REPRODUKSI
IKAN GUPPY DAN IKAN CUPANG DENGAN PENGAMATAN HISTOLOGI MENGGUNAKAN METODE
ASETOKARMIN
(Laporan Praktikum Fisiologi
Reproduksi Hewan Air)
Oleh
WIDI
INDRA KESUMA
1114111058
JURUSAN BUDIADAYA
PERIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
REPRODUKSI
IKAN GUPPY DAN IKAN CUPANG DENGAN PENGAMATAN HISTOLOGI MENGGUNAKAN METODE
ASETOKARMIN
Oleh :
Widi Indra Kesuma
1114111058
ABSTRAK
Reproduksi merupakan aspek biologis yang terkait mulai dari
diferensiasi seksual hingga dihasilkan individu baru. Pengetahuan tentang ciri
reproduksi yaitu mengetahui tentang perubahan atau tahapan-tahapan kematangan
gonad untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan atau tidak melakukan
reproduksi. Salah satu
teknik dalam pemeriksaan gonad ikan-ikan kecil yaitu dengan pewarnaan gonad
dengan menggunakan larutan asetokarmin. Asetokarmin adalah larutan pewarna yang
digunakan untuk mewarnai gonad untuk pemeriksaan dengan mikroskop. Metoda ini
memiliki beberapa kelebihan antarra lain, praktis, mudah, dan cepat
pengerjaannya, tidak perlu peralatan khusus, dan relatif mudah. Ikan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan cupang
jantan dan betina serta ikan guppy jantan dan betina. Tahapan penggunaan
larutan asetokarmin ini diawali dengan mengambil gonad ikan, lalu mencacahnya
diatas gelas objek yang jangan dibiarkan sampai kering, kemudian ditetesi
dengan larutan asetokarmin, selesai tahapan gelas objek diamati dibawah
mikroskop.
Kata kunci: Reproduksi, Gonad, Ikan, Asetokarmin, dan
Mikroskop.
I. PENDAHULUAN
Reproduksi merupakan aspek biologis yang terkait mulai dari
diferensiasi seksual hingga dihasilkan individu baru. Pengetahuan tentang ciri
reproduksi yaitu mengetahui tentang perubahan atau tahapan-tahapan kematangan
gonad untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan atau tidak melakukan
reproduksi. Pengetahuan tentang ciri reproduksi tidak akan sempurna apabila
tidak diiringi dengan pengetahuan anatomi reproduksi baik jantan maupun betina.
Gonad adalah organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan
sel kelamin (gamet). Gonad ikan betina dinamakan ovari dan gonad ikan jantan
dinamakan testes. Ovari dan testes ikan dewasa biasanya terdapat pada individu
yang terpisah, kecuali pada beberapa ikan yang ditemukan gonad jantan dan
betina ditemukan dalam satu individu (ovotestes). Gonad ikan terletak didekat
anus memanjang ke depan mengisi rongga badan. Gonad memiliki tingkat kematangan
yang berbeda-beda, mulai dari Tingkat kematangan Gonad (TKG) I (belum matang) sampai
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) IV (matang). Oleh karena itu, praktikum ini
perlu dilakukan agar mengetahui Tingkat Kematangan Gonad (TKG) setiap jenis
ikan.
Teknik pembedaan jenis kelamin antara
lain dapat dilakukan dengan pemeriksaan ciri-ciri kelamin dan pemerikasaan
gonad. Identifikasi gonad untuk ikan dewasa relatif mudah dilakukan karena
ukuran gonad yang cukup besar. Namun pada ikan muda yang ukuran gonadnya kecil
biasanya harus melalui metoda khusus.
Salah satu teknik dalam pemeriksaan
gonad ikan-ikan kecil yaitu dengan pewarnaan gonad dengan menggunakan larutan
asetokarmin. Asetokarmin adalah larutan pewarna yang digunakan untuk mewarnai
gonad untuk pemeriksaan dengan mikroskop. Metoda ini memiliki beberapa
kelebihan antarra lain, praktis, mudah, dan cepat pengerjaannya, tidak perlu
peralatan khusus, dan relatif mudah. Oleh karena itu pemahaman dan penguasaan
dalam keterampilan pemeriksaan gonad metoda asetokarmin sangat diperlukan.
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui bentuk dari gonad ikan baik jantan maupun
betina secara primer.
II. TINJAUAN PUSTAKA
a.
Pengertian
Asetokarmin.
Asetokarmin merupakan salah satu modifikasi teknik
pewarnaan yang peling populer terutama dalam bidang sitogenetika untuk
penelaahan kromosom (Gunarso, 1989). Metode pemeriksaan gonad yang digunakan
dalam praktikum ini adalah metode asetokarmin. Pewarna asetokarmin terdiri dari
bubuk karmin dan asam asetat 45%. Karmin merupakan zat warna yang terbuat dari
eksrak kochinil yang merupakan hasil gerusan serangga Coccus cacti yang
dikeringkan (Gunarso, 1989). Identifikasi gonad dengan larutan asetokarmin
dibuat hanya dilakukan untuk tujuan penelitian atau mencari data awal (Zairin
Jr., 2002).
b.
Fungsi
Asetokarmin
Asetokarmin merupakan
zat pewarna, dengan demikian astokrmin berfungsi sebagai pewarna pada sel atau
jaringan yang di amati di bawah mikroskop agar hasil yang didapat mudah dilihat
dan jelas untuk diamati (Gunarso, 1989).
c.
Histologi
Histologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu histos yang berarti jaringan dan logos yang berarti ilmu.
Jadi histologi berarti suatu ilmu yang menguraikan struktur dari hewan secara
terperinci dan hubungan antara struktur pengorganisasian sel dan jaringan serta
fungsi-fungsi yang mereka lakukan. Jaringan merupakan sekumpulan sel yang
tersimpan dalam suatu kerangka struktur atau matriks yang mempunyai suatu
kesatuan organisasi yang mampu mempertahankan keutuhan dan penyesuaian terhadap
lingkungan diluar batas dirinya (Bavelander, 1998).
Affuwa (2007),
menyatakan bahwa membuat histologi jaringan hewan mula-mula dengan menyiapkan
jaringan segar dalam pengamatan mikroskopis yaitu dengan cara fiksasi. Tujuan
dilakukannya fiksasi adalah mencegah terjadi kerusakan pada jaringan, menghentikan
proses metabolisme secara cepat, mengawetkan komponen sitologis dan histologis,
mengawetkan keadaan sebenarnya, mengeraskan materi yang lembek, dan
jaringan-jaringan dapat diwarnai sehingga bisa diketahui bagian-bagian
jaringan.
III. METODELOGI
a. Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 27 April 2013 pukul 10.00 WIB bertempat di
Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
b. Alat dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah alat bedah,
kertas tissue, gelas objek, gelas penutup, mikroskop, pipet tetes, dan
alat tulis.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan uji (ikan cupang
dan ikan guppy), larutan asetokarmin,
albumin, dan akuades.
c. Cara Kerja
1) Pembuatan Larutan
Asetokarmin
a.
Larutkan
0,6 bubuk karmin dalam 100 ml asam asetat glacial 45%
b.
Didihkan
selama 2-4 menit kemudian di dinginkan
c.
Setelah
dingin larutan itu disaring menggunakan kertas saring unntuk memisahkan
partikel kasarnya
d.
Simpan
larutan dalam botol yang ditutup rapat dan disimpan pada suhu ruang.
2)
Pemeriksaan
Gonad
a. Ambil ikan kemudian
dibedah
b. Isi perut diangkat
sehingga gonad yang terletak dibawahnya terlihat. Gonad terletak di antara
gelembung renag dan ginjal sejajar dengan tulang belakang, dan berwarna putih
transparan
c. Letakkan gonad diatas
gelas objek yang telah di olesi albumin
d. Beri larutan
asetokarmin 2-3 tetes
e. Cincang gonad dengan
pisau skapel sampai halus kemudian tutup dengan gelas penutup
f. Gonad di amati di bawah
mikroskop.
IV. PEMBAHASAN
Tabel 1. Histologi Gonad Ikan.
kelompok
|
Nama ikan
|
Jenis kelamin
|
hasil histologi
|
Gambar histologi
|
Keterangan
|
5
|
cupang
|
jantan
|
|
|
1.
Spermatozo
2.
Nukleus
3.
Sel sperma
|
betina
|
|
|
1.
Nukleus
2.
Sitoplasma
3.
Sel telur
|
||
guppy
|
jantan
|
|
|
1.
Spermatozo
2.
Nukleus
3.
Sel sperma
|
|
betina
|
|
|
1.
Nukleus
2.
Sitoplasma
3.
Sel telur
|
Telah dilakukan
praktikum mengenai reproduksi ikan guppy dan ikan cupang dengan menggunakan
metode asetokarmin. Ikan yang digunakan dalam praktikum adalah ikan dengan
kelamin jantan dan betina yang belum terlalu matang gonad. Praktikum histology
ini menggunakan metode asetokarmin.
Menurut
Zairin Jr. (2002) ada dua metode identifikasi kelamin, yaitu metode morfologi
dan metode asetokarmin. Identifikasi kelamin berdasarkan morfologi adalah cara
yang hemat karena tidak perlu membunuh ikan uji. Cara ini ideal untuk ikan-ikan
yang memiliki dimorfisme seksual yang jelas antara jantan dengan betinanya.
Untuk ikan yang tidak memiliki dimorfisme seksual, identifikasi kelamin dapat
juga dilakukan dengan melihat ciri-ciri khusus yang ada pada tubuh ikan (Zairin
Jr., 2002).
Asetokarmin
merupakan salah satu modifikasi teknik pewarnaan yang peling populer terutama
dalam bidang sitogenetika untuk penelaahan kromosom (Gunarso, 1989). Metode
pemeriksaan gonad yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode asetokarmin.
Pewarna asetokarmin terdiri dari bubuk karmin dan asam asetat 45%. Karmin
merupakan zat warna yang terbuat dari eksrak kochinil yang merupakan hasil
gerusan serangga Coccus cacti yang dikeringkan (Gunarso, 1989).
Identifikasi gonad dengan larutan asetokarmin dibuat hanya dilakukan untuk
tujuan penelitian atau mencari data awal (Zairin Jr., 2002).
Dalam
praktikum ini kendala yang dialami adalah tingkat kesulitan dalam menemukan
gonad ikan muda, karena ganad ikan muda relatif kecil sehingga sulit untuk
diambil. Selain itu kesulitan yang dihadapi adalah kesulitan saat membedah ikan
dan mengambil gonadnya dikarenakan spesies ikan yang digunakan sangat kecil.
Kelemahan
metode asetokarmin ini yaitu ikan yang diambil gonadnya harus dimatikan (Zairin
Jr., 2002)..
Karakteristik
gonad jantan dan betina sangat berbeda. Gonad jantan memiliki ukuran kecil,
berwarna putih susu, dan berpasangan. Gonad betina agak mirip gonad jantan,
tetapi berwarna agak kekuningan dan diselubungi lemak. Bentuknya relatif hampir
sama untuk semua jenis ikan. Kadang-kadang di dalam gonad yang sama dapat
dijumpai sekaligus bakal testis dan bakal ovari. Dengan pewarnaan asetokarmin,
sel bakal sperma tampak berupa titik-titik kecil berjumlah banyak. Sel bakal
telur tampak berbentuk bulatan besar dan bagian inti berada ditengah dengan
warna lebih pucat dikelilingi sitoplasma yang berwarna merah.
Teknik asetokarmin
bisa membedakan bakal testis dan bakal ovari yang nantinya akan menjadi testis
dan ovarium pada ikan dewasa (Junior, 2002). Dalam kegiatan praktikum
digunakan metode ini karena banyak memilki beberapa keuntungan yaitu alat-alat
yang praktis, mudah, dan cepat. Selain metode asetokarmin contohnya terdapat metode
ovariektomi. Ovariektomi yaitu suatu metode dalam pengangkatan gonad betina.
Menurut indikasi keberhasilan dari metode ovariektomi adalah ikan yang telah
diambil gonadnya masih bisa hidup dengan sehat karena sebelum diambil gonadnya
ikan dibius terlebih dulu (Kobayasi et
al. dalam Harijanto, 2006).
Pada pengamatan
dibawah mikroskop, praktikan sedikit mendapat kesulitan dalam mengidentifikasi
gonad ikan. Kesulitan tersebut diantaranya adalah sulitnya mendapatkan hasil
gambar yang sama dengan literature dan juga karena alat yang kurang efisien
untuk digunakan. Kesulitan dalam mengidentifikasi gonad ikan tersebut mungkin
dikarenakan ikan yang digunakan gonadnya belum terlalu matang sehingga sel-sel
kelaminya belum terdiferensiasi secara sempurna.
Smith et al., (1994) dalam Barmudi (2005) yang
mengatakan bahwa perkembangan gonad dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor
luar. Salah satu contoh faktor dalam yang mempengaruhi perkembangan gonad yaitu
hormon, sementara faktor luarnya yaitu suhu. Suhu dapat berperan langsung dan
tidak langsung untuk mensintesa enzim aromaterase dan hal ini berpengaruh pada
diferensiasi kelamin.
Hasil gambar histologi
gonad) menunjukan bahwa pada gonad jantan memiliki bentuk yang lebih kecil dan
halus serta terlihat letak sperma yang menyebar dalam jumlah yang banyak.
Berbeda dengan gonad betina yang memiliki bentuk bulat besar dengan inti di
dalam. Syandri dalam
jatilaksono (2008) memaparkan yaitu bahwa gonad betina atau ovarium berbentuk
bulat dan oval, dalam lamella terdapat septa sebagai penunjang, sitoplasma
lebih tebal dan terdapat beberapa nukleus. Memiliki ukuran gonad lebih besar
dari gonad jantan. Sedangkan gonad jantan didominasi jaringan ikat dan terdapat
tubulus seminifer.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Adapun kesimpulan
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1.
Karakteristik gonad jantan dan betina sangat berbeda.
2.
Gonad jantan memiliki ukuran kecil, berwarna putih
susu, dan berpasangan. Gonad betina agak mirip gonad jantan, tetapi berwarna
agak kekuningan dan diselubungi lemak.
3.
Sel bakal sperma tampak berupa titik-titik kecil
berjumlah banyak. Sel bakal telur tampak berbentuk bulatan besar dan bagian
inti berada ditengah dengan warna lebih pucat dikelilingi sitoplasma yang
berwarna merah.
Adapun saran yang
dapat saya berikan yaitu sebaiknya lebih optimal lagi dan lebih efisien dalam
menjalankan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Affuwa. 2007.
Jaringan pada Hewan.http://affuwa.wordpress.com/. Diakses pada Mei
2013.
Bavelander
G, Ramaley J. 1988. Dasar-Dasar
Histologi. Edisi kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Budi
D.S. 2008. Pemeriksaan Gonad Metode Asetokarmin. http://budi-ds.blogspot.com.
Diakses pada Mei 2013.
Gunarso, Wisnu. 1989. Mikroteknik.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor
Harijanto, A. 2006.
Upaya Maskulinisasi Induk Ikan Lele Dumbo Clarias
sp. Yang Telah Diovarktomi Parsial dengan Metode Implantasi Hormon
17 α- Metiltestosteron. Skripsi.
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Jatilaksono
M. 2008. Pemeriksaan Gonad Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta
Zairin Jr., M.
2002. Sex Reversal Memproduksi Benih
Ikan Jantan atau Betina. Penebar Swadaya. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar