PEMBAHASAN
1.
Amati
sediaan di bawah mikroskop. Gambar dan berilah keterangan pada kertas gambar!
Jawab:
Sampel dari BBL
26 Oktober 2012
Brachionus
sp
|
|
Skala
Panjang skala bergambar
=
ukuran specimen =
PSBG = = 0,075 mm
Jadi skala 1 : 0,075 mm
|
Klasifikasi
Phyllum
: Rotifer
Kelas
: Monogonata
Ordo
: Ploima
Famili
:
Brachioninae
Genus
: Brachionus
Spesie
: Brachionus plicatilis
|
Diskripsi
Brachionus merupakan zooplankton
yang berukuran sekitar 0,1-0,3 mm (Sunyoto & Mustahal, 1997). Tubuh
umumnya tidak berwarna atau transparan, mempunyai indra seperti bintik mata
(Hyman, 1951). Tubuh terbagi atas tiga bagian, yaitu kepala, badan dan kaki
atau ekor. Bagian kepala terdapat enam buah duri. Pada duri yang panjang
terdapat ujung bagian depan dilengkapi dengan gelang-gelang cilia yang
kelihatan seperti spiral disebut korona yang berfungsi untuk memasukkan
makanan ke dalam mulut (Isnansetyo & Kurniastuty (1995). Ciri khas yang
merupakan dasar pemberian nama Rotatoria atau Rotifera adalah terdapatnya
suatu bangunan yang disebut korona. Korona ini bentuknya bulat dan
berbulu-bulu getar, yang memberikan gambaran seperti sebuah roda (Mujiman,
1998).
Fungsi ekologis
Kegunaan Brachionus plicatilis secara tidak
langsung mulai berkembang. Brachionus
plicatilis merupakan pakan hidup bagi jenis-jenis tertentu golongan ikan sehingga
seringkali sangat diperlukan dalam budidaya. Penyediaan pakan alami berupa
plankton nabati dan plankton hewani yang tidak cukup tersedia, seringkali
menyebabkan kegagalan dalam mempertahankan kelangsungan hidup larva ikan. Brachionus plicatilis sangat penting
dalam menunjang budidaya perikanan, terutama sebagai pakan yang baik pada
larva ikan maupun udang.
|
Sampel dari rawa
26 Oktober 2012
Chromogaster
sp
|
|
Skala
Panjang skala bergambar
=
ukuran specimen =
PSBG = = 0,05 mm
Jadi skala 1 : 0,05 mm
|
Klasifikasi
Phyllum
: Rotifer
Kelas
: eurotatorna
Ordo
: Ploima
Famili
:
Gastropodida
Genus
: Chromogaster
Spesie
: Chromogaster sp
|
Diskripsi
Tubuh bulat sampai lonjong atau
sedikit pipih . Pergerakannya dilakukan oleh sekumpulan silia yang membudar di sekitar bagian kepala yang disebut corona. Kulit luar yang keras menutupi
tubuhnya disebut lorica memberikan
rotifer bentuk tubuh yang jelas. Kadang-kadang lorica memiliki duri anterior
dan posterior yang berfungsi
sebagai pertahanan diri dari predator atau sebagai alat pengapung. Kaki yang
memanjang pada bagian posterior
digunakan untuk melekat. Panjang tubuh rotifer antara 60-273 µm dengan lebar
92-170 µm (Suminto, 2005).
Fungsi ekologis
Rotifera adalah makanan bergizi
tinggi untuk larva krustasea laut dan ikan, teknologi akuakultur telah memproduksi
kualitas besar rotifera dalam sistem budaya yang sangat besar selama lebih
dari 30 tahun. Dalam hal ini, rotifera dapat dilihat sebagai nutrisi hidup (yaitu, kecil, berenang
bebas, kapsul makanan) yang mungkin artifisial ditambah dengan asam lemak tak
jenuh yang sangat dan antibiotik, yang keduanya penting untuk meningkatkan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva.
|
(Tantika, 2011).
2.
Tulis
catatan tentang rotifer menyangkut hal-hal berikut:
a.
Bentuk
tubuh
b.
Dinding
tubuh
c.
Pergerakan
d.
Ekskresi
e.
Reproduksi
Jawab:
Karakteristik
|
Uraian
|
Bentuk
tubuh
|
Kelas I.Seisonacea
Tubuh panjang; corona mengecil;
ovary sepasang; jantan berkembang biak; hanya ada satu genus dengan dua
sepesies laut, hidup komensal pada Nebila , kelas Crustacea.
Kelas II.Bdelloidea
Tubuh silindris dan
retaktil:corona seperti dua roda yang berputar; ovary sepasang; kaki dengan
2-4 jari atau tidak dikenal; parthenogenesis; berenang atau merayap; contoh
philodina dan rotatoria,Embata.
Kelas III. Monogonata
Ovari sebuah; jantan biasanya
adadan dan mengalami degenerasi.
(Pande,2012).
|
Dinding
tubuh
|
Tubuh
tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sinsitial, dengan jumlah
nuclei yang selalu tetap. Epidermis menghasilkan kultikula, tipis sampai
tebal, tersgantung jenisnya, bahkan ada yang mengeras seperti cangkang
disebut lorica. Lorica adakalanya dihiasinya galur-galur, duri yang pendek,
atau panjang dan dapat digerakan, misalnya pada Filinia.
Dibawah epidermis terdapat susunan otot melingkar dan membujur, namun tidak terorganisir sebaik pltyhelninthes. Antara dinding tubuh dan organ dalam terdapat pseudocoelom yang berisi cairan dan sel-sel ameboid bercabang-cabang yang tersusun seperti jala sinsitial. (Bender, 1988). |
Pergerakan
|
Pergerakannya
dilakukan oleh sekumpulan silia
yang membudar di sekitar bagian kepala yang disebut corona(Pande,2012).
|
Ekskresi
|
Pada
tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8 flame bul. Kedua
protonephrida tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder), yang bermuara
pada bagian ventral kloaka. Isi bladder dikosongkan melalui anus dengan jalan
kontraksi, dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit. Pembuangan yang
demikian cepat membuktikan bahwa fungsi protonephrida adalah sebagai
osmoregulator, osmoregulator yaitu membuang kelebihan air didalam tubuh.
Dalam beberapa menit dikeluarkan sejumlah cairan yang setara dengan berat
tubuh rotifera tersebut. (Pande,2012).
|
Reproduksi
|
Rotifera adalah dioecious dan
bereproduksi secara seksual atau parthenogenetically. Mereka adalah seksual
dimorfik, dengan perempuan selalu menjadi lebih besar daripada laki-laki.
Dalam beberapa spesies, ini relatif ringan, tetapi di lain wanita mungkin
sampai sepuluh kali ukuran jantan. Dalam spesies partenogenesis, laki-laki
dapat hadir hanya pada waktu tertentu tahun, atau tidak ada sama sekali.
Sistem reproduksi wanita terdiri
dari satu atau dua ovarium, masing-masing dengan kelenjar vitamin A yang
memasok telur dengan kuning. Bersama-sama, setiap ovarium dan vitamin A
bentuk tunggal syncitial struktur di bagian anterior hewan, membuka melalui
saluran telur ke dalam kloaka.
Pria biasanya tidak memiliki
sistem pencernaan fungsional, dan karena itu pendek-tinggal, seringkali sudah
secara seksual subur saat lahir. Mereka memiliki satu testis dan saluran
sperma , terkait dengan sepasang struktur kelenjar disebut sebagai " prostat
"(meskipun mereka tidak berhubungan dengan organ vertebrata dengan nama
yang sama). Duktus sperma membuka ke gonopore di ujung belakang binatang,
yang biasanya diubah untuk membentuk sebuah penis. gonopore ini homolog
dengan kloaka betina, tetapi pada spesies yang paling tidak memiliki koneksi
ke sistem pencernaan vestigial, yang tidak memiliki sebuah anus (Bender,
1988).
|
3.
Banyak
metazoa yang hidup di daerah-daerah ekstrim seperti lumut, kolam musiman dan
tanah becek. Beberapa hewan sering memiliki adaptasi reproduksi seperti
memproduksi telur-telur yang resisten terhadap kondisi ekstrim. Buatlah sebuah
essay mengenai adaptasi-adaptasi apa saja yang dilakukan hewan-hewan metazoa
(seperti misalnya rotifer, nematode dan tardigrade) untuk bertahan hidup pada
kondisi ekstrim!
Jawab:
Adaptasi Hewan Metazoa
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme
mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang
mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk: memperoleh air, udara dan
nutrisi (makanan), mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur,
cahaya dan panas, mempertahankan hidup dari musuh alaminya, bereproduksi,
merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya. Organisme yang mampu beradaptasi
akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi
kepunahan atau kelangkaan jenis.
Ada beberapa hewan yang dapat
melakukan adaptasi pada saat-saat yang ekstrim seperti hewan metazoa, contohnya
rotifera, nematoda dan tardigrade. Hewan-hewan ini melakukan adaptasi
berdasarkan tingkat kemampuannya. Hewan yang pertama yaitu rotifera. Adaptasi
yang dilakukan Rotifera untuk
bertahan hidup pada kondisi ekstrim yaitu Rotifera
memiliki Kista. Kista Rotifer dihasilkan
selama fase aseksual dalam sirklus hidupnya. Kista rotifer melindungi embrio
dengan menekan proses metabolisme sehingga mampu bertahan selam beberapa tahun.
Kista yang dihasilkan hampir sama dengan besar telur yang dihasilkan melalui
fase seksual. Namun bedanya mereka ditutupi oleh cangkang yang keras serta
mereka dapat bertahan dalam lingkungan yang ekstrim. Ketika berada dalam
lingkungan yang sesuai kista tersebut dapat menetas pada usia 24 atau 48 jam
pada suhu 25◦C dengan pencahayaan yang cukup. Rotifer-ritifer yang menetas
tidak digunakan langsung untuk pakan tetapi untuk inokulan untuk kultur massa.
Rotifera juga memiliki Kulit luar yang keras menutupi tubuhnya disebut lorica memberikan rotifer bentuk tubuh
yang jelas. Kadang-kadang lorica
memiliki duri anterior dan posterior yang berfungsi sebagai
pertahanan diri dari predator atau sebagai alat pengapung. Kaki yang memanjang
pada bagian posterior digunakan untuk
melekat (Bender,
1988).
Hewan
yang selanjutnya adalah tardigrade atau beruang air.. Tardigrades (dikenal
dengan Water Bears) merupakan bagian dari supefilum Ecdysozoa, filum Tardigrada
. Ukurannya sangat kecil, hidup di air, dengan kaki berjumlah delapan. Panjang
tubuh tardigrades dewasa adalah 1,5 mm, paling kecil ukurannya 0,1 mm, larvanya
berukuran 0,05 mm. Tardigrades bisa ditemukan di semua bagian dunia, mulai dari
puncak Himalaya hinngga di dasar samudera, dan dari kutub hingga di bagian
ekuator. Tempat yang paling disukai di tempat berganggang. Di pantai, tanah
maupun di air dapat dijumpai binatang mini ini. Hal yang paling menarik dari
hewan ini adalah kemampuan untuk beradaptasi di lingkungan yang sangat ekstrim.
Tardigrades dapat bertahan 1000x lipat terhadap radiasi dibandingkan binatang
lain dan juga manusia dan dapat bertahan di lingkungan yang beku suhu minus 272oC
hingga di tempat yang bertemperatur tinggi (151oC). Oleh karena itu,
tardigrades dikenal sebagai hewan yang polyextremeophiles. Dengan kemampuan
tersebut, tardigrades merupakan makhluk hidup yang dapat bertahan bila terjadi
perang nuklir atau bencana alam lain yang ekstrim. Bahkan tardigrades dapat
hidup selama 120 tahun dalam kondisi kering. Kemampuan unik lainnya dari
tardigrades adalah dapat bertahan di keadaan angkasa luar yang hampa udara.
Pada satu penelitian di September 2007, tardigrades dapat hidup selama selama
10 hari di lingkungan luar angkasa. Tardigrades yang mengangkasa menggunakan
pesawat luar angkasa FOTON-M3 oleh European Space Agency, dapat bertahan hidup
dapat keadaan hampa udara, terpapar sinar kosmik, dan bahkan dapat bertahan
terhadap radiasi UV matahari 1000 kali lebih tinggi dibandingkan radiasi di
permukaan bumi.
Kesimpulanya,
setiap hewan pastilah akan melakukan adaptasi untuk dapat bertahan hidup.
Adaptasi juga dilakukan apabila sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan
untuk hidup (ekstrim).
4.
Carilah
beberapa literature, sebut dan gambarlah paling sedikit 5 jenis rotifer, dan
jelaskan peranannya bagi Budidaya Perikanan.
Jawab:
|
Sumber:
http://protist.i.hosei.ac.jp
Makanan
merupakan salah satu faktor penunjang dalam perkembangan larva ikan, karena
ikan membutuhkan energi untuk pertumbuhan, aktifitas dan reproduksi. Sebagian
dari energi berasal dari makanan, demikian juga pertambahan biomass ikan sangat
tergantung dari energi yang tersedia pada ikan tersebut. Oleh karenanya untuk
memenuhi kebutuhan energi perlu diberikan makanan yang berkualitas tinggi
sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. Nilai nutrisi makanan, pada umumnya
dilihat dari komposisi gizinya seperti kandungan protein, lemak, kadar air,
serat kasar dan abu (Hariati, 1989). Menurut Anonimus (1990) Adapun kandungan
gizi dari rotifera adalah: kadar air 85,70, protein: 8,60, lemak: 4,50, abu:
0,70
|
Sumber:
http://protist.i.hosei.ac.jp
Keratella merupakan jenis plankton hewani yanng
hidup di perairan litoral dan termasuk pakan larva ikan laut yang penting.
Dalam percobaan pembenihan ikan laut, rotifera diberikan sebagai pakan larva
selama kurang lebih satu bulan.
Seeison
|
Sumber:
http://protist.i.hosei.ac.jp
Rotifera
telah digunakan dalam pemantauan pencemaran baik sebagai spesies bioindikator
atau sebagai bagian dari sistem penilaian saprobik untuk beberapa waktu. Mantan
hanya bergantung pada daftar spesies yang dikenal untuk menunjukkan polusi,
sedangkan yang kedua mengintegrasikan sejumlah besar karakteristik abiotik dan
biotik ke dalam variabel tunggal menggambarkan tingkat relatif eutrofikasi.
Selain itu, karena seeison relatif mudah untuk budaya dan sensitif terhadap
polutan mereka telah menjadi alat penting dalam pengujian ekotoksikologi (ET).
Brachionus calyciflorus
|
Sumber:
http://protist.i.hosei.ac.jp
Rotifera seperti Brachionus calyciflorus
yang disukai hewan uji dalam toksikologi air karena kepekaan mereka untuk
toxicants kebanyakan. Mereka juga digunakan sebagai organisme model dalam
berbagai bidang biologi lainnya misalnya karena modus menarik reproduksi mereka
dalam ekologi evolusi. Brachionus spp. mudah dipelihara dalam jumlah besar dan
karena ini digunakan untuk menggantikan zooplankton liar untuk makan pembenihan
ikan dibesarkan larva. Namun, komposisi rotifera umumnya tidak memenuhi
persyaratan gizi dari larva ikan, [2] dan sejumlah besar penelitian telah
diinvestasikan dalam meningkatkan komposisi lipid, vitamin dan mineral dari
rotifera untuk lebih memenuhi persyaratan larva ikan (Charoy,1995).
Proales sp.
|
Sumber:
http://protist.i.hosei.ac.jp
Sampai
tahun 1980-an kontribusi dari proales spp
dengan dinamika trofik danau sering diabaikan. Namun,
meskipun biomassa individu menit, ukuran populasi yang besar, ditambah dengan
tinggi turn-over membuat rotifera komponen penting dari makanan jaring
DAFTAR PUSTAKA
Tantika,
wulan. 2011. Sekilas tentang Rotivera :
http://wulantantika.blogspot.com/ sekilas-tentang-rotivera/html. Diakses
pada 31 Oktober 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar