FILUM ARTHROPODA SUBFILUM CRUSTACEA
(Laporan
Praktikum Avertebrata Air)
Oleh
WIDI
INDRA KESUMA
1114111058
JURUSAN
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2012
1. Jelaskan perbedaan – perbedaan antara Daphnia sp dan Moina sp. Sertai dengan gambar ilustrasi jika perlu.
Jawab
:
Perbedaan
Daphnia sp dan Moina sp :
|
||||
|
|
Daphnia sp Moina sp
No.
|
Spesifikasi
|
Daphnia sp
|
Moina sp
|
1.
|
Morfologi
|
·
Bentuk tubuh lonjong, pipih dan segmen
badan tidak terlihat.
·
Kepala bag. Bawah terdapat moncong yg bulat
dan tumbuh lima alat tambahan, alat tambahan pertama disebut antenula, kedua
disebut
antena, tiga pasang alat tambahan terakhir alat tambahan mulut.
·
Tubuh ditutupi oleh cangkang dari chitin
·
Pada ujung perut terdapat dua kuku berbulu
keras
·
Pipih
mirip perahu, panjang tubuhnya antara 2-4 mm dan tidak toleran (tahan)
terhadap perubahan suhu.
|
·
Mempunyai bentuk tubuh agak bulat
berdiameter 0.9-1.8 mm dan berwarna kemerahan.
·
Panjang tubuh setengah dari daphnia sp dan seluruh tubuh ditutupi
karapaks.
·
Ketahanan
terhadap suhu ekstrim lain
di
bandingkan Daphnia sp
·
Jenis bakteri yang terbaik
·
Segmen tubuh tidak jelas, memiliki 2
antena, antenna kecil dan besar antenulla.
·
Terdiri dari kepala, badan dan perut
|
2.
|
Kandungan nutrisi
|
·
Kandungan nutrisi air 95%, protein 4%,
lemak 0,54%, karbohidrat 0,67% dan abu 0,15%
|
·
Kandungan nutrisi protein 37,38%, lemak
13,29%, abu 11%, dengan kadar air sebanyak 90,6%.
|
3.
|
Reproduksi
|
·
Reproduksi
pertumbuhan dan pengembangbiakannya agak lambat, yaitu umur hanya mencapai 12
hari, dan anak kutu air yang telah mencapai umur 4 hari baru bisa
menghasilkan 29 ekor kutu air setiap 4 hari sekali. Dalam 1 bulan jenis kutu
air daphnia sp, bisa menghasilkan 203 ekor kutu air tiap ekornya
·
Satu atau lebih individu muda dirawat
dengan menempel pada tubuh induk. Siklus hidup yaitu telur, anak, remaja dan
dewasa. Jika kondisi tidak ideal baru akan dihasilkan individu jantan agar
terjadi reproduksi seksual.
|
·
Pada
siklus reproduksi kutu air umur 5 hari sudah bisa bertelur.
·
Moina
sp bisa mencapai 30 hari. Pada umur yang sedemikian singkatnya kutu air bisa
menghasilkan anak setiap 2 hari sekali berkisar 33 ekor bila dihitung dalam 1
bulan, 1 ekor kutu air bisa menghasilkan 495 ekor kutu air.
·
Juvenile
pertama disebut neonate, ini akan
menjahui induknya dan mencari makan
|
4.
|
Ekologi
|
·
Hidup di air tawar, disungai, selokan,
genangan air dengan berkelompok hingga jutaan ekor.
·
Ditemukan dimusim kemarau saja
|
·
Dikolam
dan waduk tetapi terutama mendiami kolam sementara atau parit.
·
Ditemukan
dimusim hujan dan kemarau
|
(Oemarjati.
1990).
2. Gambarkan dan beri keterangan tipe
artikulasi (tunjukkan letak condyle-nya)
pada :
Jawab :
a. Crab (Portunus sp. Atau Scylla
serrata)
mono-condyle
di-condyle
Gambar: Portunus sp
Portunus sp
tergolong hewan dasar laut/bentos dan dapat berenang ke dekat permukaan laut
pada malam hari untuk mencari makan, juga sering disebut swimming crab yang
artinya kepiting berenang. Memiliki
bentuk tubuh yang ramping dengan capit yang panjang dan memiliki berbagai warna
yang menarik pada karapasnya. Rajungan memiliki karapas berbentuk bulat pipih,
sebelah kiri-kanan mata terdapat duri sembilan buah, di mana duri akhir pada
kedua sisi karapas relatif panjang dan runcing. Rajungan mempunyai 5 pasang
kaki, yang terdiri atas 1 pasang kaki (capit) berfungsi sebagai pemegang, 3
pasang kaki sebagai kaki jalan, dan 1 pasang kaki berfungsi sebagai dayung
untuk berenang. Rajungan banyak menghabiskan hidupnya dengan membenamkan
tubuhnya di permukaan pasir dan hanya menonjolkan matanya untuk menunggu ikan
dan jenis invertebrata lainnya yang mencoba mendekati untuk diserang atau
dimangsa. Perkawinan rajungan terjadi pada musim panas, dan terlihat yang
jantan melekatkan diri pada betina kemudian menghabiskan beberapa waktu
perkawinan dengan berenang. Rajungan hidup pada kedalaman air laut sampai 40 m
(131 ft), pada daerah pasir, lumpur, atau pantai berlumpur. Rajungan merupakan
binatang karnivora. Makanan rajungan berupa ikan, binatang invertebrata dan
merupakan binatang karnivora (Radiopoetra. 1996).
b. Shrimp
(Macrobrachium sp. Atau Penaeus sp)
mono-condyle
di-condyle
Gambar: Macrobrachium
sp
Ciri-ciri udang ini, tubuhnya beruas-ruas, bentuk tubuh bilateral simetris, hidup di laut, cangkang dilapisi chitine, sira makanannya berada di
dekat kepala, pada bagian kepala terdapat antenula, antena, mata,
mulut, rostrum, karapaks. Pada bagian dada terdapat maksiliped. Sedangkan pada
bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang, 5 pasang kaki jalan, dan uropod. Macrobrachium sp mempunyai kemapuan
terbatas dalam mentolerir perubahan saliniatas. Hidup terbatas pada daerah terjauh dari eustuaria yang umumnya mempunyai
salinitas 30%. Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung,
usus, dan anus. Lambung dibedakan atas dua bagian, yaitu bagian yang besar
(anterior) disebut kamr kardiaka dan yang kecil adalah pylorus. Pada permukaan
dalam lambung terdapat bentukan seperti gigi-gigi yang mengapur untuk
melumatkan makanan. Didalam usus terjadi penyerapan zat-zat makanan oleh
dinding usus. Diantara bagian lateral
karopak (branchiostegit) dan dinding badan terdapat rongga-rongga atau
kamar-kamar insang dibagian ventral. Kamar tersebut terbuka. Insang merupakan
penjuluran dinding badan yang terbentuk bulu dan mengandung pembuluh darah.
Skafognatit (bagian berbentuk sadel) dari maxilla II bergerak ke depan dan kebelakang menarik air yang kaya oksigen menuju ke
filament insang. Termasuk organisme yang bersifat heteroseksual. Udang jantan mempunyai sepasang alat
kelamin yang disebut petasma yang berfungsi memindahkan sperma dan juga
merupakan tempat penyimpanan sperma. Alat ini terletak diantara kaki jalan
(periopod) yang kelima. Sedangkan udang betina pada umumnya lebih besar dari
udang jantan pad kelompok umur yang sama dan mempunyai thelycum. Alat eksresi berupa sepasang bangunan yang lebar,
disebut “kelenjar hijau” terletak dibagian bawah kepala, anterior esophagus
setiap kelenjar terdiri atas bagian glanduler berwarna hijau, vesica urinaria
termasuk dari dilatasi dinding yang tipis,dan sluran yang bermuara keluar
melalui suatu pori terletak dibagian ventral pada segmen basal antenna. Fungsi
kelenjar hijau adalah membuang sisa metabolisme tubuh (Kimball.
2000).
3. Bandingkan endoskeleton pada crayfish (Cherax qudricarinatus) dan crab
(Portunus sp. Atau Scylla serrata). Apa sajakah perbedaan
mendasar diantra keduanya? Hal apa kira – kira yang menyebabkan perbedaan ini
terjadi ?
Jawab :
Perbedaan
pertama pada crayfish dan crab untuk cangkang, punggung karapas
crab agak datar, halus biasanya lebih lebar dari panjang dan heksagonal,
subhexagonal, persegi panjang, atau melintang berbentuk bulat telur, namun pada
crayfish lebih memanjang dan keras
dibandingkan pada portunus sp.
Perbedaan kedua pada crayfish memiliki yang hanya memiliki kedua kaki yang kecil untuk
memegang mangsa yang kecil. Pada crab 2 buah lengan yang panjang dan
besar untuk memegang makanan atau mangsanya. Perbedaan yang terjadi ini
diakibatkan oleh cara makan, cara bergerak,dan cara beradaptasi yang
berbeda-beda. Untuk crayfish sangat toleran terhadap perubahan suhu (Campbell,
Neil A. 2005).
4.
Gambarlah
seekor pagurus sp. Beserta cangkangnya, lengkapi dengan keterangan. Menurut
anda apakah tepat jika pagurus sp. dikelompokkan pada sub filum crustacean?
Mengapa demikian?
Jawab :
Menurut
saya Pagurus sp tepat dikelompokkan dalam sub filum Crustacea, karena pagurus
memiliki cirri yang sama pada salah satu ordo dari crustacean yaitu ordo
decapoda.
Pagurus
sp termasuk dalam filum crustacean. pagurus sp dimasukkan dalam ordo decapoda.
Pagurus sp termasuk dalam decapoda yang berjenis ketam. Beberapa cirri dari
decapoda diantaranya yaitu
·
hidup
di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut
·
mempunyai
sepuluh kaki
·
Kepala
– dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks.
·
Tubuh
mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si
kaki sepuluh (deka=sepuluh, poda=kaki)
5.
Gambar
dan beri keterangan struktur tubuh dari organisme penempel! Mengapa organisme
ini dapat menyebabkan kerusakan pada struktur-stuktur buatan seperti kapal,
dermaga dan pipa-pia air ?
Jawab :
Ada beberapa organisme yang menyebabkan kerusakan
pada struktur-struktur buatan seperti kapal,dermaga dan pipa-pipa air yaitu Teritip merupakan organisme yang menempel
kuat pada subtrat yang keras, mempunyai pertumbuhan yang cepat dan mempunyai
daya tahan cukup besar terhadap perubahan faktor lingkungan, teritip mempunyai
beberapa jenis antaranya Balanus
amphitrite, Bankia sp., Ligia occidentalis.
·
Balanus
Amphitrite merupakan jenis dari kelas Crustacea dengan cirri
berwarna putih dengan coklat kemerah-merahan. Pada setiap cangkangnya terdapat
3-4 strip putih yang terbentuk dari zat kapur, mempunyai sisi yang lembut dan
di bagian atas menganga yang tumpul. Dominasi Balanus amphitrite disebabkan
senyawa arthropodine yang dikeluarkannya sehingga spesies teritip yang sama
akan berkumpul dan tumbuh hingga terjadi penumpukan.
·
Bankia
sp.
merupakan jenis bivalvia, yang memiliki palet yang panjang dan pada ujungnya
terdapat susunan yang menyerupai mangkok yang makin ke ujung semakin kecil.
·
Ligia occidentalis yang merupakan jenis dari crustacea. Yang
menempel pada dermaga- dermaga.
Organisme-organisme
ini menempel secara alami untuk menjadi tempat habitat hidupnya,mencari makan,
dan berkembang biak, namun hal ini sangat merugikan karena dapat merusakan
struktur yang ada. Oraganisme ini menghasilkan zat atau senyawa kimia yang
dapat membuat korosi pada struktur bangunan kapal, pipa dan dermaga (Thomaschik, T. 1997).
Mereka menempel permanen ke
substrat keras seperti batu atau kapal dengan bantuan perekat berbasis protein,
juga disebut semen teritip. Hidup bebas teritip yang melekat pada substrat
oleh kelenjar semen yang terbentuk dasar dari pasangan pertama antenanya.
Perusahaan perkapalan harus menghabiskan jutaan rupiah setiap tahun untuk
menghilangkan sejumlah besar binatang ini, yang dapat memperlambat kapal dan
meningkatkan konsumsi bahan bakar.
Sumber: http://pendek.in/01vt1
6. Berkenaan dengan hewan nomor 5. Para
ahli sebelumnya mengelompokkan hewan ini ke dalam filum Mollusca, mengapa
demikian? Namun selanjutnya para ahli sepakat, bahwa hewan ini lebih tepat
dikeleompokkan pada filum Arthopoda, sub filum crustacean, mengapa demikian?
Jawab :
Selama bertahun-tahun teritip yang
keliru diklasifikasikan sebagai anggota filum Mollusca (moluska) bukan
Arthropoda. Sebelum itu, beberapa "ahli biologi" diyakini teritip
yang akan terkait erat dengan burung, maka, nama umum dari spesies yang dikenal
sebagai teritip gooseneck. Namun, pada tahun 1830 seorang ahli biologi Inggris
mengakui banyak kesamaan yang teritip berbagi dengan arthropoda lainnya.
Barnacles berkembang dari telur menjadi larva stadium dalam cara yang mirip
dengan lobster, udang dan kepiting. Teritip juga memiliki pelengkap bersendi
ditemukan di krustasea lainnya. Tapi teritip hanya menampilkan beberapa
karakteristik sebagai larva. Setelah mereka menjadi dewasa, teritip tetap
tersembunyi dalam benteng dikupas buatan mereka sendiri.
7. Hewan crustacean termasuk dalam filum
Arthopoda. Kelompok hewan Arthopoda sering Anda jumpai sehari-hari di rumah,
ditanah, di pohon, bahkan di udara. Sebutkan hewan-hewan tersebut yang Anda
ketahui, tuliskan nama beserta nama ilmiahnya.
Jawab :
no
|
Nama indonesia
|
Nama ilmiah
|
Gambar
|
habitat
|
1
|
Udang
galah
|
Macrobrachium rosenbergii
|
|
Air
Tawar
|
2
|
Tungau
|
D. pteronyssinus
|
|
Ditempat
yang berdebu dan tidak lembab. Biasanya ada di tempat tidur
|
3
|
Belalang
hijau
|
Atractomorpha crenulata
|
|
Di
darat. Sering ditemukan di dedaunan dan pohon
|
4
|
kelabang
|
chilipoda
|
|
Di
tanah
|
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
Neil A. 2005. Biologi Edisi Kelima
Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Kimball.
2000. Biologi. Edisi kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Oemarjati.
1990. Taksonomi Avertebrata. UI
Press. Jakarta.
Radiopoetra.
1996. Zoologi. Erlangga. Jakarta.
Thomaschik, T, AJ Mah, Nontji, and MK Moosa. 1997. The Echology of Indonesia Seas Part Two. Periplus Edition.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar