luar.
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat saya berikan yaitu:
1. Sebaiknya
lebih menjaga aspek kesterilan dalam setiap percobaan sedikin mungkin agar
hasil yang didapat bisa lebih akurat.
2. Usahakan
seluruh peserta praktikum, baik asdos maupun praktikan memakai baju lab, karena
baju lab bukanlah suatu syarat mengikuti praktikum tetapi merupakan syarat
keselamatan dan kesterilan dalam praktikum, dan juga karena asdos juga ikut
membimbing jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto,
E., E. Liviawaty, 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius.
Jakarta
Asmawi,
S. 1986.
Pemeliharaan Ikan dalam Keramba. Gramedia. Jakarta.
Budiman
A.,Agus dan Lingga P. 2005. Maskoki. Penebar Swadaya. Jakarta.
Gunawan, Rudy. 2011. Makalah
Mikroorganisme “Postulat Koch”. Universitas Muhamadiyah Purwokerto. Purwokerto.
Ilham, eri. 2008. Bakteri dan
pengertiannya: http://gurungeblog.wordpress.com. Diakses pada April 2013.
Imi, dkk.
2012. Bakteri Patogen pada Ikan: http://imi-jogja.blogspot.com. Diakses pada
April 2013.
Johny, Template. 2011.Bakteri Patogen.
http://psbiotik.blogspot.com. Diakses pada April 2013.
Lingga
dan Susanto. 2003. Klasifikasi Ikan
Komet (Carassius auratus). Agromedia. Jakarta.
Partical
Fish Keeping. 2006. Biologi Ikan Hias.
Agromedia. Jakarta.
Rahmaningsih, S. 2012. Penagruh Ekstrak
Sidawayah dengan Konsentrasi yang Berbeda untuk Mengatasi Infeksi Bakteri Aeromonas
hydrophyla pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal
Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan.
Redaksi AgroMedia. 2008. Buku Pintar Ikan Hias Populer.
AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci
Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina Cipta. Bandung.
Tim Karya Tani Mandiri. 2002. Pedoman
Budidaya Beternak Ikan Mas. Nuansa Aulia. Bandung.
LAMPIRAN
PROSES
YANG DILAKAUKAN DALAM PRAKTIKUM
1.
Ikan sampel
2.
Proses isolasi Bakteri dari luka
3.
Proses isolasi bakteri ke media TSA
4.
Pembedahan ikan
5.
Isolasi Bakteri dari ginjal
6.
Isolasi Bakteri ke media TSA dari ginjal
7.
Media yang siap di inkubasi
8.
Hasil Bakteri dari luka yang telah di
inkubasi
9.
Hasil Bakteri dari ginjal yang telah di inkubasi
10.
Kultur Bakteri ke media cair
11.
Penyuntikan Bakteri ke ikan sehat
12.
Ikan yang telah di suntik dan di amati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar