PROTOZOA
Laporan
Praktikum Avertebrata air
Oleh
WIDI INDRA
KESUMA
1114111058
JURUSAN
BUDIADAYA PERIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2012
PENDAHULUAN
Soal
1. Ambil
sampel air yang telah disediakan lalu amati sediaan dibawah mikroskop! Gambar
dan berilah keterangan pada kertas gambar !
2. Sebutkan,
apa yang anda ketahui tentang cirri umum filum Protozoa!
3. Filum
protozoa dikelompokkan dalam beberapa kelas, apakah dasar pengelompokan itu?
4. Bagaimanakah
system/cara reproduksi pada Protozoa?
5. Banyak
hewan avertebrata berukuran kecil. Beberapa kelompok mampu memperbesar ukuran
tubuhnya dengan cara mereplikasi segmen-segmen tubuhnya. Selain itu, hewan
kecil dapat memperbesar ukurannya dengan membentuk koloni, sehingga masing-masing
individu dapat saling bekerja sama. Buatlah esai yang membandingkan kedua cara
memperbesar ukuran tubuh tersebut ! berilah contoh filum yang melakukannya dan
cantumkan setiap sumber pustaka (referensi) yang menjadi acuan Anda menulis
esai ini !
ISI
Jawab :
1.
|
|
Ukuran
specimen = perbandingan ukuran specimen dengan lapang pandang x diameter lapang
pandang
Panjang
skala bargambar =
ukuran specimen =
PSBG
= = 0,00275 mm
Jadi
skala 2 : 0,00275 mm
Adapun klasifikasi Paramecium sp. sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Ciliophora
Class : Ciliata
Sub class : Holotricha
Ordo : Hymenostomatida
Family : Paramaecidae
Genus : Paramaecium
Spesies : Paramaecium sp. (wilda, 2009).
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Sub Phylum : Ciliophora
Class : Ciliata
Sub class : Holotricha
Ordo : Hymenostomatida
Family : Paramaecidae
Genus : Paramaecium
Spesies : Paramaecium sp. (wilda, 2009).
Paramecium Sp
a.
Morfologi
Paramecium memiliki tubuh yang
seluruhnya atau sebagian ditutupi oleh cilia atau rambut getar, mempunyai satu
makronukleus dan satu atau beberapa mikronukleus, Paramecium bereproduksi
secara vegetatif dengan pembelahan melintang, makronukleus membelah secara
amitosis sedangkan mikronukleus secara mitosis. Paramecium memiliki
tubuh streamline yang dapat digunakan untuk berenang. Laju renang
dibantu oleh silia yang menutupi permukaan tubuh. Paramecium bergerak
dengan kecepatan 1500 ยต/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat
gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme metakronal.
b.
Anatomi
Bentuk sel pada paramecium seperti
sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus satu, mikronukleus satu atau
lebih,dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronekleus
sebagai konjugasi . Habitat Paramecium pada air tawar yang
berenang. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral yang
berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh .
Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat . vakuola makanan banyak
dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah.
Paramecium merupakan
salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350 ษฐm. Paramecium telah memiliki selubung
inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk
mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi
untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal),
dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium Sp bergerak
dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan
silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah
bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya.
memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan
makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Tubuh paramecium memiliki
dua vakuola kontraktil dan sejumlah vakuola makanan. Panjang tubuh berkisar
antara 80-350 ยตm. permukaan ventral mengandung celah mulut. paramecium
bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan transversal.
c.
Habitat
Habitat alami mereka adalah air
tawar, Paramecium Sp mengambil air dari hipotonik lingkungan
melalui osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti kontraktil vakuola untuk
mengumpulkan kelebihan air dari kanal radial dan mengusir berkala melalui membran
plasma oleh kontraksi sekitarnya sitoplasma. Paramecium distribusi
diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai, danau, sawah.
d. Reproduksi
Paramecium
bereproduksi secara seksual dan
aseksual. Reproduksi seksual dengan cara konjugasi. Adapun reproduksi aseksual
dengan cara pembelahan biner.
Berikut
ini adalah tahapan reproduksi seksual pada Paramecium.
- Reproduksi seksual diawali dengan saling melekatnya oral grove.
- Inti makro melebur dan inti mikro mengalami serangkaian pembelahan.
- Pembelahan inti mikro selesai.
- Inti mikro dari setiap Paramecium berpindah ke area di antara kedua Paramecium.
- Inti mikro membelah secara mitosis.
- Inti mikro melebur membentuk satu inti mikro di setiap Paramecium.
- Melalui serangkaian proses pembelahan, terbentuklah inti makro. Kedua Paramecium memisahkan diri.
- Setiap Paramecium membelah dan menghasilkan empat Paramecium muda (Ochenvi, 2012).
2.
Ciri
filum protozoa
Ciri-ciri
umum :
- Organisme uniseluler (bersel tunggal)
- Eukariotik (memiliki membran nukleus)
- Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
- Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
- Hidup bebas, saprofit atau parasit
- Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
- Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagel (anonym, 2011).
3.
Pengelompokan
dalam beberapa kelas, dasar pengelompokan berdasarkan alat gerak yaitu :
1
|
Rhizopoda (Sarcodina),
alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) |
2
|
Flagellata (Mastigophora),
alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
• Golongan phytonagellata
• Golongan Zooflagellata, contohnya :
|
3
|
Ciliata (Ciliophora),
alat gerak berupa silia (rambut getar) |
4
|
Sporozoa,
adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak
Cara bergerak hewan ini dengan
cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan
secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif
(seksual) disebut Sporogoni.
|
(anonym, 2011).
4.
System/cara
reproduksi pada Protozoa
Protozoa berkembang biak melalui berbagai proses aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual berlangsung dengan pembelahan sel atau pembagian sel.
Anak-anak sel dapat berukuran sama atau tak sama. Jika ada dua sel anak, maka
proses pembagiannya ialah pembelahan biner. Jika terbentuk banyak anak
sel maka berlangsung pembelahan bahurangkap (multiple fision). Pembelahan
dapat terjadi secara membujur sepanjang selnya. Bertunas (berkuncup),
yaitu suatu bentuk reproduksi aseksual, juga umum. Protozoa
dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa
protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa
menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon
adalah hermaphroditic.
Reproduksi seksual terjadi pada berbagai kelompok protozoa. Konjugasi, yang
merupakan penyatuan fisik sementara antara dua individu yang dibarengi dengan
pertukaran bahan nucleus, hanya dijumpai pada siliata. Beberapa protozoa
mempunyai daur reproduksi yang rumit, sebagian dari padanya harus berlangsung
dalam inang vertebrata sedangkan sebagian lagi harus terjadi dalam inang-inang
lain (hasanudin, 2011).
5.
ESAY
REPLIKASI SEGMEN DAN PEMBENTUKAN KOLONI PADA
AVERTEBRATA
Avertebrata merupakan hewan tak
bertulang belakang yang hidup di perairan ataupun di darat. Avertebrata
mempunyai berbagai cara untuk mempertahankan dirinya dan beradaptasi terhadap
lingkungannya. Diantaranya adalah dengan memperbesar ukuran tubuhnya. Dalam
memperbesar ukuran tubuhnya, beberapa organisme kecil melakukannya dengan cara
mereplikasikan segmen-segmen disetiap tubuhnya. Replikasi tersebut merupakan
cara atau upaya bagi suatu individu dalam memperbanyak jumlah sel-sel yang ada
dalam tubuhnya untuk memperbanyak diri sehingga mampu membentuk individu baru
atau sebagai upaya dalam memperbesar ukuran tubuhnya agar bisa beradaptasi
terhadap predator ataupun yang lainnya. Selain itu, upaya organism lain dalam
memperbesar ukuran tubuhnya yaitu dengan membentuk koloni. Koloni tersebut
merupakan suatu kumpulan dari individu-individu yang sejenis yang membentuk
kumpulan untuk mempertahan dirinya dari predator atau yang lain dalam bertahan
hidup (rahmat, 2009).
Segmentasi adalah perkembangbiakan yang berasal dari
potongan tubuhnya sendiri. Segementasi merupakan suatu penggandaan sel tubuh untuk
menjadikan sel tubuhnya memperbanyak diri dan mengahasilkan individu baru.
Segmentasi memiliki berbagai fungsi masing-masing bagi setiap individu
diantaranya, segemntasi berguna bagi individu dalam proses perbanyakan diri
sehingga menghasilkan individu baru, sebagai proses menuju kedewasan bagi suatu individu, sebagai adaptasi untuk
perlindungan diri dari ancaman predator dan lingkungan, serta sebagai evolusi
dari fungsi jaringan tubuh (Machmud, 2008).
Beberapa contoh dari replikasi
segemen yaitu cacing
polychaeta filum annelid. Segmentasi pada annelida tidak hanya membagi otot
dinding tubuh saja melainkan menyekat rongga tubuh dengan sekatan yang disebut
septum, yang mengalami segmentasi yaitu sepanjang sumbu anterior dan posterior
(Anonim, 2011).
Pembentukan
koloni berguna bagi suatu individu dalam
beradaptasi terhadap lingkungannya. Koloni terdiri dari individu yang saling
melengkapi satu sama lain yang memiliki berbagai macam fungsi yang
menguntungkan. Contoh dari pembentukan
koloni yaitu, terumbu karang termasuk filum zoantharia, karena jenis koral
merupakan koloni dengan sejumlah besar polip-polip kecil dengan sejumlah koloni
tersebut dapat menjadi besar (Anonym, 2011). Koloni karang
batu terdiri dari polip-polip karang yang satu sama lain dihubungkan oleh
jaringan tipis yang dikenal dengan Columella. Perbanyakan polip-polip karang
batu terjadi melalui reproduksi secara aseksual pertunasan (budding). Pola dan
tipe pertunasan sangat khas dan bervariasi pada setiap jenis karang batu
sehingga sangat menentukan bentuk koloninya masing masing. Secara umum bentuk
koloni karang dibedakan atas bentuk bercabang (branching), massive, Sub
massive, lembaran (foliose), merayap (encrusting), merata seperti meja
(tabulate) dan soliter. Koloni karang dari hasil reproduksi aseksual secara
genetic akan identik dengan induknya. Pada kondisi lingkungan yang sama
koloni-koloni ini akan berkembang baik seperti indukya. Namun pada kenyataannya
kondisi lingkungan sangat bervariasi dan selalu berubah setiap saat. Pada
kejadian lingkungan ekstrim seperti kenaikan suhu air laut akibat El-Nino akan
menimbulkan berbagai perubahan seperti munculnya predator dengan kesukaan makan
yang baru, muncul serangan penyakit, atau muncul kompetitor baru. Pada kondisi
seperti ini koloni-koloni hewan karang dari hasil reproduksi aseksual tidak dapat
bertahan hidup karena tidak adanya variasi genetik yang dimiliki. Selain itu reproduksi
secara aseksual ini sangat membatasi kemampuan pemencaran koloni karang yang
penting bagi kesuksesan populasinya ( Anonim, 2011).
Jadi, dapat disimpulkan bahakan
setiap hewan avertebrata mempunyai berbagai cara dalam memperbesar ukuran
tubuhnya. Baik secara replikasi segmen maupun pembentukan koloni, masing-masing
cara tersebut memiliki mekanisme sendiri dalam prosesnya. Tetapi meskipun
memiliki cara sendiri dalam memperbesar ukuran tubuhnya, cara tersebut memiliki
fungsi yang sama yaitu sebagai adaptasi terhadap lingkungan, mengoptimalakan
segala aktifitas mereka dan sebagai sarana perlindungan diri terhadap para
predator.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym A. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa. Diakses pada tanggal 1
Oktober 2012.
Anonym
B. 2011.
http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/02/20/
pengertian-protozoa-dan-pembagian-kelasnya/. Diakses pada tanggal 2 Oktober
2012.
Anonim C. 2011. http://sinagacute.wordpress.com/2011/06/05/163/. Diakses pada
tanggal 3 Oktober 2012.
Anonim D. 2011. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/466
/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka_%202011mab1.pdf?sequence=5. Diakses pada
tanggal 3 Oktober 2012.
Hasanudin, Akhmad. 2001. PROTOZOA
:http://akhmadhasanuddin.blogspot.com
/2011/09/protozoa.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober
2012.
Machmud. 2008. Segmentasi Hewan : http://machmud.blogspot.com/2008/05/ pola-sementasi
-hewan.html. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2012.
Ochenvi. 2012. Laporan Praktikum Paramecium : http://ochenvi.blogspot.com
/2012/04/laporan-praktikum-parameciumeuglena.html. Diakses
pada tanggal 1 Oktober 2012.
Rahmat. 2009. Avertebrata:
http://rahmatpunya.blogspot.com/2009/07/berbagai-cara-hidup-avertebrata.html.
Diakses pada tanggal 2 Oktober 2012.
Wilda.
2009. Paramecium dan penjelasannya : http://wildablog.blogspot.com
/2009/12 /kunjungi-juga-webku-di-httpwilda.html. Diakses pada tanggal 1
Oktober 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar