Nama :
Widi Indra Kesuma
Npm :
1114111058
Jurusan :
Budidaya Perairan
Fisiologi
Hewan Air
PERTUMBUHAN
IKAN TEMBANG (Sardinella
fimbriata) dengan
PARAMETER METODE FORD WALFORD
Pertumbuhan merupakan salah satu aspek paling intensif
yang dipelajari. Pertumbuhan merupakan indikator yang baik untuk mengetahui
kondisi individual maupun populasi. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran
panjang atau berat dalam periode waktu (Moyle dan Cech 1988). Sedangkan pada
populasi pertumbuhan merupakan peningkatan biomassa suatu populasi yang dihasilkan
oleh akumulasi bahan-bahan dari lingkungannya. Menurut Lagler et al. (2002)
in Zakaria (2003) pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor dalam
antaralain, keturunan, ketahanan tubuh terhadap penyakit dan kemampuan memanfaatkan
pakan dan faktor luar antara lain, ketersediaan pakan bagi ikan dan kondisi lingkungan
perairan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi laju pertumbuhan dan pakan yang
dikonsumsi yaitu suhu, oksigen terlarut dan salinitas (Peter 2002 in Zakaria
2003).
Parameter pertumbuhan dapat diduga dengan
menggunakan metode Ford Walford yang membutuhkan data panjang rata-rata dari
beberapa kelompok ukuran yang sama (Sparre dan Venema 1999).
Parameter-parameter yang dikaji dalam menduga pertumbuhan adalah panjang
asimptotik (L∞) merupakan panjang maksimum ikan secara teoritis, koefisien
pertumbuhan (K) dan t0 yang merupakan umur teoritis pada saat panjang sama
dengan nol (Sparre dan Venema 1999).
Hasil analisa menggunakan metode Ford – Walford
(Sparre et. al, 1999) diperoleh nilai panjang asimptot (L∞) sebesar 319.85 mm, koefisien laju
pertumbuhan (K) adalah 0,22 per tahun, sedangkan nilai to diperoleh dengan menggunakan
rumus Pauly (1980) yaitu sebesar –0,3915 tahun.
Berdasakan hasil penelitian Cressidanto (2010), ikan
tembang yang tertangkap di Teluk Banten memiliki panjang total maksimum 171 mm
dengan panjang asimptotik (L∞) 180,22 mm, koefisien pertumbuhan (K) 0,59
bulan-1 dan umur ikan pada saat panjang ikan 0 mm sebesar -0,32 bulan. Di Teluk
Palabuhanratu diperoleh nilai koefisien pertumbuhan ikan tembang sebesar 1,07
bulan-1 dengan L∞ 170,02 mm. Sedangkan di Perairan Laut Flores memperoleh nilai
K sebesar 0,29 bulan-1 dengan L∞ 380,4 mm. Begitupun juga yang dikemukakan oleh
Aripin dan Showers (2000), ikan tembang yang tertangkap di perairan Tawi-Tawi
Filipina, mempunyai koefisien pertumbuhan 0,75 bulan-1 dengan nilai L∞ 225 mm.
Menurut penelitian Nurhaidah (2007) Ikan tembang (Sardinella
fimbriata) yang hidup disekitar perairan Kabupaten Barru mempunyai koefisien
laju pertumbuhan yang rendah yaitu 0,23 per tahun dimana nilai K<O,5 dengan
L∞ sebesar 319.8472 mm,
sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mencapai panjang asimptot atau
panjang maksimumnya. Hal ini sesuai pernyataan Sparre et. al (1999)
bahwa ikan yang mempunyai nilai koefisien laju pertumbuhan yang tinggi
memerlukan waktu yang singkat untuk mencapai panjang asimptot atau panjang
maksimumnya dan ikan yang mempunyai koefisien laju pertumbuhan yang rendah
memerlukan waktu yang lama untuk mencapai panjang asimptot atau panjang
maksimumnya.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sattu (2004)
mengenai ikan tembang (Sardinella fimbriata, Valenciennes) sekitar
perairan Luwu Kecamatan Belopa Kabupaten Luwu mendapatkan nilai K sebesar 0,3
per tahun dengan nilai L∞
sebesar 289.6 mm, membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai panjang asimptotnya.
Demikian pula yang diteliti oleh Sulfiarini (2001) mengenai ikan tembang (Sardinella
fimbriata, V) di perairan Kabupen Takalar mendapatkan nilai K 0,32 per
tahun dan oleh Samad (2002) mengenai ikan tembang (Sardinella fimbriata,
V) di Laut Flores dengan nilai K sebesar 0,49 per tahun.
Bila dibandingkan hasil penelitian yang diperoleh,
maka koefisien laju pertumbuhan untuk ikan tembang (Sardinella fimbriata) yang
tertangkap di Perairan Kabupaten Barru memiliki koefisien pertumbuhan yang
lebih rendah dari
pada dari beberapa hasil penelitian sebelunya. Perbedaan
akan berbagai hasil penelitian yang diperoleh, diduga karena kondisi suatu
perairan yang berbeda, selain itu juga diduga karena perbedaan jumlah data ikan
yang diukur beserta ukuran yang diperoleh. Steguent (1989 dalam Samad,
2002) berpendapat bahwwa pertumbuhan panjang ikan yang baru lebih cepat dari
pada ikan yang berumur tua pada kondisi perairan yang sama, tetapi apabila
perairan berubah kondisi maka pertumbuhan ikan akan dipengaruhi oleh adanya
perubahan dari perubahan ekologinya termasuk makanan dan penyakit ikan selain
itu juga disebabkan karena perubahan musim yang tidak menentu.
DAFTAR PUSTAKA
Azis, K.A. 1989.
Dinamika Populasi Ikan. Bahan Pengajaran Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antara Universitas Ilmu
Hayat. IPB. Bogor.
Bhattacharya, C.
G. 1967. A Simple Method of Resolution Into Gaussion Component.
Biometrics.Dirjen Perikanan. 1998. Statistik Perikanan Indonesia (Produksi
Perikanan Laut). Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Jalil dan A.
Mallawa, 2001. Biologi Populasi Ikan Baronang Lingkis (S. canaliculatus)
di Perairan Kecamatan Bua Kabupaten Luwu. Ujung Pandang
Nikolsky, G.V.
1963. The Ecology Of Fishes. Academic Press. New York.
Nurhaidah. 2007.
Tingkah Eksploitasi dan Beberapa Parameter Dinamika Populasi Ikan Tembang (Sardinella
fimbriata) di Perairan Barru Sulawesi Selatan.
Pauly, D. 1980. A
Section of the Assesment Tropical Fish Stock. FAO. Fish Tech. New York.
Samad, F. 2002.
Studi Beberapa Dinamika Populasi Ikan Tembang (Sardinella fimbriata,
Valenciennes) di Perairan Laut Flores. Skripsi. Jurusan Perikanan
FIKP Universitas Hasanuddin Makassar.
Sparre, P.E.
Ursin dan S.C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stock Ikan Tropis.
Buku Manual I. FAO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar