KAJIAN ISI LAMBUNG IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
(Laporan Praktikum Biologi Perikanan)
Oleh
:
WIDI
INDRA KESUMA
1114111058
Dibimbing
Oleh :
EVA
SUSANTI
0914111031
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
KAJIAN
ISI LAMBUNG IKAN NILA (Oreochromis
niloticus)
Oleh
WIDI INDRA KESUMA
1114111058
ABSTRAK
Telah
dilakukan praktikum Pertumbuhan Ikan Nila. Praktikum ini dibuat untuk
mengetahui jenis-jenis organism yang menjadi makanan ikan, mengetahui
wkatu-waktu aktif makan dari ikan, dan melihat proporsi dan kecenderungan makan
dari ikan. Kebiasaan makan (feeding habbit) adalah tingkah laku saat mengambil
dan mencari makanan. Analisis food and feeding habbit dilakukan melalui
pengamatan isi usus ikan tersebut. Ada jenis ikan yang aktif makan selama 24
jam dan adapula yang hanya pada waktu tertentu saja. Saat-saat ikan aktif
mengambil makanan dalam 24 jam disebut feeding periodicity. Berdasarkan jenis
kelompok makanannya ikan dibagi 3 kelompok besar yaitu herbivore, karnivora,
dan omnivore. Faktor yang menentukan apakah suatu jenis ikan akan memakan suatu
organisme makanan adalah ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna makanan dan
selera ikan terhadap makanan. Praktikum Kajian Isi Lambung ,dilaksanakan pada
hari rabu, pada tanggal 31 Oktober 2012, bertempat di Laboratorium Budidaya
Perairan, pada pukul 08.00 WIB. Berbagai jenis plankton dapat ditemui pada usus
yang tidak kosong, sedangkan pada usus yang kosong tidak dapat ditemui
plankton. Waktu aktif makan ikan nila yaitu dominan pada siang hari yang
memakan fitoplankton yang banyak tersedia pada sang hari. Sedangkan pada malam
hari ikan nila memakan zooplankton seperti cacing atau larva serangga air. Pada
ikan nila terdapat tiga jenis makanan yaitu makanan utama yang ditemukan dalam
jumlah besar, makanan tambahan yang ditemukan dalam jumlah sangat sedikit dan
makanan pengganti merupakan makanan yang dikonsumsi jika makanan utama tidak
ada.
Keyword: ikan Nila, feeding habbit,
feeding pereiodicity, makanan, planktoon
A. PENDAHULUAN
Makanan penting untuk pertumbuhan ikan
karena makanan berfungsi dalam pertumbuhan sel organisme. Makanan adalah
organisme, bahan maupun zat yang dimanfaatkan ikan untuk menunjang kehidupan
dan perkembangan organ tubuhnya. Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan
menggunakan mata. Pembauan dan persentuhan digunakan juga untuk mencari makanan
terutama oleh ikan pemangsa dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya atau
dasar yang keruh. Ikan yang mencari makanan akan mengukur apakah makanan itu
cocok atau tidak untuk ukuran mulutnya. Tetapi ikan yang menggunakan pembauan
dan persentuhan untuk mencari makanan
tidak melakukan pengukuran, melainkan kalau makanan sudah masuk mulut
akan diterima atau ditolak. (Nikolsky, 1963). Berdasarkan kepada kebiasaan
hidup dalam lingkungannya akan mempunyai mulut yang berbeda-beda untuk
mengambil makanannya. Letak mulut ikan ada yang inferior (di bawah kepala),
terminal (di ujung depan kepala), dan
superior (di bagian atas). (Effendie, 1997).
Variasi pada tiap-tiap spesies ikan
merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian terhadap fungsi ekologi yang
memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu dari pada ikan lain yang tidak
mempunyai bentuk tadi. Keadaan demikian untuk beberapa spesies ikan tertentu
yang hidup dalam suatu lingkungan yang khas memberikan kemungkinan kecil sekali
terjadinya persaingan interspesifik. Untuk larva ikan, mata merupakan indra
penting untuk mencari dan menangkap makanannya. Bila larva ikan menemukan
mangsa di depan tubuhnya, maka larva akan bereaksi dengan menggerakkan mata
sehingga berposisi simetris tertuju ke depan. (Rumimoharto, 2001). Persentase
sukses pengambilan mangsa oleh larva bergantung kepada kepadatan mangsa yaitu
berkisar dari 3%-20%. Untuk ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang relatif
kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke luar. Rongga mulut bagian dalam
dilengkapi dengan jari-jari tapis insang yang panjang dan lemas untuk menyaring
plankton yang dimakan. Umumnya ikan buas mencari mangsa dengan menggunakan
mata. Ikan buas aktif mencari makan dengan berenang kesana kemari, tetapi ikan
yang tidak aktif akan menunggu mangsa di suatu tempat yang terlindung, bila
mangsa mendekat akan disergap. Ikan buas suka mengelompok jika sudah
melokalisasi mangsanya akan mengambil mangsa tersebut secara intensif dan cepat
jika dibandingkan dengan ikan yang terisolir. Tetapi hal ini tergantung pada
distribusi dan konsentrasi makanan ikan tadi. Kadang-kadang ikan buas mengalami
kesukaran menghadapi mangsa yang bergerombol karena mangsa yang bergerombol
tersebut bergerombolnya sedemikian rupa sehingga tidak ada satu individupun
yang terlepas. Praktikum Kajian Isi
Lambung Ikan Nila (Orheochromis niloticus)
untuk mempelajari kebiasaan makan ikan pada yang dasarnya adalah untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan ikan, sehingga dapat
menentukan nilai gizi alamiah ikan di samping melihat hubungan ekologis dalam
tropic level. Prinsip yang kemudian dikembangkan adalah dengan mengidentifikasi
pencernaan. Dengan mengetahui jenis dan jumlah makanan ikan, dapat disusun
urutan kebiasaan makan ikan yang dikemukakan oaleh Nykolsky. Urutannya adalah
makanan utama yang ditemukan dalam jumlah besar, makanan pelengkap yang
ditemukan dalam jumlah sedikit, dan makanan tambahan yaitu jenis dengan jumlah
sangat sedikit serta makanan pengganti adalah makanan yang dikonsumsi jiaka
makanan utama tidak ada. Makanan alami terdiridari berbagai jenis tumbuhan dan
hewan yang hidup di perairan. Dalam kenyataannya keberadaan suatu jenis ikan
akan memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan makanan. Dengan
mengetahui kebiasaan makanan ikan dapat dilihat hubungan pemangsaan, persaingan
dan rantai makanan. Di samping itu juga untuk tujuan domestikasi ikan-ikan yang
memiliki nilai ekonomis penting yang akan dibudidayakan.
Umumnya makanan yang pertama kali datang
dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya adalah plankton. Jika
pertama kali ikan menemukan makanan berukuran tepat dengan mulutnya,
diperkirakan akan dapat meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relatif
singkat ikan tidak dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya
akan terjadi kelaparan dan kehabisan tenaga yang mengakibatkan kematian. Hal
ini yang antara lain menyebabkan ikan pada waktu larva mempunyai mortalitas
besar. Ikan yang berhasil mendapat makanan sesuai dengan ukuran mulut, setelah
bertambah besar ikan itu akan merubah makanan baik dalam ukuran dan
kualitasnya. Apabila telah dewasa ikan itu akan mengikuti pola kebiasaan
induknya. Refleksi perubahan makanan ikan pada waktu kecil sebagai pemakan
plankton dan bila dewasa mengikuti kebiasaan induknya dapat terlihat pada
sisiknya.
Adapun tujuan
dari Praktikum Kajian Isi Lambung Ikan Nila ini adalah
1.
mengetahui jenis-jenis organisme yang menjadi makanan
ikan,
2.
mengetahui waktu-waktu aktif makan dari ikan, dan
3. melihat
proporsi dan kecenderungan makan dari ikan.
II. METODELOGI
A. Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum
Pertumbuhan Ikan Nila dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2012 pukul
08.00-11.00 WIB di Laboratorium Bioteknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.
B. Alat
dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah:
1.
Sampel usus yang sudah diawetkan.
2.
Mikroskop, merk Olympus
fungsinya untuk melihat preparat.
3.
Gelas obyek, fungsinya untuk meletakkan obyek yang akan
diamati.
4.
Gelas penutup, fungsinya untuk menutup gelas obyek.
5.
Tissue/lap, fungsinya untuk membersihkan gelas obyek.
6.
Buku identifakasi, fungsinya untuk mengidentifikasi
mikroorganisme yang diamati.
C. Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Bersihkan sample usu dari formalin
2.
Ambil usus satu persatu, kemudian dikerik usus
yang ada isinya
3.
Pisahkan dengan daging ususnya
4.
isi usus diencerkan dengan 10 cc atau 1 botol
flim
5.
Ambil satu tetes dari usus yang sudah
diencerkan tersebut, kemudian diamati dibawah mikroskop
6.
Amati dengan 3x ulangan sebanyak 5 lapang
pandang
7.
Identifikasi jenis dan cata jumlah organisme
yang ditenui setiap lapang pandang dengan menggunakan buku identifikasi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hubungan rata-rata panjang
usus berisi makanan denga panjang usus kosong.
Jenis kelamin
|
Usus berisi
|
Rata-rata panjang usus
|
Usus kosong
|
Rata-rata panjang usus kosong
|
jantan
|
4763
|
793.833
|
9240
|
924
|
betina
|
20585
|
791.7308
|
12580
|
838.6667
|
Zonnefeld, Hiusman dan Bonn (1991) menyatakan bahwa
panjang usus relatif tidak menunjukkan secara tepat tentang kebiasaan makan
ikan. Walaupun usus relatif lebih panjang.
Menurut pendapat Bond (1979) yang menyatakan bahwa bentuk usus yang bergulung – gulung dimaksudkan untuk menambah masa penahanan dan pencernaan makanan yang sulit dicerna.
Asmawi (1983) menyatakan bahwa suatu makanan ikan minimal harus mengandung protein, karbohidrat, dan lemak. Ketiga zat tersebut masing – masing akan dirubah menjadi energi yang sangat diperlukan untuk melakukan aktivitas – aktivitas hidup dan biasanya ikan cenderung memilih protein sebagai sumber energi yang utama. Kualitas makanan baru dapat mempengaruhi pertumbuhan apabila jika makanan yang tersedia dalam jumlah yang banyak dan berkualitas baik. Sebaliknya jika makanan yang tersedia dalam jumlah sedikit maka makanan tidak akan mempengaruhi dalam kecepatan pertumbuhan ikan.
Gambar 1. Hubungan frekuensi kejadian
dengan jenis plankton.
Pada grafik hubungan FK dengan jenis makan ikan seperti
plankton didapatkan data bahwa nilai FK yang tertinggi yaitu 1800. Jadi jenis
plankton yang banyak dimakan oleh ikan nila adalah synedra dan chlolera vorgar.
Jadi dari tabel dapat dilihat bahwa makanan utama dari ikan nila adalah synedra
dan cholera verger yang berjumlah 1800, sedangkan makanan pengganti yang di
makan ikan nila berupa closterum yang berjumlah 1600, Oedegenum yang berjumlah
1400, dan genicuralia yang berjumlah 1200. Sedangkan makanan pelengkap yang
dimakan ikan nila yiatu closterum, cosmarium, ance, ankristrodemus, cycolotella
comt, distoma vulgare, glotela plagia, gonatozygen, koliella longise, meiosira
varians, melorisa granula, merismopreda gla, mycrstic aieng, navicula, syndia
acus, dan young cell yang merupakan rata-rata berjumlah antara 200 sampai 800
saja.
lkan nila ini memakan plankton yang masuk ke mulut
bersama-sama air. Plankton akan tinggal di dalam mulut sedangkan airnya keluar
melalui celah insang.
Pada pengamatan kebiasaan makan dan cara makan ikan nila termasuk jenis ikan yang bersifat ominivora, yaitu ikan yang memakan berbagi jebis makan, baik hewan maupun tumbuhan. Ikan ini memakan plakton, detritus, organisme dasar (bentos) seperti larva, serangga air, kijing, siput, dan lain-lain. Dan ikan ini sangat responsif terhadap pakan buatan (pellet), baik terapung maupun tenggelam. (Ahmad jauzi: 2005).
Pada
hubungan FK dengan jumlah jenis makanan memiliki hubungan yang tidak linier.
Pada ikan omnivora memiliki sistem pencernaan antara bentuk hernivora dan
karnivora. Ciri-ciri ikan omnivora yaitu gigi runcing atau gigi taring, lambung
memanjang, panjang usus sama atau lebih pendek dari panjang tubuhnya, tepi
insang pendek dan rapat.
Menurut Effendie (2002) kesukaan ikan terhadap makanannya
sangat relatif Beberapafaktor yang harus diperhatikan dalam hubungan ini adalah
faktor penyebaran organism sebagai makanan ikan, faktor ketersediaan makanan,
faktor pilihan dari ikan, serta faktor-fakor fisik yang mempengaruhi perairan.
Tidak semua jenis makanan yang ada di lingkunganperairan disukai oleh ikan.
Beberapa faktor yang menentukan di makan atau tidaknya suatu jenis makanan
oleh
ikan adalah ukuran, warna, dan selera ikan terhadap makanan .
Gambar 2. Hubungan Ip dengan jenis
plankton dari ikan nila.
yang diperoleh maka tipe-tipe makanan yang dikonsumsi ikan nila terdiri dari plankton dari zooplankton dan fitoplankton. Selainitu ditemukan plankton jenis lain yaitu closterium. Kemudian jenis makanan utama yang di makan ikan nila berdasar pengamatan yaitu synedra dan cholera vorgar yang berhasil ditemukan.
Dari hasil Pada data IP yang didapat bahwa nilai yang
tertinggi adalah synedra dan chlolera vorgar dengan besar 17.30769 dan yang
terendah adalah closterium, genecularia, ancistodesmus fa, meiosira varians,
melosira granola, merismopedra grala, myscrostis aeng, syncdia acus, young cell
dengan besar 0.213675. (Nyabakken, James. W. 1992)
Dari jenis makan yang di makan ikan nila tersebut, makanan utama adalah syenedra dan cholera vorgar, sedangkan yang lainnya hanaya sebagai makan pengganti dan makanan pelengkap dan tambahan.
Dari jenis makan yang di makan ikan nila tersebut, makanan utama adalah syenedra dan cholera vorgar, sedangkan yang lainnya hanaya sebagai makan pengganti dan makanan pelengkap dan tambahan.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ikan nila
merupakan jenis ikan feeding periodicity, yaitu jenis ikan yang aktif mencari
makanan selama 24 jam.
Dengan mengetahui jenis dan jumlah makan ikan, dapat
disusun untuk kebiasaan makan ikan dengan urutannya adalah makanan utama yang
ditemukan dalam jumlah besar, makanan pelengkap yang ditemukan dalam jumlah
sedikit dan tidak ada.
Faktor yang menentukan apakah suatu jenis ikan akan memakan suatu organisme makan adalah:
1. Ukuran makan.
Faktor yang menentukan apakah suatu jenis ikan akan memakan suatu organisme makan adalah:
1. Ukuran makan.
Ukuran makan berhubungan dengan bentuk bukaan dan posisi
mulut ikan.
2. Ketersediaan makan
2. Ketersediaan makan
Ini berhubungan dengan banyak atau tidaknya ketersediaan
makan ikan dalam lingkungannya.
3. Warna makanan.
3. Warna makanan.
Warna makan ikan sangat menentukan jenis ikan akan
memakan suatu organisme karena dengan warna akan menarik mangsanya.
4. Selera ikan dengan makanan.
4. Selera ikan dengan makanan.
Ini tergantung ikan apakah ikan tersebut dalam keadaan
lagi selera atau tidaknya dalam mencari makan. (Effendi, ikhsan: 1997).
Ikan nila dilihat dari makannya termasuk euryphgic yaitu ikan pemakan bermacam - macam makanan dengan sifatnya yaitu omnivora.
Persaingan dalam hal mencari makan adalah hal yang sangat penting karena persaingan ini sering terjadi antara individu di dalam suatu spesies (persaingan intraspecific), atau diantara satu spesies dengan spesies yang lainnya (persaingan interspecific). Persaingn antara dua organisme atau lebih terhadap suatu yang sama, yaitu makanan atau mangsa (Nyabakken, James. W. 1992)
Waktu aktif makan ikan nila yaitu dominan pada siang hari yang memakan fitoplankton yang banyak tersedia pada sang hari, karena pada siang hari fitoplankton melakukan fotosintesis dengan adanya matahari. Sedangkan pada malam hari ikan nila memakan zooplankton seperti cacing atau larva serangga air. (Effendi, lchsan. 1997).
Ikan nila memiliki mulut
didepan(termal) dan dapan disembulkan. Panjang usus ikan lebih panjang dari
tubuhnya dikarenakan usus memiliki peranan penting dalam mencerna makanan.
Dalam dalam pencernaan tersebut terdapat ensim yang bekerja.
Ikan nila termasuk golongan ikan omnivora yaitu pemakan
segala jenis makanan (Sugiarto, 1998). Nila mengkonsumsi makanan berupa hewan
atau tumbuhan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1.
Saat-saat
ikan aktif mengambil makanan dalam 24 jam feeding perlodiclty.
Faktor yang menentukan apakah suatu jenis ikan akan memakan suatu organisme makanan adalah ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna makanan dan selera ikan terhadap makanan.
Faktor yang menentukan apakah suatu jenis ikan akan memakan suatu organisme makanan adalah ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna makanan dan selera ikan terhadap makanan.
2.
Ikan
nila memakan plankton, detritus, organisme dasar (benthos).
3.
Jenis
plakton yang sering dimakan ikan nila adalah jenis fltoplakton.
4.
Waktu-waktu
aktif ikan nila lebih banyak pada waktu siang hari.
Adapun
saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
Seharusnya
alat yang dipakai untuk praktikum lebih lengkap agar proses praktikum berjalan
lancar dan diharapkan kepada asisten dosen (asdos) agar selalu
mendapingi para pratikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
jauzi. 2005. Akuakultur. PT. Vivtoria
Kreasi Mandiri: Jakarta
Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan
Ikan Dalam Keramba. Gramedia, Jakarta. 82 hal.
Bond, C.E. 1979. Bioloby
Of Fishes. WB Saunders Company, London. 512p
Effendie, M.I. 1997. Biologi
Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.
Effendi,
ikhsan. 1997. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusantara: Jakarta
Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology Fishes. New York: Academic Press.
Nyabakken,
James. W. 1992. Biologi Laut.
Gramedia Pustaka: Jakarta.
Rumimohartarto, Kasijan. 2001. Biologi Laut. Jakarta: Djambatan.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar